focus: lino, lia
lia melamun, memperhatikan pendar pagi yang berebutan masuk lewat kaca jendela tertutup tempelan kertas itu.
sudah berapa lama ya lia menghabiskan waktu untuk melamun? 1 jam? 2 jam? tidak, lia ternyata menghabiskan semalam suntuk hanya untuk melamun. gadis itu jelas kesulitan tidur dalam situasi seperti ini. ditambah kalimat-kalimat lino yang semakin membuat kusut benang pikiran di dalam kepalanya. mata lia lelah, tetapi pikirannya jauh lebih lelah.
ibarat kata, batinnya kini sedang dipermainkan. ditarik ke sana kemari tanpa sela dan melaju naik turun tanpa interval. lia merasa takut, kalut, resah, dan bingung. untuk kesekian kali, gadis itu tidak mengerti apa maksud lino sebenarnya. dari potongan-potongan yang telah diceritakan, lia awalnya menganggap lino adalah orang jahat. dia sudah menyulik dan mengurung lia, wajar gadis itu melihat lino sebagai sosok jahat.
namun, tiba-tiba saja ajakan kabur lia dapatkan. hinggap bak langau, titik bak bujan. lia dari awal tidak pernah mengira persuasi seperti itu akan jatuh dari mulut si penculik itu sendiri. lino mengajaknya kabur? lantas untuk apa pemuda itu menggiringnya ke sini? lino bilang dia butuh lia untuk bebas, tapi memangnya apa yang bisa lia lakukan?
di saat semua cerita lino hanya terasa seperti percikan kecil dalam pikirannya, tidak terlalu berarti, apa yang bisa lia lakukan agar bisa kabur dari sana bersama lino?
tok tok tok!
"boleh masuk?" suara berat terdengar menyusul ketukan pintu di luar sana, "gue bawain sarapan, buat lo."
lia memilih diam, hingga pintu berhasil di buka lia masih tidak berniat bicara. gadis itu sekali lagi dibuat bingung, bukan langkah lancang yang berburu masuk seperti sebelumnya, kali ini lino malah meminta izin untuk masuk terlebih dahulu?
"udah gue kira lo lagi bengong." pemuda itu berjalan, langsung mengambil tempat di pinggiran ranjang, "nih, sarapan."
lia mengerjap, sekedar memperhatihakan uluran piring ditangannya, "mau lo apa sih sebenernya?"
"hm?"
"lo nyulik gue, lo ngiket gue, lalu tiba-tiba lo ngajak kabur?" kernyitan timbul di wajah lia, "gue tanya, mau lo apa?"
pemuda lee malah menggeleng, "makan dulu."
"gue tanya, maksud lo apa kak lino!"
ah, panggilan itu.
lino tersenyum, sedikit berdesir ketika panggilan itu keluar dari mulut lia. panggilan yang 5 tahun belakangan ini menjadi kata yang paling ingin dia dengar oleh suara si gadis, "gue juga...gatau."
"loh?! kemarin lo cerita panjang lebar, lo bilang lo suka gue, terus ngajak kabur, dan sekarang lo bilang gatau?! maksud lo apa sih?!" bentak lia seakan tidak ada habisnya, "gue bingung! gue mau bebas dari ini tapi gue ngerasa ada banyak hal yang gue lupain."
lino mendadak menatapnya lekat, "berarti lo...dejavu?"
"kenapa?! puas bikin gue bingung kayak gini?!"
"bukan, gue cuma seneng." dia menahan senyum, "makan dulu yuk?"
"enggak!"
"makan, abis itu gue janji bakal ceritain apapun yang pingin lo tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
[v] one & only ✓
Fanfictionbagi lino, jisu adalah satu-satunya. ft. lee know, lia. est. 2020 ⚠️ violence, murder, harsh words, lowercase, unrevised