only one: 29

3.1K 828 254
                                    










































tidak jelas apa yang mereka lakukan setelah diusir, yang pasti seungmin dan jisu sekedar berdiri berdampingan di lorong kelas ditemani pendar menjelang sore yang menembus jendela lorong tempat mereka berpijak.

jisu tampak memainkan kaki, rambut sepundaknya sedikit menghalangi wajah ketika dia menunduk menatap kaki. sementara di sisi lain, seungmin sedang menimbang kata yang tepat untuk kembali merajut kata.

seungmin tidak tenang dengan sikap jisu yang kekanakan setelah menjalin hubungan dengan pemuda lee. jisu seperti kehilangan sosoknya sendiri dan seungmin tidak menyukai itu.

seungmin juga yakin teman jisu yang lain juga tidak menyukainya. bahkan soobin sempat nekat mengajak gadis itu makan siang bersama sebab kesal tidak bisa dekat dengan jisu lagi dan tentu saja berakhir mendapat bogem mentah dari lino.















































"ck, posesif."

jisu tetap memainkan kakinya.

"cowok lo posesif, ji. lo gak sadar?" seungmin menyadarkan kepala pada kaca jendela, "lo dijauhin dari kita semua. gue memang sebatas temen, tapi gue gak suka. gue ngerasa bukan temennya jisu lagi."

jisu menyelipkan rambut, melirik manik pemuda kim, "gue sadar tapi gue ngerasa baik-baik aja. gue gak masalah dia mau lakuin apa aja."

"mukul soobin hari itu juga gak masalah? bentak heejin yang ngajak lo main waktu istirahat juga gak masalah? lo juga gak masalah jauh sama gue?" seungmin mengerutkan dahi, "nakyung sampe cerita panjang lebar ke gue soal lino yang terang-terangan misahin lo dari nakyung. nakyung peduli sama lo, makanya dia minta tolong ke gue soalnya dia tahu gue yang paling deket sama lo."

jisu menggigit bibir, "gue gak bisa lakuin apa-apa, min."

"lo bukan enggak bisa, tapi lo yang gamau! coba lo inget apa yang udah lino lakuin? bukannya annoying banget? bukannya itu ganggu lo banget? dari masih orang asing tidur di teras sampe sekarang, bukannya dia ganggu?"

"gue...biasa aja." jisu menggeleng pelan, "awalnya memang ganggu, tapi makin ke sini gue biasa aja."

"oh, astaga. lo dikasih pelet apa sih sama lino?! gue rasanya kayak gak kenal lo!" seungmin mendecak, "ji, gue tau lino pacar lo. statusnya lebih tinggi daripada gue yang cuma temen apalagi kalian serumㅡ"

"lo mau bilang lo lebih peduli daripada lino?"

seungmin terperangah, terkejut bagaimana bisa gadis itu mengerti jalan pikirnya, "gueㅡ"

"lino jauh lebih peduli daripada lo, min. lo di sini ada cuma bantu gue waktu susah sedangkan lino ada buat gueㅡsetiap saat."

"oh, gitu? jadi lo merasa disayang setelah jadi anak yatim piatu? lo sangking kesepiannya jadi enggak bisa lepas dari lino?"

"seungmin!"

"gue ngerti, ji. tapi tolong inget satu hal,

















































gue pasti ada buat lo waktu lo susah, kapanpun."



































































"tadi bicarain apa sama seungmin? tegang banget."

"loh, lo tau?"

petang hari, jisu dan lino berjalan pulang bersama. hanya berdua, tidak ada lagi seungmin, tidak ada lagi soobin. semua berjalan atas kehendak lino yang hanya ingin bersama jisu baik berangkat ataupun pulang sekolah.

jisuㅡtidak bisa melakukan apapun. gadis itu sudah diberi garis batas sebagai penerima kehendak pemuda lee. jisu diam-diam memikirkan ucapan seungmin, dia tidak bisa atau tidak mau?

jujur saja, tidak ada titik kesalahan pada perkataan seungmin. termasuk jisu yang merasa disayang dengan afeksi berlebihan oleh lee minho. jisu memangㅡmerasa disayang.

setelah hidup hampa afeksi selama beberapa tahun, akhirnya jisu bisa merasakannya lagi. berkat perhatian yang sering lino keluarkan, jisu jadi takut kehilangan perhatian itu.

jisu takut kehilangan lino, jisu takut kesepian lagi.


















































"keliatan aja." singkat lino kemudian.

"lo ngawasin gue lagi?" jisu hafal sekali dengan tingkah lino yang tidak bisa lepas darinya, "sudah gue bilang jangan, mending lo fokus pelajaran."

"tapi siapa tau soobin deketin kamu lagi, siapa tau temen-temen perempuan kamu ngeribetin kamu lagi."

jisu spotan menggeleng, "enggak, kita cuma ngomongan biasa kok, beneran. jangan pukul seungmin, please?" dan gadis itu juga hafal derajat tempramen hampir melangit milik lino hingga membuatnya ringan tangan.

"kenapa?"

"gak ada kejadian mukul lagi kayak lo mukul soobin, gak ada lagi."

"asal kamu gak deket-deket, aku gak bakal aneh-aneh. termasuk temen perempuan kamu yang suka ngeribetin, aku gak ragu loh ya sekalipun mereka perempuan."

"aduh, iya iya."
































































jisu memang tidak bisa melakukan apapun.

[v] one & only ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang