"tadi siapa?"
"e-eh, gatau juga."
rupanya soobin juga ikut bingung dengan mobil yang mendadak pergi begitu jisu hampiri. soobin mendekati jisu yang tengah termenung menatap jalanan kosong. membuat gadis itu tersadar dengan mengguncang pundaknya pelan.
jisu sendiri masih menerka siapa wanita yang baru saja dia lihat. sekilas wanita itu terlihat seperti jihyeon, jihyeon yang dia tabrak bersama pria gangster hari itu. namun, wajahnya tampak lebih berumur.
"mobil itu sudah lama ngawasin rumah lo."
jisu mengerjap, "ngawasin?"
"keliatan banget dia lagi ngawasin." soobin mengangguk, "kalo dia memang tamu, dia gak mungkin pergi gitu aja waktu lo samperin. see? dia tadi langsung pergi bahkan sebelum lo tanya apa keperluan dia."
kalau dipikir-pikir ucapan soobin ada benarnya juga. tetapi yang membuat gadis itu tidak mengerti, untuk apa wanita itu mengawasi rumah jisu? apa ada orang selain lino yang hendak mengincar rumahnya lagi? atau mungkin wanita itu teman lino?
"linoㅡ" namun, lino di samping jisu malah terlihat gemetar hebat. alisnya bertaut dengan rupa takut, "loh, lo kenapa?"
tidak ada balasan, justru gelengan serta tarikan kuat yang menarik jisu masuk ke dalam rumah. lino menyeret jisu begitu saja sebelum gadis itu sempat menolak.
"lah, lino?! ngapain tarik-tarik?!" jisu kebingungan karena tidak bisa mencekal tarikan itu barang sedikit, "heh, lo ngapain sih?!"
"ji!"
jisu dengan cekatan memberhentikan soobin yang bermaksud menjauhkannya dari pemuda lee, "s-soobin! maaf ya, gue duluan! gue gapapa kok, sampe ketemu besok!"
"loh, ji?!"
"maaf ya, bin! gue duluan!"
"ck,"
soobin merasakan amarahnya semakin memuncak.
ㅡ
"lo kenapa sih?! suka banget gak jelas gini?!"
lino membawa mereka masuk ke dalam, mengunci pintu rapat, lalu mendudukkan jisu tergesa di sofa. lino juga ikut menempatkan diri, setia dengan raut pucat juga badannya yang tidak berhenti gemetar. napas pemuda itu juga mulai menggebu, mulai tidak beraturan beriringan dengan maniknya yang berpindah tak tentu arah.
"j-jisu, maaf maaf..."
"kenapa?? lo kenapa???"
lino menunduk, menyembunyikan wajah, "maaf, maaf, aku enggak punya pilihan lain."
"apanya? lo ngomong yang jelas dong, gue gak ngerti!"
"kamu, banyak ya orang asing yang kamu temuin setelah aku?" lino kembali mendongak, berusaha bercakap dengan bilah gemetar, "jujur jisu."
"lumayan, lo, tante jahat, tante cantik tadi, bahkan gangster sama jihyeonㅡah, cewek yang tau nama gue disaat gue gak kenal dia. memangnya kenapa sih?"
"tadi kamu bilang jihyeon?"
"iya, lo kenal?"
lino menggeleng, "jisu, kamu mau ya?"
dahi gadis choi berkerut, "mau apa?"
"jangan cowok tadi, jangan choi soobin. dia enggak baik." lino menggeleng ricuh, mulai menggenggam tangan jisu erat, "mau ya? tolong, kamu harus mau."
"mau apa?"
"jadi pacarku."
"a-apa?!"
napas lino semakin memburu, "harus mau, ini demi kamu. aku gamau kamu dideketin orang asing lagi, bahkan dideketin soobin aku juga gamau."
"t-tapi biar apa sih?! kita sudah serumah, buat jauhin orang asing yang dateng lo juga bisa 'kan tanpa harus pacaran?!"
"masalahnya orang asing datang enggak selalu di rumah jisu, bisa di mana aja." lino membawa tangan itu mendekat ke wajahnya, menempelkan bibir tipisnya pada punggung tangan jisu, "harus mau ya, jadi pacarku? aku 'kan sudah bilang aku ini punya kamu. jadi, gak masalah 'kan?"
tidak,
yang masalah sekarang adalah hati jisu.
tidak tahu kenapa, jisu tidak bisa berbicara apa-apa lagi ketika lino mencium lembut tangannya.
sial, apakah ini waktunya jisu jatuh pada lee minho?
KAMU SEDANG MEMBACA
[v] one & only ✓
Fanfictionbagi lino, jisu adalah satu-satunya. ft. lee know, lia. est. 2020 ⚠️ violence, murder, harsh words, lowercase, unrevised