focus: lia, lino
gadis itu mengusap tidak nyaman lengan atasnya.
setelah pertemuannya dengan seungyeon, pikiran lia kacau balau. seolah dalam sekejap saja lia sudah meragukan identitasnya sendiri. apa ini efek kelelahan sehabis dari vila sehingga lia menjadi sangat sensitif? atau dirinya sendiri lah yang memang menghadirkan keraguan ini?
gadis choi kemudian menatap ke segala penjuru kamar kecil yang menjadi tempat pijakannya saat ini. bukan bilik gelap tadi, ruangan yang satu ini lebih pantas untuk dikatakan kamar. beberapa perabotan selayaknya kamar tidur ada di sana. namun, yang menjadi fokus lia sedari tadi adalah jendela dengan pembatas besi. jendela itu eksplisit menjelaskan jika lia tidak boleh sampai kabur dari sini.
lia menghela napas, apa yang akan dia lakukan setelah ini? lia sudah lelah berteriak meminta dilepaskan, dia sudah terlampau lelah memohon kepada lino hari ini. tenggorokannya sakit, mungkin baru besok lia bisa memberontak lagi.
tapi lia merasa sedikit aneh, memangnya tidak ada ya yang mendengar teriakan lia di luar sana? padahal gadis itu sudah mencipta gaduh sedari awal. padahal rumah tempatnya disekap ini pasti sumber bising berkat pertengkaran lia dengan lino, irene, bahkan seungyeon. gadis itu memang tidak tahu alamat tempat ini, tapi masa tidak ada seorang pun tetangga yang mendengarnya?
cklek!
lia tersentak mendengar pintu yang dikunci itu terbuka. dalam waktu singkat wajahnya menggelap, "ngapain ke sini?" tatar si gadis dingin.
lino mengangkat bahu, beranjak mendekati lia yang duduk di atas ranjang lapuk, "makan." katanya sambil menyodorkan sepiring makanan pada lia.
"apa?"
"makan, lo belum makan dari kemarin."
"oh, lo peduli sama gue ceritanya?" lia mendecih, "kalo lo memang peduli, mending lepasin gue. gue bisa cari makan sendiri tanpa lo harus nambah uang pengeluaran buat ngasih makan gue."
lino tidak peduli, pemuda itu malah ikut duduk di pinggiran ranjang, "makan."
"lo gak denger gue ngomong apa?! gue gamau!" rasanya tenggorokan lia semakin sakit, tetapi dia tetap bersikeras untuk membentak, "mending lo lepasin gue!"
bukannya menjawab, lino malah melenggang keluar kamar lalu sekian detik berikutnya kembali dengan segelas air ditangan. lino lagi-lagi menyodorkannya pada lia, "minum."
"lo tuli?!"
"tenggorokan lo pasti sakit." ditawarkan sekali lagi gelas itu, "minum, lo haus 'kan?"
"apa sih, sok peduli banget?!"
"tapi gue memang peduli!"
lia tertawa sinis, "peduli? peduli dari mana, hah?! kalo lo memang peduli, cepet lepasin gue! gue mau pulang!"
"minum terus makan." tanpa aba-aba, lino meraih tangan lia. menaruh gelas itu digenggaman si gadis dengan sorotan mata pepar, "minum terus makan, sebelum gue apa-apain."
napas lia tercekat, apa yang pemuda itu maksud?!
"sinting! loㅡ"
singkat waktu, pemuda itu tiba-tiba saja menyisakan jarak minim dengan lia. wajah lino begitu dengan dengan gadis choi, sedikit lagi, sedikit lagi lino pasti sudah berhasil menghapus jarak itu, "kalau nolak, gue cium loh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[v] one & only ✓
Fanfictionbagi lino, jisu adalah satu-satunya. ft. lee know, lia. est. 2020 ⚠️ violence, murder, harsh words, lowercase, unrevised