Entah apa yang melekat pada dirimu, hingga aku tak kuasa menahan semua pesona yang ada bahkan di detik pertama pertemuan kita. Senyummu begitu indah, sorot mata sayu yang membuatku kian mabuk, rambut panjang yang terus kau gerai, bahkan suara halusmu yang begitu menyejukan hati.
Banyak yang bila aku petualang cinta, tapi kupastikan yang kulakukan selama ini bukanlah cinta, aku tak faham apa itu cinta. Aku tak pernah menginginkan sesuatu hingga aku sangat ingin, karena hidupku terlalu sempurnah untuk satu kekurangan.
Aku ingat betul bagaimana pertemuan pertama kita, kau tersenyum penuh kehangatan ke arahku dan senyummu terus berputar di otakku bagai adengan film favoritku dan begitu saja kau mulai masuk ke dalam hatiku.
Kau mulai menguasai setiap emosi yang ada dalam diriku, tak butuh bertahun-tahun untuk mu mendapatkan hatiku, kau berhasil mencuri hatiku di detik pertama pertemuan kita. Kau menguasai semunya, cinta, bahagia, sedih, marah dan kecewa, kaulah alasannya dua bulan terakhir ini.
Aku tak suka saat kau menolakku, aku sungguh tak suka penolakan terlebih penolakan itu berasal darimu yang begitu kupuja. Aku keberatan saat kau tersenyum pada orang lain, aku marah saat kau sentuh pria lain, bahkan jika hanya rambutmu, kau milikku dan hanya untukku.
***
Irene begitu takut dan bingung saat Suho memaksanya untuk naik ke satu kapal laut yang ukurannya tak terlalu besar "Mau kau bawa ke mana aku?" tanya Irene tapi masih tak mendapat jawaban, Suho masih saja mencengkram tangan Irene dengan kasar.
"Hei, kenapa kau hanya diam. Pria gila ini berusaha menculikku," kata Irene pada seorang pria dengan setelan serba hitam itu "Tuan aku mohon tolong aku, pria gila ini mau menculikku," sambung Irene tapi masih tak mendapat jawaban.
Hampir tiga puluh menit mereka berlayar akhirnya kapal itu singga di satu pulau yang terlihat sangat indah, di atas pulau yang sangat jauh dari hingar bingar kota itu berdiri satu rumah yang terlihat sangat kokoh dan megah.
Pulau itu adalah pulai pribadi milik Suho, tak sembarang orang bisa masuk ke pulau itu. Bahkan tak banyak orang yang tau jika di sana ada satu pulau dengan segala fasilitas mewah, karena pulau itu dikelilingi oleh pulau tak berpenghuni yang menyebabkan orang-orang tak akan berfikir jika di sana ada satu pulau dengan rumah mewah.
"Aku tidak mau!" teriak Irene saat Suho berusaha menariknya ke dalam rumah. Karena Irene terus meronta, Suho memutuskan untuk menggendong paksa gadis itu tak peduli dengan Irene yang terus meronta.
Bruuug.. Suho membanting tubuh mungil itu ke atas ranjang besar yang terlihat sangat mewah. Irene menangis ketakutan saat Suho menunginci pintu kamar itu "Apa yang akan kau lakukan padaku!" teriak Irene sambil menangis.
"Menjadikanmu milikku! Seutuhnya!" kata Suho mulai mendekati Irene "Jangan dekati aku! Aku akan berteriak!" kata Irene mengancam dan membuat Suho tertawa geli "Siapa yang akan menolongmu, hanya ada aku dan dirimu di pulau ini," kata Suho.
"Aaa! Aku mohon jangan lakukan ini padaku," kata Irene takut saat Suho mulai membuak kencing kemejanya sendiri "Apa yang akan kau lakukan! Aku mohon jangan lakukan itu," kata Irene tapi tak diperdulikan oleh Suho.
Suho menarik kaki Irene kasar hingga gadis itu terbaring dengan kasar di atas ranjang dan dengan cepat Suho segerah menindih tubuh itu "Jangan menangis sayang, kau akan menikmati semuanya," kata Suho berbisik. Cuhhhh! Irene meludah pada wajah Suho dan membuat Suho menggeretakan giginya menahan marah.
Suho mengelap bekas ludah Irene di wajahnya dengan jari, lalu menjilat jarinya dan membuat Irene merasa begitu jijik dan muak "Aku suka semua yang ada pada dirimu, bahkan ludahmu," hisik Suho lalu menggigit halur daun telinga Irene.
"Kau berengsek! Bajingan!" teriak Irene "Bahka hewan jauh lebih baik ketimbang dirimu!" sambung Irene. Mendengar semua makian Irene membuat Suho kian marah dan ingin segera menjadikan gadis itu miliknya.
Irene berteriak histeris saat Suho memaksa untuk melepas pakaiannya "Aku mohon," lirih Irene sambil menangis dan memohon tapi tak ada gunanya pria itu sungguh mirip dengan setan.
Irene menggeliat tak karuan saat jari-jari pria itu mulai menggerayangi tubuhnya dengan kasar, bahkan menunggalkan jejak-jejak merah di baguan leher, dada dan perutnya "Aku sungguh jijik padamu!" teriak Irene terbatah-batah saat Suho mulai mempermainkan tubuhnya.
Jari pria itu sunggu lihai menggoda tubunya "Kau terus memakiku! Tapi kau menikmatinya sayang! Kau basah," bisik Suho dan mambuat Irene begitu jijik pada dirinya sendiri.
Irene tak berdaya bahkan saat pria itu mengingat tangannya, Irene sudah mulai hanyut dalam sentuhan-sentuhan itu "Hentikan aku mohon," kata Irene saat sadar bahwa pria itu akan melakukan hal yang lebih lagi padanya.
Irene berteriak histeris saat Suho memaksa untuk memasukinya, Suho tak peduli pada Irene yang terus memohon, yang dia tau hanya ingin menjadikan gadis itu miliknya. Perlakuan Suho mulai lembut dan penuh cinta hingga membuat Irene kian hanyut dalam permainan itu.
Tubuh Irene kejang, matanya tak mampu untuk dibuka, nafasnya sudah terputus-putus, kepalanya menggeleng tak karuan dan detik selanjutnya sekujur tubunya terasa lemas bersama sesuatu yang terasa meledak di tunuh bagian bawahnya.
"Kau milikku sekarang," bisik Suho pada Irene di sela pelepasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy in Love
Romance"Selamat malam matahari, cepatlah datang aku sudah sangat rindu."