Irene masih terus menatap wajah itu, wajah yang masih saja terus berkerut takut dari tadi, bibir yang biasanya kejam itu, merintih pilu, mengatakan hal-hal yang cukup menakutkan. "Apa yang terjadi padamu sebenarnya?" gumam Irene sambil menatap dalam wajah tampan pria itu. Yang dilakukan Irene dari tadi hanya memeluk dan mengelus kepala pria yang terlihat seperti bayi tak berdaya itu.
"Rene..," tiba-tiba suara berat itu bergema lirih "Em? Apa?" tanya Irene "Apa hujannya masih?" tanya Suho "Em, masih tapi tak sederas tadi," jawab Irene "Kapan hujannya berhenti," gumam Suho setengah merengek "Tidurlah lagi..," kata Irene "Akan kubangunkan nanti," sambungnya sambil mengelus rambut Suho.
"Aku tidak suka hujan," adu Suho dan membuat Irene tersenyum karena merasa geli pada pria itu. "Kau benar-benar sangat lucu," gumam Irene dalam hati "Bagaimana kau bisa sangat menggemaskan seperti ini," sambungnya.
Irene masih terus memeluk tubuh itu, hingga tubuh itu terlihat sudah tenang, hujan yang ditakutinya juga sudah berhenti, hanya meninggalkan hawa dinginnya saja.Perlahan Irene bangkit dari ranjang, meninggalkan Suho. Irene melangkah ke arah balkon kamar itu, menatap sisa hujan yang masih tertinggal dan menikmati hawa dingin hujan itu.
Kaca, terlihat begitu berkilau dan kokoh namun di balik itu kaca hanyalah kaca, yang dengan mudah bisa hancur menjagi berkeping-keping, tak peduli sekeras apa pun usaha memperbaikinya, kaca yang sudah pecah hanya akan menjadi kaca pecah dan rusak.
Siapa yang tau, dia yang terlihat begitu hebat dan kuat, nyatanya hanya seorang yang sekarat akibat luka di masa lalu. Entah separah apa luka yang ada dan entah apa yang dirasakan hatinya. Semua ini menyebabkan dia menjadi manusia yang tak punya hati.
"Halo, Adik Kakak tersayang..," kata Irene saat mengangkat telpon Sehun "Kakak," kata Sehun dengan suara parau "Sehun, apa yang terjadi padamu?" tanya Irene "Kakak, aku masuk UGD dan harus di opname," adu Sehun "Yatuhan, kenapa? Sehun!" kata Irene dengan khawatir.
"Aku sudah lebih baik, tapi aku merasa sedih karena sakit dan jauh dari Kakak," kata Sehun mulai menangis "Yatuhan, tenang dulu. Dengarkan Kakak, jika Kakak bisa Kakak akan ke sana secepatnya," kata Irene berjanji "Jangan hanya berjanji!" kata Sehun merengek "Jangan buat Kakak khawatir, kau juga sudah besar kan..," kata Irene.
"Tetap saja! Aku sedang sakit," kata Sehun "Baiklah, Kakak akan berusaha untuk ke sana secepatnya. Jangan menangis," kata Irene "Baiklah, aku tunggu," kata Sehun lalu memutus telpon itu.
***
Irene menatap Suho yang tengah duduk di kasur dengan tumpukan kertas di sampingnya.
Irene merapikan rambutnya dan merapikan gaun tidur seksi yang dipakai pada tubuhnya itu. Ya, Irene berniat menggoda Suho kareja ingin membujuk Suho agar dia diizinkan pergi untuk menemui Sehun.
Irene memberanikan diri mendekati Suho, lalu menengelus dada Suho dengan penuh godaan "Apa yang kau lakukan?" tanya Suho menatap Irene dengan tatapan heran "Tak suka?" tanya Irene dan membuat Suho tersenyum "Kau yang minta dan jangan mengeluh nanti," kata Sugo lalu segera menarik Irene ke dalam pelukannya.
"Aku sangat suka, saat kau mengadu di bawahku seperti ini," bisik Suho "Kau sungguh membuatku bergelora setiap saat," sambungnya dengan nafas terengah penuh gairah.
"Eem," Irene terus mendesah seksi seiring dengan pergerakan Suho yang sudah menguasai tubuhnya "Kau menikmatinya?" tanya Suho "Emm..," jawab Irene susah payah sambil mengunggukan kepalanya.
Irene masih saja memeluk Suho setelah permainan mereka selesai, tak ada ke kerasan kali ini, semua berjalan dengan baik dan penuh dengan kelembutan.
"Tuan," panggil Irene "Emm?" tanya Suho "Boleh aku minta sesuatu," kata Irene sambil menarikan-narikan jarinya di dada bidang Suho "Berhenti menggodaku dan katakan lah," kata Suho "Sehun diopname, dia menelpon tadi," kata Irene dengan raut wajah sedih "Jadi?" tanya Suho "Boleh aku pergi dan menemuinya?" tanya Irene dan Suho hanya diam.
"Jangan marah, jika tak boleh aku akan bicara dengannya," kata Irene dengan raut wajah sedih "Jangan sedih," kata Suho "Kau boleh pergi," sambungnya "Benarkah? Aaaa terimakasih..," kata Irene dengan segala kenahagian.
"Halo Bob, urus visa Irene dan tiket pesawat ke LA," kata Suho langsung menelpon Bobby. "Tapi, Tuan tidak marahkan?" tanya Irene "Tidak Sayang..," kata Suho lalu mengecup bibir Irene.
"Jangan lakukan hal yang bisa membuatku marah," pesan Suho pada Irene
***
"Kakak datang..," teriak Irene pada Sehun yang tengah duduk di atas bed rumah sakit itu "Kakak terlambat, aku sudah mau pulang," kata Sehun "Tapi, tak masalah. Aku sangat merindukan Kakak," kata Sehun memeluk tubuh Irene "Kau sakit karena merindukanku!" kata Irene.
Irene sangat terkejut saat melihat penampakan Apertemen dan mobil mewah yang diberikan Suho untuk adiknya itu, bahkan Sehun punya pakaian dari bran-bran terkenal.
Kakak beradik itu menghabiskan waktu bersama dengan rasa bahagia, keduanya tumbuh besar bersama, mereka dituntut untuk saling menjaga dan melindungi. Di dunia yang kejam ini mereka hanya berdua dan harus berjuang bersama.
Bersama Sehun, Irene bisa sedikit melupakan segala rasa takutnya terhadap Suho. Entah bagaimana nanti, tapi Irene sangat bersyukur karena pria itu mengizinkannya untuk menemui Sehun.
***
"Bahkan aku masih saja melihat wajahnya di sini," gumam Irene saat melihat wajah Suho ada di depannya "Rene kau di LA sekarang," sambungnya dan membuat Suho terpingkal geli.
Suara tawa Suho membuat membangunkan Irene "Tuan?" kata Irene terkejut "Bagaimana bisa Tuan ada di sini?" tanya Irene terkejut "Aku khawatir padamu," kata Suho "Lalu bagaimana Tuan bisa masuk ke sini?" tanya Irene lagi "Apetemen ini punyaku, bagaimana bisa aku tak tau cara masuk ke sini," kata Suho sambil tersenyum.
"Belum sampai sehari kau meninggalkan aku, tapi aku sudah sangat merindukanmu," kata Suho membelai sambut Irene "Kau tak merindukan aku?" tanya Suho pada Irene, Irene hanya tersenyum kecil sambil mengelus pipi Suho.
"Terimakasih, karena sudah memperlakukan Adikku dengan sangat baik," kata Irene "Semua tergantung sikapmu sayang," kata Suho.
"Aku hampir tertipu dengan semua yang kau lakukan, kau hanya Suho yang mau menang sendiri dengan semua kegilaanmu!" rutuk Irene dalam hati saat Suho memaksa untuk memeluk tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy in Love
Romance"Selamat malam matahari, cepatlah datang aku sudah sangat rindu."