Bagaimana Zahira harus menerima kenyataan bahwa ia telah di perkosa oleh seorang bajingan?
Dan ia harus mengandung anak dari hasil pemerkosaan yang di alaminya?
Bagaimana ia menjalani hidupnya? Apakah ia akan menerima dan menyayangi anak itu atau ba...
Untuk sementara kita selesaikan dulu masalah Clara ya..
______________________________
Ara terbangun dipagi hari dan mencium aroma mint yang memenuhi kamarnya. Ia membuka kedua matanya dan melihat sang suami sudah wangi dan sangat rapi.
"Morning istri" ucap Danish dengan senyum sumbringah
"Morning, kamu mau kemana kok rapi banget?" Tanya Ara yang beranjak dari ranjangnya
"Kamu lupa ya kalo hari ini kita harus ke dokter buat cek kesehatan si junior" katanya yang memakai minyak wangi ke sekujur tubuhnya.
Danish memang sangat berlebihan dengan kehamilan Ara. Ia telah siap untuk menjadi seorang ayah, bahkan sangat sangat siap.
Sebenarnya Ara pun tak lupa jika hari ini memang hari dimana ia harus kontrol ke dokter kandungan tetapi mengapa Danish berpenampilan seperti seseorang yang akan menghadiri acara resmi?
Ara membuka pintu kamar mandi dan melakukan ritual rutinnya. Perutnya sudah mulai membuncit, dan si janin pun sudah mulai terasa pergerakannya.
Lima belas menit berlalu dan Ara keluar hanya memggunakan handuk yang melilit tubuhnya.
"Apa lo liat? Cepetan sana keluar gue mau pakai baju!" Bentak Ara
Danish tersenyum dan menaikan alisnya lalu ia menggeleng.
Ara mencubit lengan Danish dengan kuat "ih mesum banget, jorok ih jorok. Cepetan keluar!" Ara menggeliat lalu menarik lengan Danish dan mendorong tubuh Danish untuk keluar dari kamarnya.
"Boleh ya..." Ucap Danish memelas
Ara membelakakan bola matanya "GAK!!!" Ara menutup pintu dengan keras, tak lupa ia mengunci pintu dengan cepat, takut Danish akan kembali masuk ke dalam kamar
"Ih gak sudi gue di liat dia, tubuh gue bakal ternodai untuk yang kedua kalinya" gumamnya sambil memakai baju dan celana jeansnya.
Ia terkekeh seorang diri "hahaa dia kan suami gue tapi kenapa gue jijik banget dia ngomong gitu? Hahaaa" katanya dengan terbahak.
Sebelum pergi tak lupa Sinta menitah mereka untuk sarapan bersama.
Selesai sarapan mereka segera meninggalkan pekarangan rumah mewah itu dengan Audi putih kepunyaan Danish.
"Ra menurut kamu, anak kita laki-laki atau perempuan?" Tanya Danish di tengah perjalanan menuju rumah sakit
"Aku sih maunya laki-laki, dia pasti gagah,pemberani dan pastinya dia akan tampan. Seperti..." Ara tak melanjutkan
Danish tersentak dan menatap Ara "Seperti ayah biologisnya? Agar kamu bisa terus mengingatnya dan merasa ada di dekatnya."
Ara mengalihkan pangdangannya ke sisi jalan. Ia tak mau membahas masalah ini sekarang. Ia ingin melihat perkembangan janinnya tanpa ada yang menghilangkan rasa mood nya.
Seketika mobil hening. Tak ada yang membuka suara, mereka saling bergelut dengan fikirannya masing-masing.
***
"Nyonya Zahira, silahkan masuk" teriak seorang perawat
Danish dan Ara masuk ke dalam ruangan dokter kandungan. Perawat menitah Ara untuk berbaring di bed periksa dan menitah Danish untuk duduk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.