Vote sama komen itu gak susah! Jangan sampai aku ngabek ya, aku ngambek niiii ya wkwk 😆 (Aku ngancem) 😅
Selamat membaca guys ❤
***
Dunia terus berputar, takdir terus berjalan sama halnya seperti bumi mengitari matahari sesuai porosnya, bintang bebinar dan berkerlap menggoda, rembulan tersenyum ranum menyaksikan insan bumi yang terus berjuang untuk penghidupan yang lebih baik dan segera terbebas dari lautan nestapa dan setiap derita.
Kau hadir begitu cepat dalam garis takdir kami yang samar, penuh kabut dan tidak jelas, tidak bukannya aku tak bersyukur atas kehadiranmu, hanya saja membayangkan harus membawamu dalam kehidupanku yang penuh dengan derita benar-benar membuat kutakut, aku takut bahkan hanya untuk membayangkan kehidupan kita nanti, aku takut membayangkan bahwa kau harus hidup bersamaku yang diselimuti dengan derita lara.
Untukmu yang kini tengah berjuang untuk tumbuh dalam rahimku, aku Ibumu, tapi aku tau apa yang akan terjadi padamu dan padaku setelah hari ini. Aku begitu terkejut atas kehadiranmu yang tiba-tiba, kehadiranmu, menjadi titik terlemah dalam perjuangan ini, aku ragu untuk melangkah, karena kini aku tak sendiri, kini ada kau yang juga harus kulindungi.
***
"Kenapa Kakak menangis?" tanya Sehun saat sadar Irene menangis "Tidak, Kakak hanya merindukanmu," kata Irene dengan penuh lirih "Em, kita akan segera berkumpul lagi. Setelah aku selesai dengan pendidikanku, aku akan mendapat pekerjaan yang bagus dan aku akan membawa Kakak bersamaku, Kakak tak perlu bekerja lagi," kata Sehun "Aigu.. Adikku benar-benar sudah dewasa.
"Sehun," panggil Irene "Em?" tanya Sehun "Jika, Kakak berbohong padamu dan itu membuatmu sangat kecewa apa kau akan membenci Kakak?" tanya Irene "Ini hanya andai ya, Kakak hanya ingin tau jawabanmu," kata Irene "Mungkin aku akan sangat kecewa, tapi aku tak mungkin membencimi," jawab Sehun dan benar-benar menjadi angin segar dalam kegelisahan Irene.
"Sebesar apa pun kesalahanmu padaku, semua itu tak akan lebih besar ketimbang kasih sayangmu padaku," kata Sehun "Aku sangat berterimakasih padamu, terimakasih atas perjuanganmu selama ini untuk hidupku," sambung Sehun dan benar-benar membuat Irene terharu hingga menangis.
"Meski pun semua mahluk di Bumi ini membencimu, kecewa padamu atau bahkan meninggalkanmu yang harus Kakak ingat adalah Adikmu yang tampan ini akan selalu ada untukmu," kata Sehun pada Irene "Aaa! Kau membuat Kakak menangis," kata Irene sambil tertawa.
"Kakak saja yang cengeng!" gumam Sehun "Sudah tidurlah sana.. Ini pasti sudah sangat malam di sana," kata Sehun "Baiklah, jaga kesehatanmu jangan sampai sakit lagi," kata Irene lalu menutup telpon itu.
***
Malam kian larus, hujang yang mengguyur Bumi dengan begitu lebatnya menambah hawa dinging malam ini, bahkan selimut tebal yang sudah dipakai Irene itu terasa belum cukup untuk menghangatkan tubuhnya. Irene berkecambuk dengan fikirannya sendiri, dia dilanda rasa takut dan cemas dengan semua yang akan di hadapinya.
"Apa yang harus Ibu lakukan?" tanyanya pada jabang bayi di perutnya itu "Ibu sungguh bingung dan tak tau harus melakukan apa," sambung Irene penuh rasa putus asa "Kenapa kau harus hadir sekarang?" gumam Irene penuh sesal.
Aku di fase yang sangat aneh, aku hilang arah dan tak menemukan jalan ke luar, jalannya buntu dan membuatku benar-benar tak tau harus merasakan apa dan melakukan apa.
Aku tak tau harus merasa bahagia, sedih atau takut pada saat ini. Semua rasa yang ada bersatu padu menciptkan suatu kegelisahan yang tak ada ujungnya, menciptkan satu lautan derita yang belum juga kudapati tepiannya.
Irene begitu lelah dengan semua yang ada, hingga akhirnya matanya mulai berat dan tertidur dalam segala kegelisahan yang ada.
***
Sunny tengah sibuk memijat lembut leher Irene yang masih menunduk di wastafel itu, perutnya begitu mual dan tak nyaman. Mual dan muntah di pagi hari sudah menjadi rutinitas Irene selama beberapa hari terakhir ini.
Dan hari ini semuanya terasa lebih parah, belum lagi rasa takut Irene yang begitu besar karena Suho akan pulang hari ini. Entah apa yang akan dilakukan Suho saat tau tentang kehamilan Irene.
Sunny merasa begitu ngilu saat melihat Irene menggigit lemon yang barusan dipotongnya itu "Nyonya bukankah itu sangat asam," kata Sunny "Em," kata Irene mengangguk "Tapi sangat membantu untuk perutku yang tak nyaman," sambungnya "Nyonya akan sakit perut nanti, Nyonya juga belum makan apa pun," kata Sunny merasa cemas.
"Tak masalah, aku sudah biasa melakunannya beberapa hari ini," kata Irene sambil tersenyum manis pada Sunny "Apa Nyonya mau makan sup pedas lagi untuk makan siang?" tanya Sunny "Emm, hanya itu yang bisa kumakan akhir-akhir ini," kata Irene.
***
Irene sudah bersiap, terlihat sangat cantik dengan dres selutut berbahan katun, terlihat sangat santai dengan motif bunga kecil warna biru itu. Irene segera menuju pintu utama saat mendengar suara helikopter yang hampir mendarat itu.
Saat melihat Suho turun dari helikopter itu Irene mulai merasa gugup dan sedikit gemetar "Baiklah.. Ayo katakan Rene!" Irene mendorong keberanian dirinya sendiri.
Suho tersenyum manis saat melihat Irene sudah berdiri menyambutnya di depan pintu rumah itu "Hai," sapa Suho dan langsung memeluk Irene dengan segala rasa kerinduannya "Aku merindukanmu..," bisik Suho lalu mengecup bibir Irene.
Kedua orang itu berjalan beriringan menuju kamar, Irene membantu Suho melepas jas dan dasinya "Kau terlihat sangat aneh," kata Suho pada Irene "Apa memangnya?" kata Irene dengan perasaan tak takut "Kau hanya diam dari tadi," kata Suho sambil melepas kancing kemejanya.
"Tidak, aku tak apa," kata Irene sambil tersenyum manis untuk menutupi rasa gugupnya "Aku akan menyiapkan air hangat untuk Tuan mandi," kata Irene lalu meninggalkan Suho.
Setelah selesai membersihkan diri Suho mengajak Irene untuk makan malam, karena perutnya juga merasa begitu lapar. Suho terperanga melihat porsi makan Irene yang jauh berbeda dari biasanya, makan Irene jauh lebih banyak dari sebelumnya. "Kau minum perasan lemon di malam hari?" tanya Suho dengan tatapan aneh "Ini bagus untuk diet," jawab Irene bohong.
"Suara apa itu?" tanya Suho saat mendengar suara tangisan bayi "HP-ku," kata Irene menjukan HP-nya yang baru saja mendapat pesan dari Sehun, Irene menggunakan suara tangisan bayi sebagai nadanya.
"Aku sangat benci suara itu Rene! Aku sangat tak suka," kata Suho dan benar-benar membuar Irene terkejut "Terbuat dari apa hatimu?" gumam Irene dalam hati sambil mengelus perutnya "Ganti sekarang!" bentak Suho dan kian membuat Irene sedih.
Irene menghela nafasnya berat, wanita itu hampir menangis "Aku sudah memutuskannya, Ibu tak akan memberi tahunya nak, sampai dia menjadi manusia," gumam Irene dalam hati sambil menatap Suho yang makan dengan wajah masamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy in Love
Romance"Selamat malam matahari, cepatlah datang aku sudah sangat rindu."