5~Ciuman

7.3K 233 2
                                    

Lagi-lagi hujan membasahi kota ini dengan cukup lebat, air hujan turun saat bersamaan dengan air mata seorang laki-laki berparas tampan dan bertubuh kekar.

Seolah-olah air hujan turun untuk menghapus air mata yang jatuh dari mata coklatnya.

Ia melihat seorang gadis yang ia cintai sedang berciuman dengan kekasihnya, memang seharusnya Danish tidak perlu sakit hati karena sejak awal ia telah mengetahui bahwa gadis itu sudah memiliki kekasih.

Betapa miris nasib mu Danish.
Mempunyai paras tampan dan bergelimang harta, tetapi untuk mendapatkan cinta dari seorang gadis penjual donat saja kamu tidak bisa.

Memang cinta tak tak bisa di beli dengan uang ya..

***

Disisi lain beberapa menit sebelum Danish melihat kejadian yang membuat hati dia teriris itu..

Tok..tok..tok

Terdengar suara ketukan pintu. Ara yang sedang mencuci pakaian segera beranjak untuk membukakan pintu

Ceklek..

"Kamu ngapain hujan hujan gini kal" Ara langsung sigap mengambilkan handuk untuk Haikal

"Aku bawa makan, kita makan bareng ya" Haikal menuju dapur untuk mengambil sendok dan piring.

"Kal baju kamu basah, lebih baik kamu ganti baju dulu biar nanti kamu gak sakit, baju kamu kan ada disini jadi sebaiknya ganti baju dulu ya sayang" Ara membuka pintu kamarnya agar Haikal bisa mengganti bajunya disana

"Iya sayang" ucap Haikal mesra

Sudah lebih dari sepuluh menit Haikal mengganti bajunya tetapi ia tak kunjung keluar kamar.

"Haikal lama banget, mending gue panggil aja deh biar gak kelamaan" batin Ara

Sebelum sempat Ara mengetuk pintu Haikal sudah terlebih dulu membuka pintu tersebut sehingga wajah mereka bertemu sangat dekat dan terjadilah adegan ciuman tersebut.

Rumah kontrakan Ara memang kecil, disana hanya ada ruang tamu sekaligus ruang untuk makan dan bersantai, kamar yang langsung berhubungan dengan ruang tamu sehingga Danish bisa melihat dengan jelas kejadian itu dari teras rumah.

Danish yang memang dengan sengaja ingin bertemu Ara untuk memberi sebuah liontin untuknya, namun malam itu sontak malah membuat hatinya semakin tertusuk.

Bagaikan di hantam ribuan pedang di bagian dadanya sampai semuanya terasa begitu sesak untuk bernafas.

Ia bahagia melihat Ara selalu tersenyum jika bersama Haikal dan Danish juga bahagia karena ia tau Haikal adalah laki-laki yang tepat untuk Ara tetapi mengapa hatinya seolah menolak.

Mengapa hati nya selalu terasa sakit jika melihat Ara bersama Haikal bahkan mendengar Ara menyebut nama Haikal pun sudah membuat hatinya tersakiti.

Sebelum Ara dan Haikal melihat dirinya maka ia harus segera pergi dari sana. Ia tak mau mengganggu kebersamaan Ara dengan kekasihnya itu.

Danish segera berlari menuju mobilnya yang berada di ujung gang kontrakan Ara. Ia segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sangat kencang. Tak peduli jika sesuatu akan terjadi kepada dirinya. Yang ada di fikiranya hanya kejadian itu.

Kejadian itu terus berputar-putar di kepalanya dan semakin menyesakkan dadanya. Hingga deringan ponsel terdengar di mobilnya.

Danish mengangkat telpon itu dengan suara terisak seolah menahan tangis.

"Hallo ma"

"Hallo Danish, kamu dimana? Mama sekarang di rumah kamu"

"Iya ma aku segera pulang"

ZahiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang