Selamat membaca, jangan lupa vote, komen, komen, vote, vote, komen, komen dan vote.
***
"Selamat ulang tahun anak Ayah..," kata Suho sambil meletkan satu kado di kamar yang sudah sangat sesak dengan barang-barang itu.
Enam tahun di lewatkan Suho dengan rasa tak menentu, untuk meluapkan semuanya dan untu membuat hatinya tenang Suho mempersiapkan semuanya, dia ingin anaknya tau bahwa dia begitu menyayanginya.
Enam tahun lalu Suho membeli ranjang bayi dan semua kebutuhan bayi, dia mempersiapkan semuanya dengan baik bahkan membeli dua dari setiap barang, untuk bayi laki-laki dan untuk bayi perempuan karena dia tidak tau anaknya itu laki-laki atau perempuan.
Setiap musim semi enam tahun terkahir Suho selalu membeli kado sebagai hadiah untuk anak yang bahkan belum pernah di lihatnya itu. Suho juga terus memberikan hadiah di hari-hari spesial dan kadang membeli barang tanpa alasan.
Semua dilakukan Suho untuk menenangkan hatinya sendiri.
"Aku beruntung, karena bisa melihatmu dalam tidurku, aku beruntung karena kerinduanku padamu akan sedikit hilang saat hujan menyapa. Terimakasih sudah meninggalkan kenangan manis untukku, karena sedikit kenanganmu lah aku masih bisa bernafas sampai hari ini," gumam Suho sambil menatap foto Irene yang masih tertata cantik di dinding kamar itu.
"Bahkan sudah enam tahun berlalu, tapi aku masih bisa mengendus aromamu di kamar ini, aku masih bisa melihat bayanganmu di setiap sudut tempat ini. Sudah enam tahun aku tak menatap mata itu, tapi cintaku makian besar dan kuat."
***
"Ibu...," teriak bocah yang terlihat sangat tampan itu "Halo jagoan Ibu," kata Irene lalu memeluk tubuh putranya itu "Mana acel Kai? Kenapa Ibu yang jemput?" tanya bocah itu "Acel sedang bekerja, tiba-tiba rumah sakit menelpon karena ada operasi dalurat," kata Irene menjelaskan.
Bocah kecil itu hanya menganggu sambil memajukan bibirnya dan terlihat sangat menggemaskan. Irene menggendong bocah itu untuk pulang ke rumah, jarak antara sekolah dan rumah tak terlalu jauh, jadi dapat di jangkau dengan berjalan kaki.
Bocah tampan diberi nama Jee-Nan dan tentu menggunakan nama keluarga Irene yaitu Bae. Irene menatap Shan yang tengah memakan wafer dengan sangat lahap itu "Matanya, hidupnya, bibirnya, bahkan senyumnya sangat mirip dengan mu Suho..," gumam Irene.
"Jee tak akan tiup lili jika Acel Kai belum pulang," rutuk Jee "Lagi pula kenapa dia bekerjad di hari penting seperti ini Ibu..," Jee merutuk dengan kesal.
"Tanang saja, dua akan datang sebelum acara Pangeran kami di mulai," kata Yeri samil mengacak rambut bocah tampan itu.
"Outi dan Acel Hun juga jangan berikan hadianya juga, nanti saja tunggu Acel Kai dulu ya," kata Jee.
"Iya sayang.. Acel Kai bilang Jee harus tidur siang dulu," kata Irene lalu menggendong tubuh Jee karena pelanggan cafe itu mulai berdatangan.
Eman tahun ini mereka lewatkan dengan penuh kebahagiaan belum lagi karena kehadiran Jee dalam kehidupan mereka. Usaha yang di rintis Sehun dan Yeri berkembang pesat, karir Kai di rumah sakit juga luar biasa bagus, sedangkan Irene memutuskan untuk menggeluti dunia mode, Irene memutuskan untuk belajar mengenai mode dan sekarang sudah mulai bekerja.
Irene membantu Jee mengganti baju lalu memposisikan Jee dengan posisi paling nyaman agar bisa dengan muda tidur.
"Ibu?" panggil Jee "Emm?" sahut Irene "Kenapa aku tidak memanggil Acel Kai dengan sebutan Ayah?" tanya Jee dan sontak membuat Irene terdiam seribu bahasa.
"Ibu jawab aku..," kata Jee "Em, karena Acel Kai itu bukan Ayah Jee kan? Tapi Acel Kai sangat mencintai Jee seperti seorang Ayah," kata Irene berusag menjelaskan.
"Em, Jee juga menyayanginya. Kata guru Jee, Ayah dan Ibu itu adalah Suami Istri, tapi Ibu dan Acel Kai bukan Suami Istri, kalian hanya sahabat kan? Tidak bisa kah Ibu dan Acel jadi Suami Istri saja? Agar Jee pinya Ayah, Jee mau punya Ayah.. Ibu Jee mohon," kata Jee dengan segala kepolosannya.
Sontak Irene menangis saat mendengar itu, hati Irene terus saja hancur saat Jee menanyakan tentang hal itu. Enam tahun Irene menderita karena Suho, belum lagi dengan semua pemberitaan tentang Suho di media, pria itu terlihat bahagia dengan hidup barunya dan dengan Istrinya.
"Kenapa Ibu menangis? Maaf Ibu.. Apa Jee melukai hati Ibu?" kata bocah itu sambil mengelap air mata Ibunya "Tidak nak.. Ibu tak apa, Jee tidur lah, ayo akan Ibu peluk," kata Irene.
***
Jee cembut sambil menopang dagunya "Kenapa cemberut?" tanya Sehun "Kapan dia akan datang, sudah ku bilang untuk tak bekerja di hari ulang tahunku," kata Jee merutuk.
"Itu dia sudah datang," kata Yeri menujuk Kai yang baru saja datang.
Irene membantu Kai melepas jasnya "Dia marah?" tanya Kai sambil melihat ke arah Jee "Kau tau, dia sangat keras kepala," kata Irene sambil tersemyum.
"Jee.. Kau tau kan, aku ini Dokter. Kau yang bilang kalau aku ini adalah superhero, aku harus menyelamatkan nyawa tadi. Maaf ya..," kata Kai sambil mengelus kepala Jee.
"Mana kadoku?" tanya Jee pada Kai "Ini dia," kata Kai memberikan satu topi pada Jee "Aaaaaaa.. Kau yang terbaik," kata Jee memeluk Kai "Selamat ulang tahun," kata Kai berbisik.
Jee meniup lilin dengan penuh rasa bahagia "Tuhan, yang menciptakan lagit dan bumi. Di hari bahagia ini aku mohon, beri kami semua kebahagian dan jika boleh kirimkan Ayahku ke mari, tidak tak perlu hari ini tapi berjanji lah untuk mengirim Ayah untukku, kapan pun saat waktu mu luang. Aku mohon Tuhan..," kata Jee dan membuat semua orang dewasa di sana tertunduk tak menentu.
Irene menatap sorot mata Kai, enam tahun pria itu terus berjuang, bukannya tak tau, Irene faham betul bahwa Kai punya hati untuknya, tapi sumpah demi apa pun Irene tak bisa membuka hatinya.
***
"Kenapa kau selalu begini padaku? Apa salahku? Apa kurangku?" tanya Krystal hampir menangis.
"Sudah kukatakan, kau tak akan bahagia bersamaku. Pergi lah dan cari kebahagiaanmu," kata Suho dengan nada dingin pada wanita yang sudah enam tahun menjadi Istrinya itu.
"Kau bilang menyadang status sebagai Istri dari Kim Suho sudah membuatmu bahagia, maka biarkan saja seperti itu. Aku sudah mejadikanmu Istri di hadapan umum, aku memberimu rasa hormat, tapi aku sendiri tak bisa menganggapmu sebagi Istri. Aku tak bisa melakukannya," kata Suho lalu keluar dari rumah mewa itu.
"Aku sungguh lelah!" teriak Krystal sambil menangis.
Begitu lah hubungan antara Suho dan Krystal selama ini, mereka terlihat seperti pasangan yang berbahagia di muka umum, padahal tak ada perkembangan sama sekali dalam hubungan mereka.
***
Gimana guys?
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy in Love
Romance"Selamat malam matahari, cepatlah datang aku sudah sangat rindu."