9

364 36 2
                                        

Lucu ketika seseorang membencimu karena takut tersaingi.


"Bagus ya."

Diatas sebuah benda yang sedang berputar yang kata orang ibarat hidup. Hidup kadang diatas kadang berada dibawah.

Tangannya memegang sebuah ponsel dan mempotret pemandangan indah dari atas di dalam biang lala.

"Udah lama gak pergi ke pasar malam kita." ucap Ravel memandang wajah yang sedang tersenyum.

Gadis yang tak lain Athala itu tersenyum. "Kalau lo punya masalah. Lo harus senyum. Orang bilang jika kita punya masalah, kita harus tersenyum karena satu masalah itu akan hilang jika kita tersenyum."

Athala terkekeh. "Ngomong apa sih." ucapnya.

"Ya gitulah pokoknya ... aku juga bukan orang yang pandai berkata-kata bijak." kekeh Ravel.

Putaran berkali-kali sudah cukup baginya, dengan menikmati sebuah arum manis berwarna pink bersama sahabat kecilnya yang sudah dianggap sebagai kakak.

Tanpa mereka tahu ada dua orang juga sedang berada disana. Sedang berjalan-jalan sambil sang perempuan memegang lengan seorang cowok.

Ravel menjulurkan ponselnya yang membuka sebuah kamera, Athala mendongak dan ckrekk. Suara jepretan serta hasil foto yang candid membuat Athala merebut ponsel tersebut. "Sini." ucap Athala masih mencoba merebut.

"Dapat." ucap Athala dengan cepat berlari sambil mengotak-atik ponsel.

Dug

"Astaga, maaf. Mas." ucapnya ketika tak sengaja menyenggol orang lain membuat barang yang dibelinya jatuh.

Athala dan Ravel membantu mengambil barang-barang tersebut.

"Jalan pakai mata dong!"

Deg.

Ia mendongak, keempat orang tersebut terdiam memaku. Saling tatap satu sama lain.

"Oh jadi elo." ucapan seorang gadis sambil terkekeh sinis membuat semua sadar dari keterdiamannya.

Alvonda berjongkok membantu Athala dan Ravel. Athala langsung berdiri. Ia baru tahu yang tak sengaja ditabraknya adalah Alvonda. "Maaf saya gak sengaja." ucap tulus Athala.

Iris matanya menatap Eve yang sedang bersidekap sambil menatapnya sinis.

Eve menghela nafas kasar. Kenapa harus bertemu dengan Athala disini, Alvonda juga manis sekali dengan Athala sikapnya. Alvonda bilang ia suka pergi ke pasar malam, dan mengajaknya untuk pergi kesini. Eve sangat senang akan hal ini, tapi kenapa sikap Alvonda sangat manis dengan Athala.

"Gak papa." jawab Alvonda mengikuti Athala berdiri serta jangan lupakan senyumnya.

Athala mengalihkan pandangan kearah Ravel. "Kalian pacaran?" ucap Ravel kepada Alvonda.

"Kalian sendiri pacaran?" tanya balik Alvonda.

Eve berdecak, untuk apa Alvonda bertanya-tanya. Ia tak mau miliknya direbut oleh orang lain.

Tentang Athala [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang