18~Tegar

2.5K 129 5
                                    

Ada yang rindu sosok Riza gak nihh??

Sekarang kita munculin lagi ya..

______________________________

Luka operasi karena pencakokan hati untuk adiknya belum juga kering tetapi ia harus kembali ke balik jeruji besi untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatannya.

Entah harus berapa lama ia berada disini. Menurut pasal 423 RUU KUHP tentang pemerkosaan bahwa ancamanan hukuman paling sedikit adalah tiga tahun.

Sedangkan, Tindak pidana penculikan dan penyekapan diatur dalam Pasal 328 KUHP Ancaman hukuman yang diberikan adalah pidana penjara paling lama adalah dua belas tahun penjara.

Riza masih harus menunggu keputusan hakim di persidangan nanti.

Tak ada satu orangpun yang menjenguknya bahkan memberi dukungan kepadanya.

Semua rekan bisnisnya pun bahkan tidak memperdulikan nya saat Riza meminta bantuan.

Hanya Tantenya yang bisa ia harapkan. Tetapi terakhir pertemuan mereka berakhir dengan pertengkaran.

Lalu apakah tantenya tetap akan membantunya atau tidak akan perduli terhadapnya.

Andai waktu bisa di putar kembali, tak akan mungkin Riza akan melakukan semua ini. Penyesalan memang selalu datang belakangan.

Namun tak ada gunanya untuk terus terpuruk dalam penyesalan, saat ini yang harus ia lakukan hanya cara bagaimana agar hakim memberi keringanan untuk masa tahanan nya?

Apalagi saat ini perusahaannya telah bangkut dan ia tidak mempunyai uang untuk membayar pengacara yang mahal.

Gantara pun bukan orang yang bisa di remehkan, ia akan menuntut seberat mungkin jika ada yang menyakiti putrinya.

Bahkan ayah Alona pun adalah salah satu penguasa besar di negri ini, maka Alona dengan sangat mudah bisa berlindung di balik punggung ayahnya dan sudah pasti Riza lah pihak yang akan menanggung semuanya.

Pikiran nya kacau, ia frustasi.

***

Audi putih milik Danish melaju dengan kecepatan sedang menerobos ramainya jalan.

Suasana hening dan tak ada yang bersuara sedikitpun.

Bayangan tadi pagi masih terus berputar dalam fikiran Danish.

Apa mungkin Ara perlahan akan melihat rasa cinta Danish terhadapnya?

Dan apa mungkin Ara akan membalas cintanya setelah kepergian Haikal?

Atau mungkin Ara akan tetap menganggapnya hanya sebagai seorang kakak?

Pertanyaan itu yang terus berputar di fikiran Danish sekarang.

Ia takut jika suatu hari nanti Ara akan menjauhinya ketika tahu bahwa Danish sangat mencintainya bahkan sebelum kematian Haikal.

"Lo yakin udah siap?" Tanya Danish memecahkan keheningan.

Ara mengangguk dengan wajah yang masih terus menatap jalan.

Ara mengangguk dengan wajah yang masih terus menatap jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti jangan nangis lagi" ucap Danish lagi.

"Iya, tapi gue mau mampir ke kontrakan gue boleh ya kak, mau ketemu bu Kiki sama mau ambil barang gue disana" jelas Ara

Dua jam pun berlalu dan kini mereka sudah sampai di depan gang kontrakan Ara.

Karena kontrakan Ara berada di dalam gang sempit dan tidak bisa di lalui mobil maka Danish dan Ara segera turun dari mobil dan di lanjutkan dengan berjalan kaki.

Dari kejauhan terlihat Bu Kiki sedang menyapu halaman kontrakan Ara.

Ara memanggilnya dan bu Kiki segera berlari menghampiri Ara dan langsung memeluknya erat.

Ia rindu sekali dengan Ara. Bu kiki memang sangat tulus menyayangi Ara seperti anak kandungnya sendiri.

Ara membalas pelukan bu Kiki dengan sama eratnya. Untuk kesekian kalinya ia kembali menangis. Ia pun rindu sekali pada bu Kiki.

Ara, Danish dan bu Kiki masuk ke dalam kontrakan Ara. Diruang tamu ada motor milik Haikal, motornya masih sama, tak ada yang berubah sedikitpun.

Memang ketika Haikal dan Danish pergi menuju lokasi penyekapan Ara, mereka menggunakan mobil Danish dan meninggalkan motor Haikal di dalam kontrakan Ara.

Ara menyetuh motor itu, sekilas ia teringat dengan kenangannya bersama Haikal namun saat ini ia jauh lebih tegar dan tak ada air mata yang jatuh dari matanya.

"Ayok gua bantuin lo mau bawa apa aja? Tapi baju lo yang udah lusuh gak usah di bawa ya" kata Danish.

Danish tak ingin Ara kembali menangis lagi karena mengingat kenangannya bersama Haikal.

"Ih sombong banget sih lo ngatain baju gue lusuh" Ara mencubit lengan Danish dan memukul punggungnya.

"Udah..udah jangan ribut lagi, ayok Ra ibu bantu kamu" Bu kiki mengajak Ara menuju Kamarnya.

Danish mengikutinya dari belakang. Dinding kamar Ara penuh akan fotonya bersama Haikal. Dari mulai mereka kecil sampai mereka dewasa.

"Ternyata dari Haikal kecil ia sudah menjaga Ara dengan sangat baik, pantas saja Ara sangat terpukul karena kepergian Haikal" batin Danish

Ara mengemas semua barang barangnya, sedangkan Danish masih sibuk melihat semua foto kecil Ara bersama Haikal.

****

Ara tak menyangka jika saat ini ia melihat nama Haikal terukir pada sebuah batu nisan.

Impiannya untuk menikah dan mempunyai anak bersama Haikal harus ia kubur dalam dalam.

Mungkin rencana Tuhan adalah yang terbaik. Dan mungkin ini adalah cara tuhan untuk mempertemukan Ara dengan ayah kandungnya.

"Sekarang aku udah ketemu dengan ayah kandung aku Kal, dan aku di perlakukan dengan sangat baik. Mereka semua yang akan menggantikan kamu untuk menjaga aku" Ara menangis sambil menyentuh batu nisan Haikal.

"Terima kasih untuk semua yang sudah kamu lakukan untuk aku. Kamu tetap akan menjadi yang terbaik di hidup aku" lanjutnya lagi.

Danish ikut berjongkok dan mengusap kepala Ara. "Gue akan tepati janji gue Kal, gue akan menjaga Ara dan berusaha untuk selalu membuat Ara bahagia" sambung Danish

Ara mencurahkan semua kesedihannya pada makam Haikal. Ia berjanji ini adalah terakhir kalinya ia menangisi kepergian Haikal.

Haikal selalu ingin Ara bahagia dan tak pernah membiarkan setetes air mata pun jatuh dari pelupuk matanya. Maka Danish pun akan melakukan apa yang Haikal lakukan.

Ia takan pernah membiarkan siapapun untuk menyakiti Ara.

______________________________

See you the next chapter ya..

ZahiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang