15~Mall

2.8K 138 6
                                    


Jangan lupa votenya ya

Terima kasih😁

______________________________

Sinar matahari menembus kaca kamar Ara, semua aktifitas sudah kembali seperti biasa.

Sinta sudah mulai bekerja kembali mengurus Restaurantnya sedangkan Gantara sudah ada janji untuk bertemu Klien di pagi ini dan berjanji sebelum sore ia sudah tiba kembali di rumah. Kini, saatnya Danish untuk menjaga Ara dirumah.

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh lewat lima belas menit tetapi Ara masih terlelap di ranjangnya.

Perut Danish pun sudah keroncongan karena menunggu Ara untuk makan bersama.

Ia berjalan menuju kamar Ara yang letaknya bersebelahan dengan kamarnya. ia menatap Ara yang masih pulas di balik selimut.

Ia duduk di samping ranjangnya dan mengusap rambut seraya mencium kening Ara.

Ara terbangun ketika merasakan benda kenyal itu menempel di keningnya.

Ia membuka mata dan bernafas lega karena melihat Danish kini berada di sampingnya.

Ia tak keberatan jika Danish mencium keningnya karena Ara sudah menganggap Danish seperti kakak kandungnya.

"Udah bangun" ucap Danish

Ara mengambil tangan Danish seraya menyembunyikannya di balik ceruk lehernya seolah ingin tidur kembali. "Sarapan dulu nanti lo boleh tidur lagi kok"

Ara menoleh kemudian mengangguk dan segera berlari menuju kamar mandi.

Hati Danish berdesir hangat kala mengingat Ara mengenggam tangannya tadi.

"Gue tunggu di meja makan ya Ra" teriakan Danish yang berjalan keluar dan menutup kembali pintu kamar Ara

Lima belas menit sudah ia menunggu namun tak ada tanda bahwa Ara akan datang, akhirnya ia putuskan untuk kembali ke kamar Ara. "Ra gue masuk ya, lo lama banget sih?"

"JANGAN!!! gue pinjem baju dong, gue kan gak ada baju, masa gue pake baju yang tadi lagi sih" teriak Ara dari dalam kamar.

Danish menepuk jidatnya dan baru ingat jika Ara tidak membawa sehelai baju pun dan mungkin mama dan papanya juga melupakan hal itu.

Terkhir saat pemakaman Haikal, bu Kiki membawakan pakaian Ara namun di tengah perjalanan menuju Jakarta Arapun membuangnya dengan alasan ingin mencoba melupakan Haikal dan semua pakaiannya adalah pemberian Haikal.

Danish kembali mengetuk pintu kamar Ara setelah kembali membawa kaos serta celana boxer milik nya. Ara mengeluarkan satu tangannya dan mengambilnya.

Tak lama kemudian pintu pun terbuka dan menampakan Ara yang memakai baju miliknya terlihat sangat kebesaran di tubuhnya, bahkan kaosnya di tubuh Ara terlihat seperti daster baginya.

Danish tersenyum lebar karena Ara terlihat sangat menggemaskan dimata Danish.

"Nanti setelah makan kita belanja semua keperluan lo selama lo disini" katanya yang berjalan di belakang Ara

Mereka menuruni anak tangga dan berjalan menuju ruang makan, Danish mempersilahkan Ara duduk dan ia pun duduk tepat di samping kanannya.

Ara mengangga melihat berbagai jenis masakan ada di hadapannya "tutup deh nanti ada kecoa masuk situ" tangan Danish menutup mulut ara yang terbuka lebar.

Jika dulu ia harus merengek pada Haikal untuk di belikan makanan mahal namun sekarang ia bisa mendapatkannya kapan saja jika ia mau.

Sangat di sayangkan, Haikal tidak berada di sampingnya. Ia harus terbiasa hidup tanpa adanya Haikal dan harus segera bangkit dari keterpurukan. Meskipun sakit namun ia harus tetap mencobanya.

ZahiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang