23~Lega

3.2K 136 1
                                    

Haii semua..
Terima kasih ya kalian masih mau baca cerita aku.

______________________________

Danish termenung di balik selimut nya, pikirannya berkecamuk tak karuan. "Sampai kapan gue bisa nutupin perasaan gue kepada Ara?" Gumamnya.

Semakin lama ia pendam maka akan semakin sakit yang ia rasakan.

Semakin ingin ia membuang jauh-jauh perasaannya maka semakin besar pula rasa cintanya tumbuh.

Apalagi sekarang dalam perut Ara terdapat benih Riza, maka akan semakin sulit Ara membuka pintu hatinya untuk Danish.

Apa semua kebaikan dan perhatian Danish terhadapnya tidak membuatnya luluh sedikitpun? Apa tak ada sedikit ruang dalam hatinya untuk nama Danish?

Mengapa cinta hanya membuat sakit? Apa tidak ada kebahagiaan untuk Danish? Apa Danish tidak layak untuk bahagia?

***

"Dari mana lo?" Ucap Danish kala melihat Ara membuka pintu kamarnya.

Sudah sejam lebih ia menunggu Ara di kamarnya namun Ara tak kunjung pulang.

Ia sangat mengkawatirkan Ara, terlebih karna ia tahu bahwa Ara sedang mengandung.

"Gue jenguk bang Riza" kata Ara seraya duduk di pinggir ranjangnya

"Udah gue duga, ngapain lo kesana?" Danish membuang wajahnya ke arah samping

"Ya gue bilang ke Riza kalo gue udah maafin dia dan gue udah ikhlas dengan semua yang terjadi" Ara menjelaskan

"Yang lo lakuin gak penting banget!" Sinis Danish

"Lo kenapa sih sensi banget?" Tanya Ara

Danish menatap Ara tajam "gue cemburu"

"Hah" Ara kaget dan tak menghiraukan perkataan Danish.

Ara membaringkan tubuhnya di atas kasur sambil memainkan ponselnya.

"Apa lo gak bisa peka kalo gue cinta sama lo, bahkan sejak enam tahun yang lalu"

Ara tak menghiraukan. Ara pikir ini hanya lelucon untuknya.

"Udah enam tahun gue berusaha kubur perasaan gue tapi gue gak bisa, yang ada malah semakin besar. Gue gak minta lo untuk bales perasaan gue tapi gue cuma mau lo tau. Enam tahun gue pendem dan rasanya nyesek Ra" kata Danish dengan menatap kedua mata Ara

Ara tahu jika tatapan Danish itu memancarkan ketulusan. Semua kata yang keluar dari mulutnya adalah sebuah kejujuran, sebuah ungkapan hati yang sudah enam tahun ia tutup rapat-rapat.

"Lo bego. Ngapain lo cinta sama gue sedangkan lo tau di hati gue cuma ada Haikal"

"Emang gue bisa milih gue harus cinta sama siapa? Kalo gue bisa milih pun gue akan tetep pilih lo. Itulah kebegoan terbesar gue" Danish memalingkan wajahnya.

"Gue hamil anak orang, gue udah gak suci, lo terlalu baik buat gue yang buruk"

"Buruk kata siapa? Gak ada yang bilang lo buruk! Kata lo kan! Dan itu cuma cara lo yang nolak gue secara halus." Sankras Danish

Danis beranjak dari ranjang Ara dan pergi meninggalkan Ara yang masih tampak kebingungan.

"Terima kasih Ra, sekarang gue bisa lega" kata Danish sesaat sebelum ia menutup pintu kamar Ara

Ara sangat terkejut dengan pengakuan Danish. Selama ini ia hanya menganggap Danish tak lebih dari seorang kakak.

Menurutnya perhatian Danish kepadanya adalah bentuk perhatian dari seorang kakak kepada adiknya.

***

Makam malam pun tiba, Gantara dan Sinta saling pandang dan merasa ada yang aneh.

Jika biasanya Danish dan Ara akan bertengkar bagaikan Tom and Jerry tetapi saat ini keduanya saling diam dan tak saling bersuara.

"Ra boleh papa minta sesuatu?" Tanya Gantara mencairkan suasana

"Oh iya Ara juga mau minta sesuatu, kalo papa bisa nurutin permintaan Ara, Ara janji deh bakal nurutin juga apapun permintaan papa" kata Ara

Inilah saatnya Ara meminta papanya untuk mencabut semua tuntutannya kepada Riza.

Ia ingin Riza dapat bebas dan dapat kembali menata hidupnya yang sudah hancur

"Janji ya kamu akan menuruti permintaan papa?"

"Iya pa, tapi Ara yang minta duluan ya" Kata Ara merengek seperti anak kecil

Gantara mengangguk dan meminta Ara mengungkapkan apa yang ingin ia sampaikan.

"Ara ingin papa mencabut tuntutan Riza, dan Ara ingin papa gak marah karna Ara minta ini" Ara serius.

Sinta dan Gantata terkejut dengan permintaan Ara. Bukankah dulu Ara sangat membenci Riza? Bahkan ia yang meminta Gantara untuk menuntut Riza dengan seberat-beratnya?

Lalu mengapa sekarang Ara berubah 180°?

Sedangkan Danish, ia tentu tidak terkejut karena sebelumnya Ara memang sudah bercerita lebih dulu kepada Danish.

"Kamu serius nak? Apa yang membuat kamu bisa seperti ini?" Tanya Sinta seraya mengusap rambut Ara yang tergerai panjang.

"Ara cuma gak mau hidup dalam kebencian, lagipula hidup Riza pun sudah berantakan karna kejadian ini, jadi biarkan Riza menata hidupnya kembali" Ara menjelaskan

"Tetapi dia telah merusak hidup kamu, dia telah menghancurkan masa depan kamu" ucap Gantara sankras

"Awalnya Ara memang menyesalinya pa tetapi sejak anak ini ada di dalam sini (menunjuk perutnya) Ara bahagia kok, bahkan mama dan seisi rumah ini juga bahagia kan dengan kehamilan Ara" Kata Ara dengan airmata yang jatuh dari pelupuk matanya.

Gantara membuang nafasnya kasar "ya tuhan nak, semua memang senang dengan kahamilan kamu, terutama papa dan mama, tetapi bukan berarti kamu menjadi tidak menyesali perbuatan Riza" ucap Gantara menahan emosinya

Sinta memeluk Ara dan mengusap punggungnya.

Danish hanya diam membisu dan tetap memasukan nasi kedalam mulutnya seolah tak ada yang terjadi di hadapannya.

"Ucapan Ara ada benarnya loh pa, coba papa pikirkan lagi" kata Sinta menenangkan.

"Yasudah besok sepulang dari kantor papa akan ke kantor polisi untuk urus semuanya, maafin papa udah buat kamu nangis" Gantara memeluk Ara

Beruntungnya Ara bisa mempunyai ibu sambung seperti Sinta. Sinta selalu berusaha membuat Ara bahagia. Ia sangat menyayangi Ara seperti anak kandung sendiri.

Danish meletakan sendok dan garpunya dengan keras, dan ia segera meninggalkan meja makan.

Ia muak dengan semua ini. Mengapa Ara bisa dengan gampangnya bisa memaafkan Riza?

Mengapa Ara sampai seperti itu untuk membela Riza? Apakah Ara sudah mulai mencintai Riza? Mengapa keadilan seolah tak berpihak kepadanya?

______________________________

Terima kasih yang udah vote cerita ini.

Satu vote aja udah berarti banget buat aku.

Satu vote dari kalian membuat aku semakin semangat melanjutkan cerita ini.

See you..

ZahiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang