51. Sendu

2.8K 228 13
                                    

Update lagi guys.. Jangan lupa vote dan komen yang banyak ya..

Maaf jarang banget update soalnya lagi sibuk, banyak yang diurus.

Selamat membaca~~~

***

"Terimakasih karena sudah menghabiskan satu hari full dengan Acel," kata Kai sambil mengelus rambut bocah itu.

Kemarin Kai, menemui Irene dan Suho untuk minta izin membawa Jee pergi bersamanya. Kedua orang itu menghabiskan waktu bersama dengan hati yang bahagia. Entah kenapa beberapa hari ini Kai terus teringat pada anak tampan itu.

Kai merindukan Jee setiap detik, karena memang akhir-akhir ini sangat jarang berjumpa, hanya saling menyapa lewat telpon saja.

"Kenapa Acel menangis?" tanya Jee "Tidak.. Kenapa Acel menangis, Acel tidak menangis," kata Kai berbohong.

"Bisa beri Acel pelukan?" tanya Kai "Ohooo tentu saja..," kata Jee langsung menghambur kepelukan Kai "Ah We? Kenapa Acel mengangis?" tanya Jee lagi sambil mengelus tengah belakang Kai.

"Acel?" panggil Jee tapi malah kian membuat hati Kai sendu bercempur pilu "Acel ini kenapa sih!" gumam Jee dan entah kenapa ikut menangis.

"Tuhkan.. Jee jadi ikut menangis," sambung bocah pintar itu "We? Acel kenapa? Kenapa Acel menangis?" tanya Jee.

"Acel tak pernah sadar, jika bayi yang lucu itu sudah tumbuh sebesar ini," gumam Kai sambil terseduh menangis "Jee, kau taukan.. Acel sangat menyayangi mu..," kata Kai.

"Ya.. Jee juga sangat sayang pada Acel, jangan menangis lagi Acel.. Apa Jee berbuat salah?" kata Jee sambil meraup kedua pipi Kai dengan tangan mungilnya.

"Tidak.. Jee tidak berbuat kesalahan," kata Kai sambil tersenyum.

Suho hanya diam melihat pristiwa yang sedang terjadi di hadapannya itu. Sedangkan Irene sudah menangis terseduh dari tadi.

Irene tau persis bagaimana hubungan antar Kai dan Jee. Kai sudah menjadi Ayah dari putranya itu, Kai sangat menyayangi Jee dengan sepenuh hatinya, begitu juga dengan Jee, Jee begitu menyayangi Kai.

Entah kenapa saat melihat Kai dan Jee berpelukan sambil menangis itu benar-benar membuat hati Irene teriris, padahal tidak tau apa yang membuat kedua orang itu menangis.

"Apa ini..," gumam Suho dalam hati.

"Boleh Jee tidur dengan Acel Kai malam ini?" tanya Jee pada Ayah dan Ibunya.

"Tentu saja.. Jee boleh tidur dengan Acel Kai malam ini," kata Suho sambil tersenyum.

"Baik lah.. Kalau begitu kami permisi," kata Kai menggendong Jee dan membawa bocah itu ke dalam kamar tamu.

Setelah Kai dan Jee pergi, Irene menghambur kepelukan Suho sambil menangis tersedu.

"Kenapa sayang?" tanya Suho "Aku hanya mengingat sesuatu," kata Irene "Saat itu Jee baru tiga bulan, Jee demam tinggi.. Aku bingung dan tidak tau harus melakukan apa, aku hanya bisa menangis," kata Irene bercerita pada Suho, sedangkan Suho setia mendengar sambil mengelus belakang Irene.

"Aku menelpon Kai untuk segera pulang karena aku tak tau harus melakukan apa. Saat sampai ke rumah pelipisnya penuh darah.. Tangannya patah karena kecelakan, tapi tanpa memperdulikan apapun yang dilakukannya hanya memeluk tubuh Jee," sambung Irene, sambil mengigat pristiwa-pristiwa masa lalu itu.

"Dia hanya memeluk Jee dan suhu tubuh Jee langsung turus saat itu.. Dia begitu menyayangi Jee," kata Irene.

"Maaf.. Karena tidak di samping kalian pada saat-saat berat itu," kata Suho dengan rasa penyesalan.

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang