17. Menyebalkan

2.2K 253 28
                                    

Aku update 3 part, kalau masih ada yang gak vote, gak komen, keterlaluan banget!

Selamat membaca guys.

***


"Bisa kita mampir untuk makan es krim?" tanya Irene pada Bobby yang sibuk menyetir "Baiklah..," kata Bobby dengan santai.

"Ini adalah tempat es krim terenak di Kota ini," kata Bobby pada Irene saat tiba di Kafe yang terlihat cukup besar itu "Di sini sangat ramai," kata Irene "Sudah kubilang ini tempat terbaik," kata Bobby sambil tertawa.

"Silakan..," kata Bobby sambil menarik kursi untuk Irene "Terimakasih..," kata Irene sambil tersenyum "Mau pesan rasa apa?" tanya Bobby "Apa saja, emm pesan menu favorit di sinu saja," kata Irene pada Bobby.

Hanya butuh lima menit pesanan mereka sudah hadir di hadapan mereka. "Berapa umurmu?" tanya Irene pada Bobby "Dua luluh satu tahun," kata Bobby "Kau masih sangat muda," kata Irene.

"Sudah berapa lama kau bekerja padanya?" tanya Irene "Dulu aku ini anak jalanan, aku hanya bisa berbuat onar dan mencuri untuk makan," kata Bobby "Dan beruntungnya aku bertemu dengannya, dia pria yang baik, dia membantuku dan memberiku kehidupan yang lebih layak," kata Bobby bercerita.

"Tak hanya aku, teman-temanku juga. Bos membiayai sekolah mereka yang masih di bawa umur dan membari mereka modal usaha untuk mereka yang sudah dewasa agar mereka bisa hidup mandiri," sambung Bobby.

"Bos mungkin saja kasar, egois dan hal buruk lainnya, tapi dia punya hati yang baik," kata Bobby penuh ketulusan "Dan dia juga mencintaimu," sambung Bobby sambil tertawa dan membuat Irene ikut tertawa juga.

"Apa dia dekat dengan keluarganya?" tanya Irene mencoba mencari informasi dari Bobby "Setauku, Bos tidak terlalu dekat dengan orang tuannya, terlebih lagi Ibunya. Bos sudah jauh dari keluarganya sejak dia SMP, saat SMP dia sudah sekolah di luar Negri," kata Bobby "Dia juga punya dua orang Kakak perempuan dan sepertinya sama saja, Bos juga tidak dekat dengan mereka," kata Bobby. "Oh begitu," kata Irene mengangguk.

"Bob, ayo kita nonton di Bioskop," kata Irene "Sesuai permintaan Nyonya, tugasku hari ini adalah menemanimu," kata Bobby.

***

Bobby dan Irene membeli dua tiket untuk mereka berdua dan sekarang tengah mengantri untuk membeli popcron "Nyonya, aku harus ke Toilet," kata Bobby "Ya pergi sana!" kata Irene "Nyonya jangan ke mana-mana aku akan kehilangan kepalaku jika Nyonya pergi," kata Bobby "Aku tau itu," kata Irene "Aku serisus!" kata Bobby sambil berlari dan membuat Irene tertawa.

Brukk.. Irene menabrak seseorang dan hampir saja terjatuh jika tidak dipegangi oleh orang itu "Maaf..," kata Irene menundukan tubuhnya "Kau tak apa?" tanya pria itu pada Irene "Ya, aku baik-baik saja. Maaf saya tidak sengaja," kata Irene.

Pria tampan bertubuh tinggi dengan kulit sedikit gelap itu, tak bisa mengaluhkan pandangannya dari Irene "Apa aku sudah mati dan masuk surga? Kenapa aku melihat malaikat secantik ini?" katanya pada Irene yang terihat kebingungan.

"Namaku Kai," kata pria itu mengajukan tangannya "Siapa namamu?" tanya Kai tanpa basa-basi karena Irene belum juga meresponya dari tadi "Aku Irene," kata Irene lalu pergi dari sana.

"Langit dan bumi menyaksikan ini dan aku yakin kita akan betemu lagi," kata Kai sambil menatap punggung Irene yang mulai menjauh darinya.

Irene benar-benar larut dalam film itu, sedangkan Bobby hanya tidur sejak awal film itu diputar, cukup lama durasi film itu hampir dua jam.

Waktu berjalan dengan cepat setelah menonton film dan berkeliling di Mall itu Irene mengajak Bobby untuk pulang karena marasa sudah lelah.

Bobby mengantar Irene sampai depan pintu kamar "Ini, jam delapan malam di Lesstoran Hotel ini, Tuan sudah mempersiapkan makan malam romantis," kata Bobby menberikan satu bungkusan pada Irene "Baik lah," kata Irene sambil tersenyum.

Irene terlihat sangat cantik dengan gaun warna merah itu, dia sudah bersiap dan menunggu Suho. Tempat yang dipersiapkan Suho juga sangat indah dihiyasi dengan ratusan tangkai bunga mawar dan lilin-lilin kecil. Pemandangan di luar juga sangat indah, kelap-kelip lampu kota menciptakan motif abstrak yang indah.

Irene sudah menunggu dengan bosan, sudah lebih dari dua jam dia menunggu Suho di sana. Sekarang sudah jam sepuluh malam tapi Suho belum juga tiba. Irene mendesis kecewa dan sedih.

Irene memutuskan untuk kembali ke kamarnya "Kenapa kau mempermainkan aku sepergi ini," gumam Irene sambil menghalus make upnya "Aku sangat kesal dan marah.".

Tiba-tiba saja air mata Irene mangalir dengan sengat deras, entah kenapa dia mersa begitu sedih karena hal ini "Kenapa kau menangis Reje?" tanya Irene pada dirinya sendiri "Kau terlihat sangat menyedihkan!" teriak Irene sambil meraung menangis.

***

Suho terengah berlari dengan sangat kencang agar segera tiba di tujuannya. Saat tiba di sana Suho hanya mendapati meja yang rapih itu sudah kosong tak berpenghuni.

"Kemana kau?" kata Suho sambil berlari menju lif dan menekantombol tuju belas untuk tiba di kamar dan memastikan adakah wanita itu di sana.

Irene mendesis legah saat melihat Irene ada di atas ranjang besar itu. "Maaf aku terlambat," kata Suho "Tak apa," jawab Irene sambil tesenyum pedih setelah itu memejamkan matanya.

"Kau marah! Jangan bohong! Aku tak suka kau bohong," kata Suho dengan nada bicara yang sangat mengesalkan di teling Irene.

"Kau yang salah! Kau yang terlambat! Dan kau juga yang marah! Apa maumu!" kata Irene melempar Suho dengan bantal "Dua jam lebih aku menunggumu di sana seperti orang bodoh!" teriak Irene lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Terserah kau saja!" kata Suho lalu pergi begitu saja dan detik selanjutnya terdengar suara bantingan pintu yang cukup kasar dan membuat Irene kian merasa pilu dan kian menangis dengan kencang.

***

Gimana pendapat kalian tentang cerita ini?

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang