"pagi, ji."
baru saja membuka mata, jisu langsung dihadapkan dengan lino yang melempar senyum tipis padanya. rambutnya berantakan, bajunya sedikit jatuh hingga mengekspos sebagian pundak lebarnya, dan tentu saja jisu menjerit dalam hati melihat pemandangan yang lino suguhkan.
jisu tidak bisa membayangkan bagaimana rupanya saat ini. dia hanya merasa, muka bangun tidurnya pasti sangat tidak enak dipandang dan jisu malu mengetahui lino melihat wajahnya sekarang yang sedang tidak ada bagus-bagusnya.
sangat berbanding terbalik dengan pemuda di depannya ini. mau bangun tidur, belum mandi, dan apapun situasinyaㅡjisu rasa kualitas visualnya sama sekali tidak pernah menurun.
ah, sepertinya gadis itu melupa. ketika lino masih seorang pemuda kumuh yang mendadak tinggal di rumahnya saja, jisu sudah menceploskan kata tampan dalam hati.
"lo kok ada di kamar gue?!" bentak jisu lantas. semenjak mengikararkan diri sebagai kekasih jisu, lino memang seperti itu. batas untuk tidak memasuki kamar jisu seakan hilang begitu saja. "lo tidur di sini semalem?!"
"tadi malem gak bisa tiduur, makanya ke sini." pemuda itu menyandarkan punggung, "tapi, cuma tidur doang kok gak ngapa-ngapain lagi."
"beneran tidur?"
"iyaaa,
"serius?"
"dua rius."
jisu menghela napas gusar, "jangan masuk-masuk kamar gue lagi dong..."
"kenapa?"
"e-enggak baik buat jantung gue..." gumam si gadis pelan.
"apa?"
"gak, gapapa, pokoknya lain kali jangan masuk kamar gue lagi."
jisu tahu itu percuma karena pada dasarnya, dia sudah berbicara seperti itu berulang kali. namun, kalimatnya seolah masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri alias sekedar menumpang lewat dipikiran lino.
tentu jisu yang berubah payah ini tidak bisa memaksa lebih lanjut. sebatas satu kalimat dan selesai. dia tidak bisa melawan lino yang keras kepala.
"siap-siap berangkat yuk, ji?"
termasuk melawan sikap manis lino seperti saat ini, mengusap lembut puncak kepala jisu.
ㅡ
"oh iya ji, dari tadi pagi sebelum kamu bangun, hp mu bunyi terus tuh. tapi, aku matiin soalnya takut kamu keganggu."
"loh, kok gak bilang dari tadi??"
jisu yang sudah siap memakan selembar roti terpaksa menaruhnya kembali demi meraih handphone-nya di kamar. sesuai ucapan lino, 21 lebih notifikasi terpampang jelas di layar. dengan cepat jemari jisu mengeceknya, 17 telepon tak terjawab dari seungmin dan 4 chat belum terbaca dari seungmin juga.
ada apa?
sebagian besar seungmin lalukan sekitar pukul 4 pagi yang pastinya jisu masih berpetualang di alam mimpi dan sebagian lagi sekitar setengah 6, tetapi jisu tidak mendengarnya sebab lino mengheningkan handphone-nya. belum pernah seungmin menghubungi jisu sebanyak itu, apalagi di pagi hari. membuat jisu lantas menghubunginya kembali.
📞 seungmin
"haㅡ"
"astaga, jisu! lo ke mana aja sih, gue telponin dari pagi juga?"
"gue jam segitu belum bangun, please deh kim seungmin. lo tau sendiri 'kan gue bangun pagi sekitar jam 5?"
"iya deh iya! gue mau beri tau sesuatu sama lo, makanya gue telponin dari pagi!"
"beri tau apa?"
"lo bisa gakㅡ"
"eh, eh?! lino! jangaㅡ"
"halo, ji? jisu, ini penting banget!"
"lino! lo ngapaiㅡ"
"jisu? jisu, please dengerin gue..."
"halo?"
"ya, ji??? ini masih lo 'kan? gueㅡ"
"kita mau berangkat, bicara lagi di sekolah aja."
tut.
telepon dimatikan secara sepihak oleh lino yang berhasil merebut benda pipih itu dari jisu sekian detik yang lalu.
pemuda itu dengan lancang menarik handphone dari tangan jisu, berbicara seenaknya, dan juga mematikan sambungan seenaknya. puas melakukan, lino menyodorkan kembali benda itu pada jisu.
jisu membentak, "lo ngapain sih? gue lagi telpon sama seungmin! lagian berangkatnya masih nanti, gue belum sarapan!"
lino mendecak, "ngeribetin, telepon pagi-pagi. yang telepon waktu kamu tidur juga dia?"
"dia telpon soalnya ada yang penting, gak lebih dari itu!" jisu menghela napas kesal, berjalan menuju dapur dan memakan kembali rotinya, "kalo seungmin telepon balik, awas ganggu lagi."
panjang umur, di saat yang sama seungmin ternyata menghubungi jisu lagi. dan di saat yang sama pula, lino merebut paksa handphone itu bahkan sebelum jisu sempat mengangkat panggilannya.
"loh, apa-apaan sih?!"
lino dengan raut dinginnya berujar, "hp-mu aku simpen atau seungmin aku pukul?"
"kok mainnya ngancem?!"
"kalo enggak gitu, kamu gak bakal dengerin aku."
"tapi seungmin juga butuh didengerin!" bentaknya.
"choi jisu,"
"lee minho," jisu mengadahkan tangan, "balikin hp-nya."
lino giliran menekan tiap kata nama jisu, "choi jisu."
"balikin!"
dan semakin menekannya seiring dengan tatapan yang menyengit, "choi jisu.."
"ck, fine terserah! ambil aja hp-nya sekalian!"
begitu gadis itu berbalik marah, lino malah tersenyum penuh kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[v] one & only ✓
Fanfictionbagi lino, jisu adalah satu-satunya. ft. lee know, lia. est. 2020 ⚠️ violence, murder, harsh words, lowercase, unrevised