Maaf aku lama sekali gak up cerita ini.
Maklum, masih amatiran hehe
______________________________
Mungkin Riza memang tersakiti, namun kenyataannya Danish lah yang lebih tersakiti.
Rela membiarkan istrinya bersama dengan lelaki lain dan sudah jelas mereka saling mencintai bukanlah hal yang mudah.
Bukan karna Danish egois untuk memaksakan Ara tetap bersamanya, justru karna ia sangat mencintai Ara ia melakukan semua ini.
Ia belum sepenuhnya mempercayakan Riza untuk bersanding dengan Ara, ia harus menilai terlebih dahulu seberapa besar Riza mencintai Ara? Dan seberapa besar ia bisa membuat Ara bahagia?
Ia butuh waktu untuk memikirkan semuanya, namun tak bisa di pungkiri jika ia masih berharap dengan seiring berjalannya waktu, maka pintu hati Ara sedikit demi sedikit akan terbuka untuk dirinya.
Jika memang sampai hari dimana Ara melahirkan anaknya ke dunia namun pintu hati Ara belum bisa terbuka untuknya, maka ia akan iklas melepas Ara untuk Riza.
Semua ada pada diri Ara, bagaimana ia akan mengambil sikap untuk keduanya?
Danish merapikan dasinya, ia memandang dirinya didepan cermin. "Mengapa rasanya sakit sekali melihat kamu bersama lelaki lain? Apa aku harus melepaskan kamu untuk selamanya? Apakah aku akan sanggup melalui hari tanpa kamu? Batin Danish
Tak bisa dipungkiri jika Danish sangat tersakiti melihat Ara bersama dengan Riza.
Bertahun-tahun ia mencoba masuk kedalam hati Ara namun karna dihati Ara sudah ada Haikal tentu ia tak bisa memiliki Ara, tetapi disaat Haikal pergi untuk selamanya ia kembali berusaha untuk masuk ke dalam hati Ara kembali namun semua sudah terlambat, Ara sudah mencintai Riza.
Danish bertanya pada dirinya sendiri, apakah perasaan Ara terhadap Riza bukanlah perasaan cinta? Melainkan hanya perasaan Rindu pada Haikal yang wajahnya memang mirip dengan Riza? Ataukan hanya hormon ibu hamil, yang selalu ingin berada didekat ayah si janin?
Danish membuang nafasnya kasar, ia kembali merapikan dasi yang menghiasi lehernya lalu ia segera berjalan meninggalkan kamar hotelnya untuk melakukan meeting dengan Gantara dan beberapa staf di hotel ini. Ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya agar ia bisa segera kembali pada Ara.
***
Ara terus saja melirik ke arah Riza yang masih menatap jendela. Ia tahu bahwa perkataan Danish tadi sangat menyakiti hati Riza.
"Bang Riza marah sama aku" ucap Ara seraya menyentuh punggung Riza
Riza berbalik dan menatap Ara "mana mungkin Aku marah. Aku tak punya hak untuk marah" ucap Riza dengan senyuman di bibirnya
Ara mengerutkan dahinya "lalu kenapa bang Riza diam saja?"
Riza menyentuh perutnya. "Perut aku keroncongan, aku hanya lapar saja" Riza menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
Ara memukul lengannya dan tertawa terbahak. Riza berhasil membuat Ara tertawa dan melupakan perkara Clara untuk sesaat.
Perjalan dari Ibu kota menuju Karawang memakan waktu dua jam lamanya, mereka pun pergi dengan menggunakan taksi online. Entahlah berapa banyak duit yang mereka keluarkan hanya untuk menaiki taksi online, aku pun tidak tahu wkwkwkw
Di tengah perjalanan, Ara melihat tukang cilok di pinggir jalan dan meminta sang supir untuk berhenti sejenak karna ia ingin membelikan cilok untuk Riza agar dapat mengganjal perutnya sampai di tujuan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahira
أدب المراهقينBagaimana Zahira harus menerima kenyataan bahwa ia telah di perkosa oleh seorang bajingan? Dan ia harus mengandung anak dari hasil pemerkosaan yang di alaminya? Bagaimana ia menjalani hidupnya? Apakah ia akan menerima dan menyayangi anak itu atau ba...