45. Usaha Jee

2.3K 241 66
                                        

Update lagi guy.. Jangan lupa vote dan komen..

Selamat membaca~~

***

"Ibu dan Ayah masih tidur," kata Jee pada Kai yang menelponnya "Kalian tidur di kamar yang sama?" tanya Kai "Iya Acel, kami tidur di kamar yang sama," jawab Jee.

"Bagus, itu sangat bagus.. Jangan biarkan Ibu dan Ayahmu bertengkar lagi..," pesan Kai pada Jee "Acel menyayangimu," sambung Kai "Aku juga sayang Acel..," sahut Jee lalu memutus panggilan itu.

"Siapa?" tanya Krystal sambil memeluk Kai dari belakang "Anakku," kata Kai memegang tangan Krystal yang tengah asik mengelus-elus pota kotak yang ada di perutnya.

"Maksudmu anak wanita itu?" tanya Krystal "Ya..," jawab Kai lalu mencipratkan air kolam itu pada wajah cantik Krystal "Aaa hentikan," protes Krystal.

Kai menyeruput gelasnya sambil menatap tubuh Krystal yang dibalut bikini seksi itu, dengan lincahnya berenang kesana kemari.

"Kenapa kau malah mengantarkan wanita yang kau cinta pada pria lain?" tanya Krystal "Karena cintanya bukan untukku," jawab Kai santai.

"Mencintai itu seni. Kau bebas mencintai, tapi jangan harap untuk dibalas, jika dibalas anggap itu bonus," sambunnya sambil menatap wanita itu.

"Apa pekerjaan mu?" tanya Krystal tiba-tiba "Coba lah tebak," kata Kai "Kau seorang gigolo?" tanya Krystal dengan serius "Dasar sinting!" gumam Kai sambil tertawa "Aku benar?" tanya Krystal.

"Jangan gila! Aku tidak tidur dengan sembarangan wanita, aku hanya tidur dengan wanita beruntung seperti mu," kata Kai "Jika aku ini gigolo, maka kau harus membayar mahal untuk mendap servis dariku seperti semalam," sambung Kai tertawa.

"Berarti kau adalah pengangguran, hanya itu yang cocok untuk mu," kata Krysral.

"Terserah kau saja!" rutuk Kai sambil menarik pinggang Krystal hendak menciumnya namun urung saat melihat mata wanita itu berkaca hampir menangis.

"Ada apa?" tanya Kai "Pengacara ku akan mengurus surat cerai hari ini," kata Krystal bercerita "Aku sedih tapi juga legah. Entah bagimana dengan keluargaku dan keluarganya setelah ini," sambung Krystal.

"Lakukan semua yang bisa membuatmu bahagia! Kau hanya boleh melakukan itu," kata Kai "Suamimu kayak kan? Kalau begitu minta uang yang banyak lalu pergi lah berkeliling dunia, cari kehidupan baru," kata Kai.

"Ohooo kau bisa bicara serius juga," kata Krystal terpingkal "Lalu bagaimana dengan mu?" tanya Krystal "Aku akan pergi setelah tugasku selesai," jawab Kai sambil tersenyum.

Nampaknya hanya hati kecewa yang bisa menghibur hati kecewa lainnya.

***

Suho membuka matanya dan mendapati wajah cantik yang selama ini sangat di rindukannya, Irene masih lelap dalam tidurnya.

Selama tanpa sengaja Irene tertidut di samping Jee, sedangkan sekarang Jee sudah bangun dari tadi dan sengaja membiarkan Ayah dan Ibunya itu untik berbaring saling berhadapan.

"Ini seperti mimpi," gumam Suho sambil tersenyum, tanpa sadar tangannya berlahan mengelus pipi Irene dengan lembut.

Suho terperanjat dari angannya saat tiba-tiba mata tajam itu terbuka dan langsung menghujam jantungnya dengan tatapan tajam itu.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Irene sambil mengumpulkan nyawanya "Harusnya aku yang bertanya kenapa kau disini? Bukan kah semalam kau bilang akan tidur di kamar lain," kata Suho membalikan omongan wanita itu.

"Jadi menurutmu ini salahku? Kau merasa bahwa aku yang bersalah? Lagi pula kenapa tidak kau saja yang tidur di kamar lain," kara Irene mengelak karena merasa malu.

"Tidak, ini salahku. Ini semua murni salahku," kata Suho sambil tersenyum mengejek.

"Woo.. Masih pagi tapi dua orang dewasa ini sudah bertengkar lagi," kata Jee merutuk dari atas sofa itu.

"Padahal tadi Ayah dan Ibu salaing memeluk dengan hangat," kata Jee sambil memeluk dirinya sendiri untuk memperagakan keterangannya tadi.

"Tidak mungkin!" kata Irene mengelak "Tapi itu benar-benar terjadi Ibu," kata Jee.

"Pasti Ibumu yang duluan memeluk Ayah kan Jee?" tanya Suho "Tidak mungkin! Aku bisa mengontrol diriku saat tidur," kata Irene mengelak.

"Tapi Ibu.. Ayah benar, Ibu yang memeluk duluan," kata Jee dengan lucunya dan tentu saja membuat Irene tersipu karena malu.

Sedangkan Suho hanya tertawa dari tadi, sungguh gemas melihat tingkah lucu Irene "Sudah ku katakan! Kau yang melakukannya terlebih dahulu," kata Suho.

Pagi mereka terlihat sangat kacau dengan perdebatan demi perdebatan yang terjadi antara Suho dan Irene, sedangkan Jee yang belum mengerti apa pun hanya bertekat untuk membuat Ayah dan Ibunya berbaikan karena masalah miskomunikasi mereka.

Jee dan Suho duduk di depan TV sambil memakan sereal dan menikmati acara yang disiarkan TV itu.

"Ayah Jee duluan ya.. Ayah cepat menyusul," kata Jee sambil berjalan "Baik lah..," kata Suho.

Suho berjalan ke arah kamarnya, melepas pakaian dan melilit tubuhnya dengan handuk sebatas pingga ke lutut.

"Ayah datang..," gumam Suho, karena memang Ayah dan anak itu ingin mandi bersama.

"Aahhhh!" teriak Irene kaget saat melihat Suho yang masuk ke kamar mandi terlibih dengan keadaan tubuhnya yang tengah polos tanpa pakaian karena memang sedang mandi.

"Apa yang kau lakukan!" teriak Irene sambil mendudukan dirinya sebagai upaya menutupi tubuh telanjangnya.

Menyadari situasi itu Suho segera keluar dari sana dengan kegugupan yang menyelimuti dirinya.

Irene kelur kamar mandi menggunakan kimono mandi warna putih itu, lalu dengan kesal melempar Suho yang masih melamun dengan botol sampo.

"Aaaa!" teriak Suho sambil memegang belakang kepalanya yang terkena lemparan.

"Dasar pria mesum! Kurang ajar! Apa kau gila!" teriak Irene memaki "Kenapa masuk ke kamar mandi tanpa mengetuk! Kau mau mengintip ya?" kata Irene dengan kesal.

"Heii, aku berjanji untuk mandi bersama dengan Jee dan malah kau yang ada di dalam sana," kata Suho Jujur "Lagi pula kenapa kau tidak mengunci pintu kamar mandi!" kata Suho merutuk tak mau kalah.

"Hais!" rutuk Jee saat mendengar keributan dari arah kamar dan memutuskan untuk berlari menuju kesana.

"Apa lagi? Kalian ribut apa lagi?" tanya Jee dari depan pintu dan membuat Irene dan Suho segera menatap putra mereka yang hanya menggunakan celana dalam berkarakter Spiderman itu.

"Jee, kau dari mana?" tanya Suho "Mandi, di kamar mandi depan," kata Jee "Kenapa tidak bilang jika kau di sana?" tanya Suho frustasi.

"Kau benar-benar ingin membuat Ibu marah ya!" kata Irene purus asa "Apa? Apa salahku?" kata Jee ikut kesal.

"Jadi Ayah mandi di sini bersama Ibu dan membirakan Jee mandi sendiri? Aku yang sendiri kenapa aku yang dimarahi!" rutuk Jee dengan muka datar dan bingung itu.

Irene dan Suho hanya bisa mengusap wajah mereka dengan kasar.

Irene bertahan dengan rasa malu karena Suho melihat tubuhnya tanpa busana, sedangkan Suho berusaha keras menekan hasrat yang ada karena baru saja menyaksikan keindahan dunia tepat di depan matanya.

Jee hanya menatap Irene dan Suho yang masih berdiam sejak tadi "Ayah? Ibu? Apa aku melakukan kesalahan besar?" tanya Jee sambil kebingungan.

"Tidak," jawab Suho sambil tersenyum "Jee tidak melakukan kesalahan," timbal Irene menoleh pada dua orang yang kini sudah berpelukan itu.

"Tapi Jee serius Ibu, Ibu dan Ayah mandi bersama, aku yang ditinggalkan, aku lah korbannya, lalu kenapa aku yang di marahi?" tanya Jee merasa tak habid fikir.

"Aiguu..," guman Suho sambil mentap Jee dengan putus asa "Ya, Ibu minta maaf," kata Irene ikut menyerah pada putranya itu.

***

Sekian guys.. Gimana menurut kalean semuahhhh?

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang