focus: seungmin and his friends:p
lemparan roman bingung langsung menyambut hyunjin dan juga seungmin begitu mereka masuk ke dalam rumah felix.
tentu saja alasan mereka bingung adalahㅡwajah hyunjin. raut pemuda itu tampak syok, blak-blakan menjelaskan jika dia ngeri akan sesuatu. sangat berbanding terbalik dengan pemuda di depan hyunjin yang memasang senyum tipis untuk menyapa mereka semua. seungmin tampak mengeluarkan bunga, sedangkan hyunjin tampak dipenuhi dengan rundungan gelap pada setengah wajahnya.
padahal dikeseharian, hyunjin-lah yang biasa memekarkan bunga dan seungmin cenderung tak minat memasang ungkapan pada air muka. makanya, mereka heran melihat hyunjin dan seungkin yang saling berantonim seperti saat ini.
"sakit, jin?" cetus yeji pada akhirnya.
"n-no." balas hyunjin, mengambil tempat lumayan jauh dari seungmin berada.
yeji mengernyit, "tapi wajah lo gitu amat."
"seungmin bikin ngeri." katanya lugas, "masa gue disuruh jadi orang baik soalnya tambah cakep..."
tidak ada jawaban berarti selain mata membelalak untuk kim seungmin. oh ayolah, memangnya seaneh itu ya seungmin menyanjung sesekali? apa mereka tidak bosan dengan seungmin yang terus-terusan serius dan tidak berselera pada humor?
"lagi mood memuji, gak boleh ya?" tukas seungmin akhirnya.
jisung menganga, "bukan gak boleh...cuma kayak bukan lo aja..."
seungmin sekedar mengendik.
"ini udah lengkap semua 'kan?" chaeyeon kemudian mengambil alih pusat atensi. mulai menghitung jumlah mereka semua yang ada di sana, "pas 10 orang, yuk lix mulai sekarang ceritanya. kak chan sama jeongin udah tau masalahㅡeh, tapi 'kan seungmin belum tau?"
felix menyahut, "seungmin sudah tau kok."
"loh??? kok????" celetuk hyunjin.
"ah, gimana ya jelasinnya..." felix mengusap tengkuk, "gue tau lia ada masalah sama kak lino dari dia sih. eh, tapi awalnya dari chaewon. sejak diberi tau seungmin, gue lama-lama ngerti ada masalah apa lia sama kak lino."
ryujin mengernyit, "kok chaewon ikut-ikutan juga?"
"oh, kalian belum tau ya? kak lino itu saudara tiri gue sama chaewon." felix mengulum bibir, "permintaan gue ke chaewon buat engㅡ"
"LAH BANG LINO BENERAN KAKAK TIRI LO????" seruan jisung seakan mewakili tatapan membelalak mereka semua kala mendengar kalimat felix, "awalnya gue engga ngeh waktu papa lo cerita pas nganterin pulang dari villa, bERARTI DIA ANAKNYA TANTE IRENE YANG CANTIK ITU?"
"iyㅡ"
belum sempat membalas, ucapan felix harus disela terlebih dahulu oleh seungmin, "bukan anak kandung, bang lino itu cuma anak pungutnya tante irene."
giliran seungmin yang dihadiahi mata horor mereka semua. pemuda itu lantas melanjutkan, "bang lino udah engga ada orang tua, terus diangkat anak sama tante irene buat balas dendam ke lia."
seungmin sadar jika dia tidak bisa terus-terusan menyimpan semuanya sendirian. seungmin sadar dia harus meluruskan semua. teman lia sekarang bukan hanya dirinya saja. lia bukan lagi jisu si teman dekat seungmin, bukan lagi gadis yang terus-terusan menempel pada seungmin seperti dulu.
kini gadis itu memiliki banyak teman yang sanggup untuk mengkhawatirkannya, banyak teman untuk mengetahui kisah hidupnya barang sedikit. pula teman yang siap mengulurkan tangan kala lia terperosok jatuh.
selain itu, seungmin juga harus menjelaskan tentang lino yang bahkan keluarga tirinya saja tidak tahu. seungmin yakin lino tidak pernah menyinggung soal asal usul, hidupnya selama ini, hingga hubungannya dengan irene yang seolah menjadi belenggu kasat mata. seungmin bisa memastikan jika pemuda itu tidak pernah menuturkan apapun tentang lakon hidupnya pada keluarga felix.
"kok lo ngomong gitu, min?" bisa dilihat raut heran milik lee felix, "tau darimana?"
"terserah mau percaya apa enggak, gue di sini cuma mau cerita aja." ujar seungmin tanpa tahu jika mereka tidak pernah meragukan tuturannya, "gue udah kenal lia sama bang lino dari lama. gue juga sempet satu sekolah sama mereka."
yeji mengerjap, "oh ya? tapi lia kok engga pernah cerita kenal lo dari lama?"
"i-itu," topik yang berusaha seungmin hindari tak disangka muncul dalam sekejap. terpaksa dia berkilah, "gara-gara masalah sama bang lino, d-dia syok terus sempet memory loss. makanya mungkin dia lupa sama gue dan gue juga enggak berniat ngingetin lia."
"serius?" gambaran khawatir tercetak jelas di wajah chaeyeon, "memangnya masalah lia sama kak lino apaan sih?"
seungmin melirik felix sesaat, "lix, lo tau 'kan?"
felix mengangguk ragu, "murder?"
"iya."
"tapi min, lia masih ada di sini loh? dia belum meninggal kayak berita di koran." cetus pemuda lee lagi.
hyunjin menggeleng ricuh, "apaan weh murder?! murder artinya pembunuhan 'kan?! maksudnya apaaaaaa?"
"lia hampir dibunuh sama bang lino." singkat seungmin tetapi dapat mengundang protes dari chan.
pemuda berdarah australia itu menyangggah, "lo enggak bercanda 'kan min? lino itu temen gue, temen lo juga. kalo lo enggak tau aslinya mending lo jangan cerita yang engㅡ"
"tapi gue juga temen lo kak." sela seungmin, "dari awal temenan sama kalian, dari awal gue tau bang lino ikut pertemanan kita, gue mau ceritain semuanya. engga tau dia yang pura-pura gak kenal sama gue atau gimana, yang jelas bang lino itu engga kayak yang kalian kira."
"m-maksud kak seungmin apa?" cicit jeongin, ikut angkat suara. "kak lino, orang jahat?"
seungmin menghela napas, "dia bukan orang jahat kok."
"t-terus?"
"bang lino itu cuma terlalu baik, sampai-sampai engga bisa ngebela dirinya sendiri. cuma itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[v] one & only ✓
Fanfictionbagi lino, jisu adalah satu-satunya. ft. lee know, lia. est. 2020 ⚠️ violence, murder, harsh words, lowercase, unrevised