Maaf ya lama up soalnya aku lagi banyak kegiatan.
Selamat membaca 😀
______________________________
Sore itu Ara tampak gelisah menunggu kedatangan Gantara. Ia ingin menagih janji Gantara untuk segera membebaskan Riza.Suara bel pun terdengar, dan mbok Liya segera membukaan pintu. Ara berlari di belakang mbok Liya dan berharap itu adalah Gantara.
"Ma, kok papa belum pulang?" Tanya Ara kepada Sinta
Tanya Ara ketika ia melihat Sinta di hadapannya.
"Sebentar lagi juga sampai kok, papa janji akan makan malam di rumah" jawab Sinta.
"Ya sudah Ara masuk kamar dulu, tapi mama harus cepet panggil Ara jika papa sudah dateng"
Ara pun segera kembali ke kamarnya, Ia sudah tak sabar menunggu kedatangan Gantara. Apa Gantara akan menepati janjinya untuk membebaskan Riza? Atau sekarang Riza memang sudah bebas? Ara terus bertanya pada dirinya sendiri.
***
Ara segera bergegas keluar kamar setelah mbok Liya memanggilnya untuk makan malam bersama.
Ara berlari kecil menuruni anak tangga untuk menuju ruang makan. Disana terlihat Gantara dan Sinta sudah menunggunya tetapi Danish tidak terlihat disana.
Hati kecilnya bertanya tentang keberadaan Danish namun rasa kesalnya terhadap Danish menutupi itu semua.
Ara duduk di kursinya, dan ia memberikan senyuman termanisnya untuk Gantara.
"Kenapa anak papa ini senyum-senyum gitu?" Tanya Gantara
"Papa udah tepati janji papa belum?" Kata Ara dengan nada manjanya
"Udah sayang, sesuai janji papa kemarin bahwa papa akan membebaskan riza seperti yang kamu minta"
"Trus rencana Riza kedepan nya gimana? Kan papa tau kalo nama baiknya sudah hancur dan perusahaannya pun sudah bangkrut" Ara memanyunkan bibirnya
"Kamu tak perlu mencemaskan itu, Riza berencana untuk kembali ke London dan menetap disana bersama tantenya" Gantara menjelaskan
Ara terkejut, seolah tak percaya dengan perkataan Gantara.
"Apa dia gak ada niatan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya? Kenapa dia sama sekali gak memperjuangan gue sih?" Batin Ara
Sebenarnya Ara sangat berharap jika Riza sudah menghirup udara bebas, maka Riza akan meyakinkan Ara serta orangtuanya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Ara tak ingin anak ini lahir tanpa seorang ayah.
Namun Riza sama sekali tak memperjuangkannya, dengan seenak hatinya ia malah memilih untuk kembali ke London.
Ara terus saja merenung dengan tatapan kosong.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Sinta.
Ara menggeleng dan tersenyum kecut kepada Sinta dan Gantara.
"Kak Danish mana ya ma? Kok dari pagi Ara gak liat?" Kata Ara seolah mencairkan suasana.
Ia tak mau orangtuanya mengetahui jika ia sedang memikirkan Riza.
Toh Riza memang seorang bajingan. Riza sudah memperkosanya namun Ara telah memaafkan, dan sekarang disaat Ara mengandung Anaknya ia tak terketuk sama sekali untuk bertanggung jawab.
"Danish di kamarnya, sepertinya Ia sedang tidak enak badan" jawab Sinta
"Ya sudah nanti Ara aja yang bawain makan ke kamar kak Danish"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahira
أدب المراهقينBagaimana Zahira harus menerima kenyataan bahwa ia telah di perkosa oleh seorang bajingan? Dan ia harus mengandung anak dari hasil pemerkosaan yang di alaminya? Bagaimana ia menjalani hidupnya? Apakah ia akan menerima dan menyayangi anak itu atau ba...