only one: 33

3.1K 837 430
                                    
















































"ji?"

"hm?"

"enggak, kamu diem aja daritadi."

setelah pertemuan dengan bibi choi, pada akhirnya mereka tetap berjalan-jalan. meminta izin untuk keluar di jam siang menjelang petang karena terlampau lama berbincang dengan sang bibi.

bibi choi dengan mudah mengizinkan, seolah sudah lama mengenal lino sampai-sampai membuatnya percaya untuk membiarkan keponakannya berjalan dengan pemuda lee.

tidak bermaksud hiperbola, tetapi menurut jisu, seharusnya bibi merasa sedikit ragu. seharusnya bibi merasa ragu kala membiarkan jisu pergi dengan lino. seharusnya dimata bibi, lino adalah sosok asing. bukan sosok yang dia percayai begitu saja hanya dengan mendengar kata uang dari mulutnya.

ah, terseralah.

sampai kapan pun juga jisu tidak akan pernah mendapat sedikit saja afeksi sang bibi.

























































"kamu gapapa?" lino kembali angkat suara.

"apanya?"

"tante mobil merah itu. difoto yang ditunjukkin bibi kamu, itu 'kan tante yang waktu itu?"

jisu juga tahu, "terus kenapa?"

"kamu gak takut? bibi kamu bilang, ah tetangga kamu bilang dia sering parkir di depan rumah kamu? katanya dia ngawasin, kamu gak takut?"

"takut, tapi bukannya lo yang lebih takut?" jisu masih ingat rupa pucat lino saat bibi menceritakan soal mobil merah, juga ingat lino yang gemetar hebat saat mereka bersama soobin pertama kali memergoki wanita itu, "tadi lo pucet banget, waktu dulu sama soobin juga lo sampe gemeter. jangan-jangan lo kenal dia?"

lino menggeleng, "perawakan tante mobil merah itu persis sama tante jahat waktu itu. yang nodong pake pistol dulu waktu kita pertama kali ketemu, kamu inget?"

"terus apa hubungannya?"

"yah, sebut aja trauma. aku jadi refleks takut."

jujur saja, jisu tidak terlalu mempercayainya. dia masih mengira jika wanita mirip jihyeon itu adalah kenalan lino. namun sekarang, jisu sedang tidak ingin menambah beban pikiran. jadi, ya sudahlah. terserah apapun yang lino katakan.
































































"ji, aku boleh tanya sesuatu?"

"apa?"

"kalau misal kamu ini orang yang beberapa tahun gak pernah ngeliat dunia luar terus suatu hari kamu diperbolehkan ngeliat dunia luar lagi tapi ada syaratnya, kamu bakal ke mana?"

"syaratnya apa dulu?"

"jawab aja, kamu mau ke mana."

jisu terdiam sesaat, memperhatikan pemandangan yang disuguhkan oleh semesta di tempat lino membawanya pergi. omong-omong, lino ternyata hanya mengajak jisu menyusuri satu jalan dengan sungai di sampingnya.

tidak seperti dugaan jisu. lino ternyata hanya mengajaknya menikmati lanskap sungai jernih dengan rindang pohon menutupi beberapa petaknya. berlatar bumantara senja, mereka juga berjalan di atas jembatan lawas yang terbentang di salah satu sisi sungai.

[v] one & only ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang