18. Merajuk

2.4K 225 14
                                    

"Sampai kapan kau akan diam seperti itu?" tanya Suho dengan kesal pada Irene yang tak kunjung bicara padanya sejak semalam, Irene masih saja diam tak menjawab apa pun dari semua perkataan Suho itu. Irene masih kesal dengan kejadian semalam, mengingat bagaimana dia menunggu pria itu selama lebih dari dua jam benar-benar membuat Irene merasa kesal dan jengkel.

"Apa kau tak punya mulut? Aku bicara padamu! Paling tidak jawab aku," kata Suho mulai marah "Aku, terlambat karena harus mengurus sesuatu! Urusanku bukan cuma kau saja..," gumam Suho dan entah kenapa begitu menyinggung perasaan Irene "Aku ingin menangis rasanya," kata Irene dengan mata berkaca hampir menangis itu sambil menatap Suho dengan tajam.

Irene mulai menangis tertahan sambil menundukan wajahnya, karena malu jadi pusat perhatian semua orang yang sedang sarapan itu "Bukankah kau punya HP! Jika tak bisa datang kau bisa menghubungiku, agar aku tak menunggumu di sana dengan penuh rasa harap," lirih Irene.

"Dan kenapa kau menangis sekarang? Apa kau anak kecil?" kata Suho makin kesal "Siapa yang tidak menangis jika di bentak seperti ini!" teriak Irene dengan sangat kencang dan membuat semua orang menatap sinis pada Suho yang menyebabkan wanita malang itu menangis.

"berhenti menangis! Kita jadi pusat perhatian sekarang," gumam Suho sambil melotot, tatapan tajam dan marah itu, kembali melukai perasaan Irene yang nampaknya sangat sensitif akhir-akhir ini "Baiklah! Aku akan berhenti bicara, aku tak akan bicara lagi," kata Irene.

"Kau sangat aneh akhir-akhir ini, kuperhatikan kau sangat lancang dari biasanya," gumam Suho sambil meminum kopi di gelasnya "Berhenti makan ini, asam lambungmu akan naik nanti," kata Suho mengambil lemon yang ada di tangan Irene.

Diamnya Irene masih berlangsung sampai mereka kembali ke Pulau. Saat sampai di Pulau Irene langsung masuk ke kamar dan meringkup di ranjang tanpa bicara apa pun.

"Ada apa denganmu?" tanya Irene pada dirinya sendiri "Kenapa kau begitu kesal karena sikapnya? Bukankah itu sikap biasanya, bukankah dia memang seperti itu? Lantas untuk apa kau bersedih Rene?" Irene terus merutuki dirinya yang begitu aneh akhir-akhir ini.

Irene hanya menatap Suho yang duduk di depan jendela, terlihat sangat sibuk dengan tumpukan dokumen yang sedang diperiksanya "Kau begitu menakutkan," kata Irene pada Suho, walau pun hanya dalam hatinya.

"Kau belum makan malam, makanlah atau kau akan sakit nanti," kata Suho pada Irene yang sejak tadi menatapnya "Biarkan saja!" kata Irene ketus dan membuat Suho hanya mempu menghela nafasnya dalam lalu keluar dari kamar itu begitu saja sambil membawa tumpukan dokumen itu.

Malam semakin larut, Irene masih saja melamun sambil tetus menatap pintu kamar itu, sudah sangat lama saat Suho keluar dari kamar itu dan belum juga kembali sampai detik ini dan itu benar-benar membuat Irene kesal sekaligus sedih.

Sambil mengendap-endap Irene keluar dari kamar itu dan mencari keberadaan Suho, namun tak menemukannya di mana pun "Pasti dia di rungan kerja," gumam Irene. Akhirnya Irene hanya duduk di sofa ruang tamu rumah mewah itu sambil terus mengelus perutnya "Kau membuat Ibu menjadi sangat aneh," gumam Irene pada perutnya itu.

Irene masih saja gelisah memikirkan pria itu, Irene mulai menangis karena merasa kesal pada dirinya sendiri dan pada pria yang tak punya hati itu. Sambil menangis Irene berjalan ke arah ruang kerja Suho dan mendapati Suho yang tengah duduk di sofa ruangan yang terlihat sangat tenang itu.

Suho kaget saat tiba-tiba Irene masuk ke ruangan kerjanya sambil menangis sambil terseduh. Tanpa permisi Irene duduk di pangkuan Suho lalu memeluk Suho sambil menangis kencang dan kian membuat Suho merasa bingung.

"Apa kau sudah bosan denganku?" tanya Irene terputus-putus karena bicara sambil menangis, mendengar itu membuat Suho tersenyum geli "Nampaknya Tuan memang sudah bosan padaku," kata Irene yang menangis kian kencang, Suho mengelus pinggang wanita it...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau sudah bosan denganku?" tanya Irene terputus-putus karena bicara sambil menangis, mendengar itu membuat Suho tersenyum geli "Nampaknya Tuan memang sudah bosan padaku," kata Irene yang menangis kian kencang, Suho mengelus pinggang wanita itu dengan senyum yang belum juga luntur dari wajahnya, mendapati tingkah menggemaskan Irene malam ini.

"Tatap mataku," kata Suho pada Irene. Suho menatap wajah Irene sambil tersenyum lalu menghapus jejak air mata yang ada di pipi Irene "Kau sangat kesal padaku karena makan malam itu?" tanya Suho "Emm..," kata Irene mengangguk "Mau memaafkan aku karena lah itu?" tanya Suho lagi sambil membelai rambut Irene "Em." Irene menganggukan kepalanya.

"Kau sangat mudah marah akhir-akhir ini," kata Suho dan membuat Irene tersadar, ya dia begitu sensitif akhir-akhir ini "Maaf..," kata Irene dab kembali membuat Suho tersenyum.

Suho mengecup bibir Irene dengan rasa gemas, karena tingkah lucu wanita itu "Kenapa kau sangat lucu," kata Suho "Aku bukan anak kacil," kata Irene merutuk "Kau seperti anak kecil untukku dan aku tak butuh anak kecil lain," kata Suho sambil tersenyum dan malah membuat Irene kembali merasa sedih.

"Irene memeluk Suho lagi "Aku harus bagaimana? Dia sudah hadir, dia sudah ada di perutku," gumam Irene dalam hati "Apa yang akan kau lakukan saat kau tau? Aku sungguh takut kau akan menyakiti anakku," sambung Irene dengan segala perasaan tak menentunya.

"Kau juga manusia, samua manusia punya hatikan?" tanya Irene dalam hati sambil terus mengelus punggung Suho, layaknya membacakan mantra pada pria itu.

***

Gua yang nulis, gue yang sebel! Ini Suho gue matiin juga lama-lama 😩 kesel bett gue!

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang