Haii..
Jangan lupa vote ya..
______________________________
Mengapa disaat Ara berusaha keras untuk melupakannya ia kembali, seolah memberi harapan baru? Harapan yang tak akan pernah terwujud.
"Kamu gak mau ketemu aku?" Ara menjawab
Riza diam, dan bibirnya tersenyum lebar.
Ia sangat merindukan suara ini, suara yang selalu megganggu hari-harinya, suara yang selalu hadir di setiap malamnya.
"Aku... kerja Ra, jadi gak bisa datang" jawab Riza terbata
Ara berjalan menuju balkon dan memandang bintang yang bertebaran di langit "Kamu tuh egois, kamu memang selalu mengutamakan pekerjaan, sampai kamu rela memperkosa aku demi apa? Demi pekerjaan kan!!"
Jika Ara membahas peristiwa pemerkosaan itu Riza hanya bisa meratapi penyesalannya.
"Gak bisa jawab kan! Lalu sekarang kamu tega menelantarkan anak kandung kamu sendiri demi ego kamu. Kamu ingin kerja keras sampai bisa membuat perusahaan kembali tanpa ingin di repotkan aku dan anak kamu!" Bentak Ara
Emosinya sudah memuncak dan meledak. Ia sudah tak bisa menahan amarahnya lagi.
Ia sangat kecewa dengan sikap Riza yang datang dan pergi se'enak jidatnya.
Biar saja Riza mengetahui perasaan Ara toh sekarang Ara sudah menjadi istri Danish jadi tak perlu ia sembunyikan lagi perasaan yang hanya membuatnya sakit.
Riza tak tahu harus menjawab apa, ia akui jika semua ini adalah kesalahannya namun ia pergi menjauh dari hidup Ara bukanlah karna obsesi dan ambisinya dalam pekerjaan, namun inilah cara agar ia bisa menghapus Ara dari dalam hatinya.
"Kenapa diem aja? apa kamu benar-benar gak menginginkan anak ini lahir? Apa kamu menganggap semua permasalahan ini selesai dan tak pernah menganggap aku dan anak ini pernah ada di hidup kamu? Jika kamu diam, aku anggap itu adalah jawaban 'iya'"
Satu detik..
Dua detik..
Tiga detik.."Aku mencintai kamu Zahira, aku tahu aku bodoh karna bisa-bisanya mencintai wanita yang tak akan pernah mencintai aku, aku ingin sekali bisa berada di samping kamu dan menemani sampai anak kita melihat dunia ini tapi aku sadar jika aku gak layak untuk kamu" Riza mengungkapkan seluruh isi hatinya
Ara tak bisa membendungnya lagi. Ia pun menangis sesegukan di atas sofa di balkonnya.
Mengapa baru sekarang Riza mengatakan cinta? Andai ia lebih cepat mengatakannya mungkin pernikahannya dengan Danish tak akan pernah terlaksana.
"Aku juga mencintai kamu Za" ucap sambil menangis.
Mereka saling ngutarakan perasaan masing-masing namun semuanya sudah terlambat. Ara tak mungkin menghancurkan pernikahan yang baru seusia jagung ini.
Riza terlalu pengecut, Riza terlalu mudah untuk menyimpulkan isi hati Ara tanpa ia menanyakannya terlebih dahulu.
Terdengar suara isakan tangis yang sangat keras sampai ia membangunkan seseorang.
Danish berjalan menuju balkon ketika ia mendengar suara tangisan Ara.
Tangisannya begitu pilu, ia sangat kecewa kepada Riza yang sangat pengecut dan baru mengatakan cinta disaat mereka sudah tak ada kesempatan untuk bersama.
Danish duduk di sofa balkon seraya menghapus air mata Ara yang membanjiri pipinya "Lo kenapa nangis Ra? Apa gue bikin lo sedih?"
Ara diam dan tak menghiraukan.
Danish menyentuh kedua pipi Ara dan mendongakkannya "Gue janji akan selalu buat lo bahagia, gue janji gak akan pernah sentuh lo sebelum lo mencintai gue, dan gue akan nunggu sampai lo siap. Mau itu setahun, dua tahun, tiga tahun atau bahkan lebih gue siap kok Ra, tapi jangan pernah biarin air mata ini jatuh lagi"
Danish memeluk Ara dan tangis Ara pun semakin pecah. Danish sangat baik terhadapnya bagaimana mungkin ia menyakiti Danish untuk yang kesekian kalinya?
Namun apakah Ara siap untuk menjalani hidup bersama lelaki yang tidak ia cintai? Terlebih setelah ia mendengar bahwa Riza juga mencintainya seperti Ara yang mencintai Riza.
Hidupnya semakin rumit. Ia ingin berjuang bersama Riza namun hatinya pun tak tega untuk meninggalkan Danish dan membuatnya kembali kecewa.
Danish menuntunnya untuk masuk dan kembali ke ranjangnya. Danish menarik selimut sampai dada Ara lalu mencium keningnya.
Untuk pertama kalinya Danish mencium kening Ara dengan status baru mereka
Panggilan masih terhubung dan Riza mendengar semuanya.
Riza melamun sesaat.
"Apa? Ara mencintai gue? Dan Ara tidak mencintai Danish?" Batin Riza.
Ia berlutut, ia menjambak rambutnya seraya berteriak aaaaaaaahhhhhh boooddooohhh
Ia sangat bodoh karna telah meninggalkan Ara dan anaknya. Untuk kesekian kalinya ia pun di rundung penyesalan.
***
Sinar matahari menyusup di balik jendela kamar Danish, sinarnya seolah membangunkan Ara yang sedang terlelap.
Ia membuka matanya dan menatap jam yang sudah menunjukan pukul tujuh. Ia berbalik dan melihat Danish yang tengah terlelap di sofa.
Ia berjalan mendekati Danish dan memandangi wajah tampan Danish yang masih berada di alam mimpinya.
Bisakah Ara membuka pintu hatinya untuk Danish? Danish adalah lekaki yang tampan atau bisa di bilang sangat tampan, ia juga lelaki yang ahli di segala bidang ekademis maupun non akademis, ia pun lelaki yang sangat baik dan perhatian namun hati Ara tetap tak mengijinkan Danish untuk masuk di dalamnya.
Ara menyingkap rambut Danish lalu ia berjalan menuju kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya.
Lima belas menit berlalu, ia keluar dari kamar mandi dan melihat Danish masih terbaring di sofanya. Entah ia kembali tidur jam berapa pun Ara tak tahu.
Seingat Ara, Danish menunggu dan menemani Ara sampai Ara tertidur nyenyak.
Ara membuka lemari Danish untuk mencari kaos serta celana boxer milik Danish. Ia tak ingat bahwa kamarnya sedang ditempati bu Kiki jadi terpaksa pagi ini ia harus meminjam pakaikan Danish untuk di pakai pagi hari ini
Ara berjalan keluar dan meninggalkan Danish yang masih terlelap di sofanya. Ara menyusuri anak tangga dan menemukan semua anggota keluarga sedang menunggunya di meja makan.
Ara sangat bahagia karna pagi ini ia masih bisa melihat bu Kiki, Ara belum puas untuk melepas rindunya kepada bu Kiki.
Ara duduk di meja makan lalu mengambil sebuah apel di sana. "Pagi semua, pagi ibu. Seneng banget deh bisa sarapan bareng ibu"
Bu kiki mengusap pucuk kepala Ara, ia pun sangat bahagia bisa di terima dan masuk ke dalam keluarga Gantara.
Bu Kiki bukanlah orang kaya, bu kiki hanyalah penjual donat namun keluarga Gantara tetap menerima keluarga bu Kiki dengan senang hati.
Namun sayang, karna suaminya harus segera bekerja kembali. Jadi, bu Kiki siang ini harus kembali ke Karawang.______________________________
Terima kasih atas votenya ya..
Siapa yang rindu dengan ibu? kandung ara?
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahira
Teen FictionBagaimana Zahira harus menerima kenyataan bahwa ia telah di perkosa oleh seorang bajingan? Dan ia harus mengandung anak dari hasil pemerkosaan yang di alaminya? Bagaimana ia menjalani hidupnya? Apakah ia akan menerima dan menyayangi anak itu atau ba...