Irene merenung dalam saat mendengar perkataan Suho, yang bilang tak mau punya anak. Irene tersadar ini lah alasan Suho memberikannya obat anti kehamilan saat pertama kali dia sampai di Pulau ini.
Ingatan Irene melayang ke pristiwa beberapa jam yang lalu.
"Lusa akan ada Dokter yang akan menemuimu di sini," kata Suho "Untuk apa?" tanya Irene sambil sibuk mengunyah sereal yang ada di mulutnya "Diskusikan alat kontrasepsi yang aman dan nyaman untukmu," kata Suho.
"Alat kontrasepsi?" tanya Irene "Iya, ku dengar obat hormonal yang aku beri untukmu tempo hari bisa berpengaruhi untuk kesehatan dan kau juga tau, aku tak suka memakai kond*m" kata Suho.
Irene mengingat semua yang dikatakan Suho, detik selanjutnya Irene mulai tersadar dari lamunannya.
"Tunggu, di mana obat itu!" gumam Irene "Aku tak pernah mengkonsumsi obat itu. Yaampun!" gumam Irene sambil menutup mulutnya. "Bagaimana jika aku? Aaahh!" kata Irene fustasi.
Irene kian takut saat mengingat dia belum juga mendapatkan siklus mensnya, terakhir dia mens adalah sebelum dia di bawa Suho ke Pulau ini dan sekarang sudah hampir tiga bulan dia menjadi tawanan di Pulau ini "Celaka!" gumamnya.
***
Kenapa kau hanya diam?" tanya Suho saat melihat Irene yang terpaku sedari tadi bahkan tak menyaut saat Suho memanggil namanya "Hei! Rene, kau baik-baik saja." kata-kata dan sentuhan Suho pada lengannya menyadarkan Irene.
"Apa?" tanya Irene kaget "Kau baik-baik saja? Atau masih ada masalah dengan perutmu?" tanya Suho "Tidak, tak apa," kata Irene "Ayo kita harus segera tidur," kata Suho membaringkan tubuhnya di samping Irene.
Irene menatap wajah Suho yang terlihat sudah lelap dalam tidurnya. Berlahan Irene menganbil HP Suho dan mulai melaporkan semua yang diketehuinya tentang Suho pada Xiumin, hal ini rutin dilakukan Irene sejak pertemuannya dengan Xiumin tempo hari.
"Ya, moodnya cukup baik akhir-akhir ini. Hari ini dia bilang tak mau menjadi Ayah, dia tak mau punya Anak," kata Irene "Baiklah, pastikan dia rutin mengkonsumsi obatnya, itu baik untik mengontrol emosinya," kata Xiumin lalu menutup telpon itu.
Irene mengembalikan HP Suho di tempatnya semula dan tak lupa menghapus riwayat panggilannya. Irene tak bisa menggunakan HP-nya sendiri, karena Suho bisa mengetahui semuanya.
Irene kembali membaringkan tubuhnya di samping Suho dan berlahan menenggelamkan wajahnya di leher pria itu, tak ada alasan hanya ingin saja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irene mengelus dada bidang itu dengan lembut dan membuat Suho makin tenggelam dalam tidurnya "Kau tak ingin menjadi Ayah, tak mau punya Anak, tapi kau melakukannya tanpa pengaman, kau mengelurkannya seenakmu dan sialnya aku lupa mengkonsumsi obat itu. Bagaimana jika aku hamil? Apa kau akan membunuhku? Apa kau akan membunuh Anakmu? Tapi kau manusiakan..," lirih Irene dengan perasaan takut dan cemas.