36. Baby

2.6K 232 44
                                    

Update lagi guys! Jangan lupa vote dan komen ntar aku ngambek ni 😕

Baca pelan-pelan hayati dan rasakan, berusaha masuk ke dalam ceritanya, biar feel-nya dapet dan bisa ngerti keadaan dalam cerita ini.

Gimana beratnya jadi Suho yang mungkin bakal nyesel seumur hidupnya.

Gimana jadi Irene yang terus berusaha lupa walaupun berat buat dia.

Gimana jadi Kai yang nyimpan perasaan buat wanita yang hatinya benar-benar di kuasai oleh pria lain, padahal dia sudah banyak berkorban, salah satunya adalah karir dia, dia harus mulai lagi dari awal karena dia memutuskan untuk pindah.

Betapa beratnya jadi Sehun yang mungkin aja lukanya lebih dalam ketimbang siapa pun, karena harus ngeliat kakaknya yang selama ini udah berjuang buat dia, dia ngerasa kalau dia gak berguna banget dan gak bisa jagain kakaknya.

Selamat membaca~~

***

"Aku tak mau lagi!" teriak Bobby kesal "Jika kau mati bagaimana dengan ku? Aku tak punya siapa pun di dunia ini, aku hanya punya kau saja! Bagaimana jika kau mati?" tanya Bobby penuh emosi pada Suho.

"Aku sudah bekerja dengan sangat keras tiga bulan ini, aku mau kau tenang, tapi jika begini aku menyerah, aku tak mau lagi!" kata Bobby.

"Paling tidak kau harus makan! Aku yakin kita bisa menemukan dia, kau harus semangat," sambungnya dengan kesal "Aaaa! Aku sangat kesal padamu." Bobby mendesis kesal.

Waktu berjalan begiti saja, sudah tiga bulan kepergian Irene dan hidup Suho juga berhenti, dia tak bekerja, tak beraktifitas, insomianya kian parah, makannya juga tak benar, Suho persis seperti mayat hidup saat ini.

"Kenapa kau marah? Aku sedang sangat sedih dan kau memarahiku," kata Suho sambil menatap Bobby "Aku tak akan mati sebelum minta maaf padanya, jadi jangan takut aku mati, aku akan hidup paling tidak sampai bertemu dengannya," kata Suho.

"Kalau begitu makan lah.." Bobby memberikan makanan pada Suho dan setelah itu kembali melanjutkan pekerjaanya.

"Hais! Kenapa dia selalu memusingkan aku! Dia terus menelpon dan mengangguku!" kata Bobby merutuk saat Krystal menelponnya.

"Biarkan saja," kata Suho "Dia sangat ingin menjadi Istri dari Kim Suho, maka biarkan dia menikmati setiap detik statusnya itu," kata Suho.

"Temui psikiatermu, itu akan membantumu," kata Bobby memberi saran "Kau harus hidup dengan baik agar bisa menemuinya, jika kau mati kau tak akan pernah bisa mengucapkan maaf pada Irene," sambung Bobby.

Roda kehidupan terus berjalan, tak peduli atas luka, lara dan derita yang mengembang di setiap jengkal langkah kaki. Tak ada yang bisa melawan arus takdir, biar semua yang terjadi menjadi seni kehidupan, menjadi satu bahan pengajaran.

Derita mungkin tak akan pulih dengan waktu cepat, mata mungkin tak lagi saling menatap, tapi cinta hanya akan terus menjadi cinta. Meski lisan berucap benci maka benci adalah bentuk lain dari cinta itu sendiri.

***

"Aku dan Sehun membeli ini untuknya," kata Kai memberikan sepasang sepatu bayi pada Irene "Terimakasih..," kata Irene "Ya, sama-sama," kata Kai.

"Kau sudah terlalu banyak berbelanja bulan-bulan ini. Kau sudah membelikannya lebih dari limabelas pasang sepatu, minggu lalu kau juga membeli baju bayi dan itu sangat banyak," kata Irene.

"Belum lagi barang-barang yang dibeli oleh Sehun dan Yeri," sambung Irene, Kai tersenyum lalu berjongkok di hadapan Irene yang duduk di kursi itu, Kai mengelus perut Irene sambil tersenyum "Semua karena kami menyayangi dia, dia tak sendiri," kata Kai lalu bangkit dan berjalan menuju dapur.

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang