Jangan lupa vote yaSelamat membaca 😀
_____________________________
Angin menerpa wajah Ara dan membuat rambutnya berterbangan kesana kemari.
Rambut yang menutupi sebagian wajahnya, membuat hati Danish berdebar hangat, Ara terlihat lebih cantik dari biasanya, apalagi saat ia sedang berlari di atas pasir pantai dan Danish mengejarnya membuat perasaannya semakin dalam terhadap Ara.
Saat ini mereka sedang berada di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta utara.
Danish sengaja mengajak ia ke pantai agar bisa menikmati hembusan angin pantai yang membuat otak menjadi lebih fress.Ia terlihat sangat gembira bermain dengan pasir pantai dan sesekali ia ikut berenang di tepi pantai. Senyum pun tak hilang dari wajahnya sedari tadi.
"Kak mau es krim" Ara merengek seperti anak kecil membuat Danish gemas sekali kepadanya.
Ia pun menyeret tangan Danish untuk membelikan es krim. Tak lama kemudian Danish pun kembali dengan membawa dua mangkok es krim di tangan nya.
Ia menggandeng lengan Danish dan menyuruh nya untuk duduk di sebuah ayunan tepat di samping nya. Ia ingin menikmati es krim di atas ayunan besi sambil menghadap pantai.
Danish mengerutkan dahi dan melengkungkan bibirnya, menurutnya, terlihat sangat norak jika memakan es krim di atas ayunan seperti ini namun apalah daya jika Ara yang meminta apapun akan ia lakukan."Andai Haikal ada di sini" ucap Ara sambil memasukan es krim ke dalam mulutnya.
Danish diam dan menatap Ara. Terlihat sekali jika ia sedang menahan tangisnya, ia berusaha sebisa mungkin menahan air mata nya agar tidak jatuh.
Danish bisa melihat kesedihannya dan Danish pun langsung berjalan menghampirinya dan memeluknya.
Sambil mengusap kepala Ara "Kalo mau nangis gak apa-apa nangus aja, tapi janji abis ini lo harus tersenyum lagi dan gak larut dalam kesedihan"
Ara membalas pelukan itu dan menangis meraung-raung di balik dada bidang Danish. Seolah urat malu telah putus Danish tidak peduli jika pengunjung lain menatapnya aneh.
Ara menumpahkan segala kesedihannya dan sesekali mencekal erat baju Danish. Mungkin bagi Ara sangat sulit sekali menerima kenyataan bahwa Haikal telah pergi untuk selamanya.
Ara melepaskan pelukannya "udah selesai nangisnya?" Ucap Danish
"Udah, janji deh itu yang terakhir, gue bakal belajar relain Haikal pergi" balasnya.
Danis tersenyum kecut seolah meledeknya lalu Ara pun mencubit lengannya. Danish pun meringis kesakitan sambil memegangi lengannya.
***
Sesuai janjinya, Gantara sudah tiba sebelum sore tiba, namun ia tak melihat Ara maupun Danish di rumahnya, mobil Danish pun tak ada di garasi.
Kata mbok Liya asisten rumah tangga mereka, Danish dan Ara pergi sejak siang tadi.
Gantara pun menunggu mereka sampai magrib menjelang namun tak ada tanda mereka akan pulang, Sinta pun sudah tiba dirumah sejak pukul lima sore.
Mereka sengaja tidak menghubungi Danish karena tidak ingin terlihat sebagai orangtua posesif di mata Ara.
"Mah aku sudah mengumpulkan bukti atas penjualan anak yang dilakukan Clara" ucap Gantara
Sinta berjalan ke arah Gantara lalu mendudukan bokongnya di samping Gantara "papah serius akan mencari Clara?" tanya Sinta
Gantara mengangguk antusias "Clara sudah keterlaluan, ia menjual anak aku, bahkan sebelum aku tau jika ia telah menjual Ara, aku tetap rutin untuk mengirim uang untuk Ara karena Aku tak ingin lari dari tanggung jawab seorang ayah"
Sinta hanya diam mendengarkan sambil mengusap punggung Gantara yang sudah bersulut amarah
"Bertahun-tahun aku tetap kirim uang tetapi ternyata Clara telah menjual Ara dan membuat masa kecil Ara begitu menyedihkan"
Sinta mendukung apapun yang akan Gantara lakukan selama memurutnya itu adalah yang terbaik.
***
Danish dan Ara menginjakkan kaki nya di rumah menjelang makan malam, Gantara sudah mengirim pesan singkat kepada Danish agar ia segera pulang untuk makan malam dirumah.
Gantara dan Sinta sudah menunggu dan mempersiapkan makan malam yang spesial karena ini adalah makan malam pertama Gantara dan Ara setelah mereka mengetahui fakta bahwa mereka adalah seorang anak dan ayah yang sudah lama terpisahkan.
Belpun berbunyi dan mbok Liya segera berlari untuk membukaan pintu.
"Kalian sudah pulang?" Ucap Gantara yang berjalan menghampiri mereka
"Mamah sudah menyiapkan makan malam untuk kita" sambung Sinta
"Tapi Ara mau mandi dulu ya, gak akan lama kok Ara janji" Ucap Ara menaikan jari kelingkingnya
Mengapa setiap melihat tingkah Ara, hati Danish selalu menghangat. Meskipun hanya hal hal sepele tetapi Ara terlihat sangat menggemaskan di mata Danish.
"Papah senang bisa melihat Ara bisa ceria kembali" ucap Gantara yang memandang punggung Ara yang menjauh dan perlahan menghilang di balik tembok
"Aku juga senang pah" jawab Danish
Gantara menoleh ke arah Danish dan memanyunkan bibirnya seolah meledek anaknya "seneng kalo dia sekarang ada dirumah kita atau kamu senang karena bisa terus berada di samping nya atau mungkin___"
"Papah udah jangan ngeledek terus, nyesel deh dulu aku pernah cerita ke mamah tentang perasaan aku terhadap Ara" potong Danish
Melihat wajah Danish yang merah padam membuat Sinta semakin senang untuk ikut meledek nya juga "gak nyangka ya pah, gadis yang dulu membuat Danish sampai menangis karena tidak bisa membalas cintanya sekarang malah serumah dengan kita"
"Kenapa dulu aku sebodoh itu menceritakan semua isi hati aku kepada mamah si? Nyesel banget" ucap Danish sambil berlari meninggalkan Gantara dan Sinta yang terbahak karena wajah Danish sangat merah seperti udang rebus.
Sebenarnya ia memang merasa malu jika mengingat dulu ia pernah mencurahkan isi hatinya sampai menangis di depan mamahnya, sampai ia meminta untuk pindah universitas ke luar negeri hanya untuk melupakan cintanya kepada Ara namun sekarang Ara tinggal serumah dengannya dan ia bisa terus melihatnya.
Ia terkekeh geli kala mengingat dulu ia selalu mengajak Ara makan di restoran mahal, mengajaknya berjalan jalan, memborong semua donat dagangan Ara dan ternyata uang yang Danish gunakan adalah uang pemberian orangtua kandung Ara sendiri.
Mungkin terdengar seperti cerita dalam buku dongeng tetapi inilah faktanya.
______________________________
Maaf ya lama banget update nya..
Nantu di usahakan untuk update secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahira
Teen FictionBagaimana Zahira harus menerima kenyataan bahwa ia telah di perkosa oleh seorang bajingan? Dan ia harus mengandung anak dari hasil pemerkosaan yang di alaminya? Bagaimana ia menjalani hidupnya? Apakah ia akan menerima dan menyayangi anak itu atau ba...