37~Alona selesai

1.9K 100 6
                                    

Haii..
Haii..
Haii..

Akhirnya Clara bertemu dengan Zahira.

______________________________

Ara termenung sambil menonton Drama korea kesukaannya. Sudah pukul sepuluh namun Riza belum juga datang untuk menjemputnya.

Jika saja ia mempunyai nomer ponsel Riza, sudah pasti Ara akan menelponnya terus menerus sampai telinga Riza budeg karna mendengar dering ponselnya.

Tak lama bel pun berbunyi, mbok Liya berjalan untuk membukaan pintu. Menampakan sosok Riza yang sangat tampan dengan jas dan kemejanya.

Ia terlihat lebih tampan dari biasanya, mungkin karna sehabis meeting dengan pak Alex.

Sehabis meeting ia langsung menuju ke kediaman Ara untuk menemani Ara bertemu Clara sesuai permintaan Danish.

Kemarin malam, Danish meminta Riza untuk menemani Ara untuk bertemu Clara dan Alona. Riza pun menyanggupinya bahkan dengan senang hati ia akan menemani Ara. Bisa berada di samping Ara adalah kebahagiaan baginya.

"Lama banget sih bang? Jam segini baru dateng?" Ara emosi

"Iya maaf, tadi aku ada urusan kerjaan dulu" Riza memelas

Riza tetap menjengkelkan di mata Ara. Ara menghentakan kakinya ke lantai pertanda ia sedang marah.

Riza hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat Ara seperti anak kecil dimatanya.

Mereka pergi dengan menggunakan taksi online, karna memang Riza tak memiliki mobil di Indonesia. Semua harta bendanya di Indonesia sudah bangkrut tak tersisa sejak peristiwa pemerkosaan itu.

"Aku sebenernya belum mengerti dengan semua ini Ra, mau ngapain kita ke rumah sakit? Dan apa hubungannya dengan Alona?" Tanya Riza di tengah perjalanan

"Sssttt" Ara menaruh jari telunjuknya di bibirnya

Ara menyuruh Riza untuk diam dan tak banyak bertanya. Ia masih gugup untuk bertemu Clara.

Mobil berhenti di pintu utama rumah sakit, mereka berdua turun dan memasuki rumah sakit. Mereka berjalan menuju lift dan masuk ke dalam lift dan segera menekan angka 6 disana.

Tubuh Ara berkeringat, ia terlihat sanggat gugup dan ketakutan. "Ra, kamu gak apa-apa?"

Ara menatap Riza, ia memeluk Riza erat. Ia menyenderkan kepalanya pada dada bidang Riza.

Riza pun mengusap punggung Ara dan mencium pucuk kepalanya.

"Ra kamu kenapa? Aku masih belum mengerti dengan semua ini. Gimana aku mau bantu kamu kalo kamunya gak cerita" Ucap Riza tak melepaskan pelukannya.

"Jika aku melihat Clara, aku jadi teringat dengan panti asuhan itu" Ara menangis dengan tubuh yang masih memeluk Riza.

Pintu lift terbuka, dan mereka segera keluar lift dengan tubuh yang masih berpelukan.

"Clara siapa?" Tanya Riza

"Clara itu ibu kandung yang sudah menjual aku, dan Clara juga mempunyai hubungan dengan ayahnya Alona, sekaligus penyebab kematian ibunya Alona"

"Hei, denger aku sini" Riza melepaskan pelukannya

Ia membawa Ara untuk duduk di kursi pengunjung dan ia menenangkan Ara.

"Semua itu sudah terjadi, kamu harus lawan rasa trauma itu. Kamu harus ingat, jika kamu pernah melewati masalah yang lebih besar dari ini. Kamu bisa melewatinya, jadi sekarang kamu harus bisa melewatinya juga. Ada aku yang selalu disamping kamu"

ZahiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang