4. Dia Suho

3.2K 265 2
                                    

Jangan lupa vote dan spam komen guys. Lopyu..

***

"Selamat sore Xiu," sapa Suho pada pria yang terlihat jauh lebih muda dari pada umurnya itu "Apa tempat ini punyamu? Kau mengatur jadwal jam satu siang denganku dan ini sudah jam 5 sore! Kau fikir aku tak punya jadwal lain?" gumam pria itu pada Suho yang tak acuh duduk di hadapannya.

"Aku masih punya pekerjaan tadi," jawab Suho "Baiklah langsung saja, kita mulai," kata pria berjas putih itu "Bagaimana tidurmu? Apa sudah lebih baik ketimbang pertemuan terakhir kita?" tanya Dokter bernama Xiumin itu "Masih sama, aku masih sulit tidur," kata Suho.

"Bagaimana dengan mimpimu apa masih sama?" tanyanya lagi pada Suho "Ya, terkadang. Bahkan hadir saat aku tak tidur," jawab Suho sambil menatap lurus ke arah jendela besar ruangan itu.

"Ikuti saranku, kau harus mengatakan semuanya padaku, agar aku bisa membantumu lebih baik lagi dan kau bisa segera sembuh. Jika kau saja tak berani menghadapinya bagaimana bisa kau sembuh dari luka-luka itu," kata Xiumin pada Suho.

"Yaa! Tak sia-sia aku punya sahabat seorang Dokter psikologi, aku bangga padamu," kata Suho berusaha mengalihkan pembicaraan "Suho! Hanpir lima tahun kita mulai terapi ini, tapi tidak berhasil. Karena kau selalu menghindar," kata Xiumin dengan kesal.

"Baiklah, sudah cukup hari ini. Aku akan kembali minggu depan," kata Suho lalu beranjak dan pergi "Suho! Hess..," gumam Xiumin kesal "Bocah ini," sambung Xiumin begitu kesal pada sahabatnya itu.

Sudah hampir lima tahun Xiumin membantu Suho untuk menyembuhkan gangguan tidur dan depresinya, tapi sampai detik ini belum ada yang berubah. Entah apa yang terjadi pada sahabatnya itu, yang Xiumin tahu hanyalah bahwa Suho bukan anak sah dari Tuan Kim, Suho merupakan anak hasil hubungan gelap Tuan Kim bersama wanita lain.

Xiumin hanya tau bahwa Suho dipisahkan dari Ibu kandungnya sejak umur tuju tahun dan ternyata semua itu sangat berefek untuk dirinya. Tak ada yang tau hal ini, semua orang menilai kehidupan Suho adalah kehidupan yang sempurnah tapi nyatanya kehidupannya begitu pilu dengan sejuta luka.

***

"Bobby, aku mau kau mencari tau tentang dia," kata Suho pada Bobby sambil menunjukan satu foto "Siap bos, ini hal yang mudah untukku," kata Bobby dengan tampang tengilnya "Kau punya waktu lima belas menit Bob," kata Suho "Ya," jawab Bobby.

Suho duduk menunggu Bobby yang terlihat sangat sibuk. Suho menatap layar HP-nya yang menunjukan beberapa ruangan HP-nya terhubung ke CCTV pulau itu, hingga Suho bisa dengan mudah mengontrol semuanya meski dia berada jauh dari pulau itu.

Suho melihat Irene yang terlihat duduk di pinggir ranjang kamarnya, wanita itu terlihat sangat kacau dan terlihat masih menangis.

"Bob, apa penjaga lain bisa mengakses CCTV kamarku juga?" tanya Suho dan membuat Bobby terpingkal "Tentu tidak Bos, untuk kamar hanya bisa di akses oleh Bos sendiri. Jangan takut," kata Bobby "Emm, baiklah..," kata Suho sambil mengangguk.

"Ok, aku sudah selesai Bos," kata Bobby "Dia tak punya orang tua, tapi punya seorang adik yang sekarang sedang kuliah di LA," jelas Bobby "Hanya itu, hanya itu yang bisa kudapat dalam lima belas menit," kata Suho.

"Baik, itu sudah cukup. Cari tau tentang adiknya," kata Suho "Namanya Sehun, umurnya 20 tahun," kata Bobby "Cari yang lebih lagi..," kata Suho berteriak "Tak perlu berteriak Bos.. Santai saja," kata Bobby sambil merapikan poninya.

"Potong rambutmu atau kupotong kepalamu nanti," kata Suho "Lagi pula lihat! Lihat celana macam apa yang kau pakai ini," teriak Suho sambil melempar Bobby dengan bantal.

***

"Nyonya, anda harus makan," kata seorang pelayan lada Irene "Tidak, aku tidak akan makan. Aku lebih baik mati!" gumam Irene dengan keras kepalanya "Mana HP-ku? Kau menyimpannya?" tanya Irene "Tidak Nyonya, saya tidak tau," jawabnya sambil menatap ibah pada Irene.

Irene terus menangis seharian, bahkan ini sudah tengah malam tapi matanya masih belum mau terpejam, apa yang dilakukan pria itu padanya terus saja menghantuinya.

"Aaaahgg!" teriak Irene sambil menjambak kasar rambutnya sendiri "Aku benci," rutuknya "Pria gila! Kau binatang!" teriak Irene sambil terisak menangis "Bahkan aku jijik pada diriku sendiri," sambungnya sambil memukul dadanya yang terasa begitu sesak "Apa yang harus aku lakukan!" teriak Irene histeris.

"Nyonya..," teriak pelayan dari luar pintu "Nyonya, anda baik-baik sajakan. Nyonya saya mohon buka pintunya," kata pelayan itu sambil menggedur pintu kamar Irene. "Aku baik-baik saja! Tinggalkan aku! Pergi! Pergi!" teriak Irene.

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang