focus: lia, lino, irene
air mata itu sama sekali tidak berhenti membuat kias pada wajah manisnya.
eksplisit menggambarkan betapa gelisah, takut, dan kalut perasaannya saat ini.
entah berapa banyak kalimat yang disuarakan benaknya jika dia akan baik-baik saja. lia akan baik-baik saja, lia pasti bisa keluar dari sini jika dia bisa menghentikan tangisnya dan mulai menyusun rencana untuk kabur. namun tak disangka, titik-titik air itu menyandang samudra dibaliknya. ibarat kata bendungan di penghujung lia runtuh, membebaskan lautan tirta tanpa ada kiprah yang bisa memperbaikinya.
tidak ada hal berarti yang dia pikirkan ketika menangis. hanya sebatas, aku ingin pulang, aku ingin bebas, aku ingin bertemu ayah dan ibu. juga lagi-lagi serangan dejavu yang menghantam kesadarannya. lia bahkan masih dipaksa paham jika dirinya pernah mengalami hal sama di waktu sebelumnya.
tapi kapan?
kapan lagi lia pernah diculik seperti ini?
padahal seingat lia ini yang kali pertama. diculik oleh pemuda yang mengaku telah mengenal lia sejak lama juga menudingnya dengan nama choi jisu. membuat lia merinding bukan main dengan menyuarakan jika lia adalah satu-satunya untuk si pemuda.
"ji?" pintu terbuka bersamaan dengan lino yang kembali masuk, "jiㅡ"
"sudah gue bilang, gue bukan jisu!" air mata gadis choi kian berderai, "lepasin gue! lo salah orang!"
"ssst...gimana bisa salah orang sih?" lino berjalan mengkikis jarak, menghampiri lia yang panik ditempat melihat pemuda itu mendekat. namun lino tidak peduli, dia justru melangkah ke arah punggung lia, "gue gak buta ji, gue bisa lihat lo belum mati hari itu."
"maksud lo apa?!"
perlahan pemuda lee melepaskan ikatan ditangan lia, "waktu itu gue marah, gue mau ngebunuh lo. tapi, lo gak mati."
lia bisa merasakan napasnya tersendat. matanya melotot tidak percaya juga lidah yang mendadak kelu begitu mendengar lontaran lino. ikatan yang terlepas membuat tangan lia jatuh menjuntai lemas. lia bahkan tidak bereaksi apa-apa saat lino dengan lancang memegang kakinya, membuka belenggu lain yang menahan tungkai si gadis.
lino bilang dia mau membunuhnya?
lia yakin dia bukan jisu, tapi gadis itu merasa kata-kata itu benar menceritakan dirinya. benar mengisahkan lia yang menerima niat jahat itu.
"lo gak inget apa-apa 'kan? mau gue bantu nginget engga?"
lia tidak membalas pertanyaan lino. gadis itu sekedar menatap sengit lino yang beralih menggenggam pergelangan tangannya.
"ayo ikut gue." pemuda lee mulai menarik lia, "ikut gue keluar biar lo tau kalo lo memang jisu."
"gamau..."
"terus? lo mau gelap-gelapan sendirian di sini?"
lia tidak peduli, apa saja asalkan tidak bersama lino. "biarin, mending gue di sini daripada keluar sama lo."
"oke kalo itu yang lo mau." jisu kira lino akan keluar dan meninggalkannya seorang diri di bilik gelap ini. namun sialnya, pemuda itu lagi-lagi bertindak lancang. lino dengan kurang ajarnya menggendong badan lia, "gue tau lo masih keras kepala kayak dulu, jadi gue gak punya pilihan lain."
"brengsek! lepasin gue!" meskipun lia berontak dalam rengkuhannya, lino tidak berhenti membawa gadis itu keluar, "lepasiiin!"
memenuhi permintaan gadis choi, lino menurunkan lia disebuah sofa, "duduk di sini, jangan ke mana-mana."
dan lia tentu langsung berdiri, siap melangkah tanpa tujuan, "terserah gue!"
"duduk gue bilang!"
"gaㅡ"
"duduk atau gue ikat lagi kayak awal tadi?!"
"ikat aja!" lia mendecih, "gue gak pernah minta dibawa keluar! lo aja yang maksa gue, gue gamau duduk di sini!"
"terus mau kemana?"
bukan, itu bukan lagi suara lino yang memaksanya duduk.
seorang wanita anggun mendadak bergabung diantara keduanya. memandang lia sinis dari puncak kepala hingga ujung kakinya yang tak beralas. menggambar jelas kebencian pasa paras ayunya. lia yakin yang berdiri di sana adalah ibu tiri felix, lia yakin sekali ituㅡ
"tante irene?!" entah mengapa lia merasa lega dan takut di saat bersamaan, "t-tante kok ada di sini?"
"saya kira kamu bakal ingat semuanya begitu kamu lihat wajah minho dengan jelas." irene mendekat ke arahnya, "jadi minho gak bohong ya? choi jisu benar masih hidup tapi ingatannya diubah dan sekarang bernama choi lia?"
"t-tante, felix kecelakaan loh? tante hilang, tapi ternyata tante ada di sini."
"saya gak peduli, saya menikah dan bergabung dengan keluarga itu cuma mau dapetin kamu."
"m-maksud tante apa?"
"kamu juga gak ingat saya?" irene tersenyum, mengeluarkan pistol dari balik gaun yang dia kenakan lalu menodongkannya tepat dipelipis lino, "begini? kamu jugak enggak ingat?"
lia tidak tahu, tapi tiba-tiba saja kepalanya terasa sangat sakit. dia seperti pernah melihat adegan itu, tetapi buram. ketika lia mencoba mengorek memorinya, dia tidak melihat apa-apa dan justru dihantam dengan rasa sakit yang luar biasa.
kenapa?
kenapa lia terus-terusan merasa dejavu seperti ini?
kenapa mereka terus menghadirkan pemandangan dan perasaan yang tidak asing bagi lia?
apa mungkin, benar lia adalah choi jisu yang mereka maksud?
KAMU SEDANG MEMBACA
[v] one & only ✓
Fanficbagi lino, jisu adalah satu-satunya. ft. lee know, lia. est. 2020 ⚠️ violence, murder, harsh words, lowercase, unrevised