only one: 17

3.9K 1K 247
                                    












































tidak tahu butuh berapa kali dan butuh berapa banyak kalimat untuk meyakinkan seungmin jika dia baik-baik saja. jisu terus menekankan fakta bahwa dia lah yang mengizinkan lino. dia lah yang membiarkan pemuda asing itu tingga bersamanya.

namun, teman jisu yang satu ini tetap tidak terima dengan pernyataan jisu. sementara gadis choi menekan opininya, seungmin malah beragumen jikalau lino adalah seorang lelaki. lelaki dengan fakta memiliki fisik dua kali atau bahkan tiga kali lebih besar dari jisu.

seungmin ragu lino akan selamanya menjadi sosok lugu yang dia lihat tadi karena pemuda kim yakin, sewaktu-waktu lino pasti bisa mengambil kesempatan untuk menyerang jisu.









































"lo baik-baik aja sama lino?"

"astaga min, gue beneran gapapa kok! gue sendiri 'kan yang ngajak dia tinggal sama gue?"

seungmin menyanggah, "tapi dia cowok, ji. lo ga ngerti cowok itu gimana."

"gue juga engga ngerti kenapa cowok di depan gue ini sebegitu khawatirnya." jisu membuang napas kecil, "gue gapapa, serius."

"soalnya lo temen gue! lo gak kepikiran gue ngomong gini? padahal lo sendiri yang bilang kalo firasat gue gak pernah salah!" seru pemuda kim.

"gue tau, tapi masa gue mau narik omongan sendiri?"

"gapapㅡ"

"enggak, gue beneran gapapa kok, min. entar kalo ada apa-apa gue bakal cerita ke lo kok." ujar jisu, memasukkan ketenangan dalam kalimatnya.

"janji?"

"iya~"

"serius, lo janji?"

"iyaaaa~"

"serius, janji?" seungmin kemudian mengulurkan kelingkingnya.

jisu di situ tertawa, tanpa pikir panjang melingkarkan jarinya pada kelingking seungmin, "iya, iya~ janji~"






















































sepeninggal seungmin, tersisalah lino dan jisu dalam suasana super canggung. mungkin hanya jisu saja yang merasa seperti itu sebab lino yang duduk tidak jauh darinya sekedar melempar arah pandang ke sana kemari untuk menatap seluruh sisi rumah jisu.

entah mengapa pemuda itu terlihat lucu dengan mata lebarnya yang tak kunjung berkedip. bilah merah semu miliknya sedikit terbuka, begitu kontras dengan nada kulitnya yang hampir pucat. lino cukup terawat untuk dikatakan sebagai anak yang kabur dari rumah.

surai legam dengan anak rambut yang menjuntai menutupi dahinya juga menarik perhatian jisu. kalau dilihat-lihat lino sebenarnya tamㅡ

"lino!"

ㅡah, gila. apa yang jisu pikirkan sampai hampir menyebut kata tampan untuk lino?!

tapi, tidak salah sih. visual pemuda itu sungguh memukau hingga jisu berpikir jika lino adalah artis idola yang menyamar menjadi anak terbuang dan kemudian mendekatinya tidak tahu untuk apa.










































"iya? kenapa, ji?"

ji? ah, sepertinya mereka mulai akrab, "gak, gapapa. gue cuma mau manggil aja."

"oh,"

"bercanda, gue mau beri tau beberapa aturan yang baru gue pikirin selama lo tinggal di sini."

lino mendadak membenarkan posisi duduknya, menghadap tepat ke arah jisu, "apa?"

"aturan pertama, lo gak boleh seenaknya megang atau pakai barang gue. boleh sih, tapi ijin dulu."

lino sebatas mengangguk.

"kalo soal makanan sama alat mandiㅡ" jisu tampak kebingungan, "gue gak ada uang cukup buat dua orang, gimana ya?"

tanpa diduga lino mengangkat seluruh kresek hitam yang dia punya, "kalo bayar gabisa tinggal 'kan?"

"s-serius itu isinya uang semua?"

"iya."

"lo dapet darimana?"

"darimana aja,"

jisu panik, "lo engga nyuri, jadi pembunuh bayaran, atau apapun itu 'kan?!"

lino dengan polosnya menggeleng, "enggak, ini uang suci kok, jisu. engga kayak yang kamu pikirin."

"uang suci????"

"iya, bukan uang haram."

"o-oh..."

"aturannya ada lagi?" lino kembali menaruh kresek hitam itu, "ada lagi aturan yang lain?"

"ehm, lo kalo tidur di sofa ini. jangan masuk-masuk kamar gue, kamar gue yang itu tuh. buat baju loㅡlo banyak uang jadi lewat. kalo mau pergi, bilang gue dulu. terus...apalagi ya? gue belum mikir yang lain."

lino dengan mudahnya mengiyakan, "berarti aku boleh ngajuin satu syarat juga?"

"loh? kan gue tuan rumah, jadi wajar dong gue ngasih aturan. tapi, lo kok malah ikut-ikutan???"

"bukan gitu, bukan aturan. syarat."

"apa bedanya????"

"beda."

jisu mengulum bibir, "memang syaratnya apa?"

"kamu,





































































jangan pergi dariku ya?"

[v] one & only ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang