21~Hah? Hamil?

5.7K 177 4
                                    

Pokok nya aku usahain untuk post secepat mungkin ya..

Bantu kritik dan sarannya..

______________________________

Malam semakin larut dan mata Ara pun seakan sudah tak kuat lagi untuk terbuka, sudah saatnya untuk matanya terpejam.

Percakapannya dengan Danish tadi membuat pikirannya menjadi lebih tenang.

Tidak salah jika Ara mencurahkan apa yang dia rasakan kepada Danish karena Danish selalu mengerti dirinya dan selalu menenangkan hatinya.

Perlahan ia memejamkan matanya, dan terlelap ke dalam mimpinya.

***

Matahari belum naik, ayam pun belum berkokok tapi Danish malah terbangun karena suara dari sebelah kamarnya.

"Ueek.. Uueek"

Danish segera berlari ke kamar Ara tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia tak ingin kejadian dulu akan terulang kembali.

"Ra lo dimana?" Teriak Danish.

Tak ada jawaban dari mulut Ara tetapi suara keran air sudah memberi tahu Danish bahwa Ara sedang berada di toilet.

Danish mengetuk pintu toilet sambil memanggil nama Ara, tak lama kemudiam knop pintu pun bergerak dan benar saja Ara keluar dengan muka pucat dan tubuh yang lemah.

Dengan sigap Danish langsung menempelkan telapak tangannya pada dahi Ara "Lo demam Ra"

Danish langsung menuntun Ara menuju ranjangnya, menyelimuti tubuhnya dan mengambil air untuk mengompres.

Danish sengaja tidak membangunkan Sinta dan Gantara karena tidak ingin mereka kawatir.

Jam menunjukan pukul enam pagi, seperti biasanya Gantara dan Sinta sedang bersiap untuk pergi ke kantor, barulah Danish memberitahu tentang keadaan Ara kepada mereka.

Danish menuruni anak tangga dan menuju dapur, biasanya Sinta sedang menyiapkan sarapan disana.

"Ma, papa dimana?" Tanya Danish

"Papa masih kamar, tapi sebentar lagi pasti turun" jawab Sinta sambil mengaduk wajan berisi nasi goreng untuk sarapan.

"Ara demam ma"

"Sejak kapan Ara demam? Kenapa kamu gak memberi tahu mama?"

"Udah mama jangan kawatir, aku udah menghubungi dokter Roy kok"

Dokter Roy adalah teman Gantara semasa kuliah dulu, dan sudah 20tahun ini ia pun menjadi dokter keluarga Gantara.

Sinta segera mematikan kompor dan berjalan meninggalkan Danish yang masih berdiri di dapur.

Sinta berlari kecil menuju kamarnya untuk memberi tahu kepada suaminya tentang kondisi Ara saat ini.

****

"Apa kamu memiliki riwayat penyakit asam lambung?" Tanya dokter Roy kepada Ara sambil menempelkan stetoskopnya pada dinding perut Ara

Ara menggeleng.

"Baiklah, mungkin kamu hanya kecapean saja, istirahat yang cukup dan nanti akan saya resepkan obat untuk kamu ya cantik" ucap dokter Roy

Setelah selesai memeriksa kondisi Ara, dokter Roy pun pamit.

Gantara mengantarnya sampai depan pintu mobil dokter Roy.

"Sebaiknya anak kamu segera di bawa ke dokter kandungan untuk dilakukan USG atau mungkin bisa coba pakai alat tes kehamilan terlebih dahulu hanya untuk memastikan saja" ucap dokter Roy di sela percakapan mereka.

ZahiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang