27. Sesal

2.2K 228 30
                                    

Selamat membaca~~

Jan lupa vote dan komen

***

"Hai..," sapa seorang wanita yang terlihat sangat anggun dan cantik itu pada Suho yang tengah duduk di kursi dan memang dari tadi sedang menunggu wanita itu.

Rambut panjang dengan warna agak coklat, matanya juga bulat dengan warna kecoklatan, kulitnya begitu mulus, ditambah dengan tubuh tinggi dan bentuk tubuh yang sempurnah.

"Maaf aku terlambat," kata wanita itu "Tak masalah," kata Suho sambil mengangguk.

"Krystal Jung," kata wanita itu mengajukan tangannya "Kim Suho," kata Suto menjabat tangan wanita itu.

"Apa kita bisa bicar santai? Atau harus dengan resmi?" tanya Krystal pada Suho untuk mencairkan suasana yang terasa begitu beku "Terserah kau saja, mana yang membuatmu nyaman," kata Suho.

"Ibumu yang mengatur semua ini, aku harap kau tidak menyesal bertemu denganku," kata Krystal "Apa maksud semua ini?" tanya Kai tidak mau berbasa basi lagi.

"Kau sudah lama mengenalku, kau juga sudah berusaha mendekati beberapa kali," kata Suho dengan nada yang datar "Jangan jadikan hubungan kita seperti cerita di novel romantis. Aku menolak perjodohan ini," kata Suho tudu poin.

"Tapi nampaknya kita masih harus menerimanya walau pun kau tak mau, hubungan kita penting untuk kelurga dan perusahaan keluarga kita," kata Krystal "Ayo lah.. Jangan berfikiran sempit," sambung Krystal "Jadi kau menerima semua ini?" tanya Suho "Tentu saja, siapa yang tau mau menjadi Istri dari Kim Suho yang sangat tampan, terkenal dan merupakan pewaris Kim Group yang sangat luar biasa," kata Krystal.

"Aku hanya wanita biasa, mana bisa aku menolak pesona sebesar ini, aku tak akan bisa menolak semua ini," kata Krystal sambil menyesap anggur di gelasnya.

"Kau tak akan menemukan bahagia hidup denganku," kata Suho "Tak masalah, bergelas sebagai Istri dari Kim Suho saja sudah menjadi kebahagian terbesar untuk hidupku," kata Krystal sambil tersenyum.

"Ayo kita harus mulai makan," kata Krystal "Akan kutuangkan anggur untukmu juga," sambung Krystal sambil mengisi gelas Suho yang sudah kosong.

Suho terus menatap Krystal yang terlihat sangat menikmati makan malamnya hingga acara makan malam mereka selesai.

"Fikirkan lagi ucapan mu tadi Tuan Kim, jangan gegabah dan ambil keputusan yang tepat," kata Krystal dan tanpa aba-aba mengecup singkat bibir Suho sambil tersenyum.

***

Dengan perasaan yang gusar Suho mendatangi kediaman orang tuanya.

"Apa-apaan ini!" kata Suho dengan penuh penekanan pada seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat angkuh itu.

"Apa maksudmu?" tanya wanita itu pada Suho "Aku tak mau kau mencampuri usuran pribadiku! Berhenti mengatur semua hidupku!" kata Suho.

"Dia wanita yang cantik, pintar dan dia berasal dari keluarga yang baik! Apa buruknya dia, selesahmu memang rendahan!" kata wanita yang di panggil Suho Ibu itu.

"Memang anak yang lahir dari rahim wanita rendahan sangat lah berbeda! Kau mewarisi sikap rendahan wanita murahan itu!" kata wanita itu dan begitu menghancurkan hati Suho.

"Tutup mulutmu! Keparat kau!" teriak Suho sambil membanting meja yang terbuat dari kaca itu hingga pecah berhamburan.

"Waah! Kau lihat bagaimana putramu bersikap!" kata wanita itu pada Ayah Suho.

"Aku tak pernah minta untuk kalian ambil! Kehidupanku dan Ibuku sangat baik saat itu. Tapi semua berubah saat kau menghancurkan hidup kami!" kata Suho menujuk wajah Ayahnya.

"Kau menghancurkan hidupku dan semua tatanannya! Dan aku sangat benci padamu!" kata Suho mendorong Ayahnya hingga jatuh ke lantai.

"Kau memang anak tak berguna! Dasar anak haram!" teriak wanita itu pada Suho

Braangggg.. Suho melempas pas bunga ke arah wanita itu dan hampir saja mengenai wanita itu "Kalian semua akan dapat balasannya!" teriak Suho.

Setelah semuanya Suho langsung pergi dan meninggalkan rumah besar itu.

***

Irene terbangun saat mendengar suara berisik di arah ruangan kerja Suho, saat masuk Irene melihat Suho tengah menangis sambil memegang botol anggur.

"Hei, apa yang terjadi padamu?" tanya Irene mendekati Suho "Kenapa kau menangis?" tanya Irene "Jangan dekati aku," kata Suho pada Irene.

"Apa yang terjadi padamu? Apa yang bisa ku bantu?" tanya Irene penuh perhatian.

"Apa kau tak ada telinga! Ku bilang jangan dekati aku!" teriak Suho.

Dengan mata yang merah Suho berjalan ke arah Irene "Apa kau tak dengar!" kata Suho menjambak rambut Irene "Yatuhan, Suho sadar lah!" kata Irene.

"Kembalikan Ibuku!" teriak Suho lalu mencekik leher Irene "Kau kemanakan Ibuku!" teriak Suho lalu mendorong tubuh Irene dengan kasar hingga terhempas kencang ke lantai.

"Aaaa..," rintih Irene sambil meremas perutnya dan membuat Suho segera tersadar "Rene..," kata Suho saat melihat Irene yang sudah menangis sambil meremas perutnya.

"Maaf..," kata Suho sambil menangis "Maafkan aku..," sambungnya "Aaa! Kita harus ke rumah sakit," kata Irene "Tolong," sambung Irene "Aku menyakitimu lagi," kata Suho dengan gemetar ganguan gugupnya kian parah hingga membuat Suho tak bisa berfikir dengan baik.

"Lupakan! Ayo kita harus ke rumah sakit," kata Irene memohon agar pria itu segera tenang dan akal sehatnya kembali.

Dengan tubuh yang gemetar Suho mengangkat tubuh Irene dan membawa Irene ke luar dari apertemen mereka.

"Rene maaf," kata Suho sambil menangis "Maaf," lirihnya.

Tubuh Suho kian gemetar saat melihat darah yang mulai mengalir di betis Irene, seketika tubuh Suho melemas hingga terduduk di lantai depan lif itu.

"Apa yang terjadi? Biar aku membantumu..," kata seorang yang tiba-tiba saja datang.

Kai mengambil alih tubuh Irene yang sudah sangat lemas dari pelukan Suho dengan langkah cepat Kai membawa Irene ke dalam mobilnya dan di ikuti oleh Suho.

Kai mengemudi dengan sanga cepat sambil sesekali memperhatikan kedua orang yang sedang berada di bangku penumpang itu.

"Maaf..," kata Suho masih dengan tangisnya seperti tak peduli ada orang lain di dekat mereka "Aku menyaktimu lagi," kata Suho kian histeris melihat Irene yang terus merintih sakit.

"Aku akan mati jika terjadi sesuatu padamu dan padanya," kata Suho "Tidak apa yang kau katakan, kita akan baik-baik saja..," kata Irene masih berusaha menenangkan Suho yang terlihat sangat kacau.

Irene terus menggenggam tangan Suho saat tiba di rumah sakit "Maaf," kata Suho pada Irene "Semua akan baik-baik saja," kata Irene sambil menahan sakit "Tunggu kami di sini," kata Irene saat perwat tak mengizinkan Suho ikut masuk karena tenanga medis harus segera memberi tindakan pada Irene.

"Drama macam apa lagi ini!" gumam Kai merutuk dalam hati sambil melihat Suho yang menangis di lantai "Apa yang sebenarnya terjadi," sambung Kai sambil mendesis pusing.

Hati Suho diselimuti dengan rasa sangat bersalah, Suho sekarat berasa hampir mati. Rasanya seperti gagal berkali-kali dalam percobaan bunuh diri.

***

Jangan nyuruh update satu lagi yakkk! Aku bacok beneran ini! Tungguin updatean besok ya guys..

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang