only one: 13

3.8K 1K 145
                                    

double up! puter balik dulu kalo belum baca sebelumnya~~




































beberapa waktu berlalu, dan lino terus mengulang kebiasaannya. menghilang kurang lebih 2 hari lalu kembali ke teras rumah jisu.

setiap kali jisu mencuri pandangan, kresek hitam yang diketahui berisi uang itu justru bertambah besar tiap pemuda itu kembali. begitu tidak muat, akan ada kresek baru lagi yang sama penuh di tangannya.

gila.

darimana lino mendapatkan uang banyak dalam waktu 2 hari?

apa dia mencuri, merampok, atau bekerja sesuatu yang tidak pernah jisu kira?

juga setiap manik jisu bertemu dengan miliknya, dia pasti langsung melemparkan pandangan penuh harap.

jika ini animasi, mungkin di sekitar mata itu timbul banyak binaran walau raut yang ia lemparkan selalu datar.







































"lo kenapa terus di sini sih astaga." jisu mendesah kasar tepat ia sampai di rumah setelah pulang sekolah, "pergi dong."

anehnya, pemuda lee malah menyerahkan kresek penuh miliknya pada jisu.

"sorry, gue gak terima sogokan."

"kalau engga bayar uang sewa, gabisa tinggal."

"tapi rumah gue bukan tempat sewaan!"

si pemuda diam sesaat sebelum kembali menyodorkan 3 kresek besar tadi lebih dekat dengan jisu, "aku suka, di sini."

"jangan suka gue bilang!"






sebenarnya apa sih yang diharapkan dari rumah jisu? apa yang membuat lino menyukainya?

rumah itu tidak terlalu besar walaupun terasnya cukup luas, terlampau sepi karena hanya jisu sendiri yang menempati, dan penuh dengan penyesalan karena merupakan satu-satunya warisan yang bisa dia miliki sepenuhnya.

walaupun bibi terhitung lumayan sering menemuinya, jisu masih tetap merasa dibuang. dia selalu merasa bibi terpaksa menemuinya entah mengapa.

tapi kini, itu tidak terlalu masalah karena jisu sudah biasa sendirian.

dan tidak terlalu masalah karena yang menjadi masalah adalah pemuda di hadapannya saat ini.







































"kenapa? kamu sendirian, aku juga. engga ada salahnya aku nemenin kamu."

"lo tau darimana gue tinggal sendiri?!"

pemuda itu tetap dengan muka datarnya, "dilihat sepintas juga pasti tau 'kan?"

"apa?"

"kelihatan kok, makanya aku mau tinggal di sini."

dia sebenarnya membicarakan apa sih?!

jisu mendecak, "g-gue sebenernya ga tinggal sendirian tau! ada bibi yangㅡ"

"engga ada, aku selalu mengawasi tempat ini dan engga ada siapapun yang datang selain kamu."

"wah, lo ngawasin gue?" andai saja jisu lebih berani, dia pasti langsung meninju muka pemuda itu ketika dia mengangguk sebagai balasan pertanyaan jisu, "waktu itu lo bilang lo diawasi sekarang lo ngawasin gue?"

pemuda itu membisu.

"lo beneran mau tinggal di sini sampai ngawasin gitu?"

"iya..."

"bayar pake uang di semua kresek itu?"

"iya..."

"lo dapet darimana uang-uangnya? kalo uang haram, gue gamau ya!"

"engga bakal aku ceritain kalo gak boleh tinggal..."

"hhhh yaudah deh, lo boleh tinggal!"










































jisu benar-benar tidak mengerti hantu mana yang merasuki dirinya hingga dia berani menginjikannya untuk tinggal.

ah, jisu bisa gila.

[v] one & only ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang