Ini updatean ke-dua malam ini. Jangan sampe kalean tidaks vote dan komen.
Selamat membaca~~
***
"Mana dia," gumam Xiumin saat mobil yang dikendarinya bersama Bobby mulai memasuki kawasan pantai yang terlihat sepi itu.
"Ke sebelah sana, biasanya di sebelah sana," kata Bobby sambil menujuk ke arah timur.
"Apa yang kukatakan! Benarkan itu mobilnya dan nampaknya dia ada di dalam mobil itu," kata Bobby.
"Benarkah? Kita lihat apa yang bisa kulakukan pada bocah itu!" gumam Xiumin sambil menginjak pedal gas mobilnya.
"Wowww pak Dokter apa yang akan kau lakukan?" kata Bobby sambil memegang erat sabuk pengamannya.
"Apa lagi, kita tabrak dia!" kata Xiumin dengan kesal.
"Ohhh kau tidak tau betapa mahalnya mobil seksi itu!" teriak Bobby "Tidak pad Dokter jangan tabrak mobil seksi itu," sambung Bobby masih sambil berterik.
Braakkkkkkkk! Mobil yang dikemudikan oleh Xiumin itu menabrak kencang mobil Suho "Aaaaa! Kenapa kau sangat tega pada bokong mobil seksi itu," kata Bobby ke luar dari mobil itu dan langsung melihat keadaan kedua mobil yang terlihat hancur itu.
Suho ke luar dari mobil dengan langkah linglung, merasa sedikit terkejut karena hantaman keras pada mobilnya itu.
Buuggg! Belum sempat bersuara Suho langsung tersungkur ke pasir pantai itu saat gepalan tangan Xiumin mendarat tepat di wajah tampannya.
"Woooo pak Doker apa yang kau lakukan pada Bosku tercinta," kata Bobby langsung membantu Suho yang tersungkur "Yaampun Bos, apa kau baik-baik saja," kata Bobby.
"Apa sekarang kau sudah sadar? Atau butuh satu pukulan lagi?" tanya Xiumin sambil menarik kera kemeja Suho yang terlihat sangat lusuh itu.
"Sudah kukatakan berkali-kali, kau adalah orang baik! Jangan samakan dirimu dengan orang lain!" teriak Xiumin.
"Bagaimana kau bisa berubah jika kau terus kabir seperti ini! Harusnya kau menjaga Irene dan anakmu di rumah sakit! Bukannya malah bersembunyi seperti seorang pecundang seperti ini!" kata Xiumin kembali berteriak untuk menyadarkan sahabatnya itu.
"Apa yang bisa kulakukan haaa!" kata Suho "Bahkan aku tak bisa mengendalikan emosiku sendiri," sambung Suho
"Itu semua karena kau tak mau! Kau tak mau dan terlalu takut" kata Xiumin mendorong dada Suho "Kau tak yakin pada dirimu sendiri," kata Xiumin.
"Dengarkan aku! Kau pantas dan sangat berhak berbahagia! Jangan libatkan masa lalumu untuk apa pun yang kau jalankan di masa sekarang," kata Xiumin.
"Tenangkan dirimu, lalu temui Irene dan anakmu," kata Xiumin mengelus bahu Suho lembut karena merasa sudah cukup terapi untuk sahabatnya itu hari ini.
"Dan kau bocah nakal, jaga Bosmu dan mobil seksi itu harus di antar ke bengkel untuk diperbaiki. Tagihannya berikan pada Bosmu itu," kata Xiumin sambil membetulkan kera bajunya yang agak berantakan setelah baku hantam dengan sahabatnya itu.
Xiumin pergi begitu saja, seperti tak terjadi apa pun dan malah merasa sangat bahagia karena melihat perkembangan yang sangat baik dari keadaan jiwa dan emosi Suho.
Paling tidak Suho sudah bisa merasakan emosi, saat ini Suho tak merasa takut seperti biasa tapi lebih ke arah rasa penyesalan dan rasa sedih, itu sangat baik untuk keadaan Suho.
***
Sudah empat hari Irene di rumah sakit, Suho juga tak kujung menemuinya. Tapi Irene tak perlu merasa khawatir lagi karena tau pria itu dalam keadaan baik-baik saja.
"Di mana Sunny, kenapa sangat lama," gumam Irene menunggu Sunny yang belum juga kembali, Irene ingin minta bantuan untuk ke kamar mandi.
Karena merasa tak tahan Irene memanggil perawat yang lewat di depan kamarnya "Bisa aku minta bantu ke kamar mandi?" tanya Irene lalu seketika teridam saat sadar orang itu bukan lah perawat tapi Kai.
"Baik lah.. Tak masalah," kata Kai "Tidak, tak perlu," kata Irene menolak "Kau yakin, menahan sesuatu itu sungguh tak nyaman," kata Kai.
"Tak apa aku akan membantumu," kata Kai, lalu perlahan menggendong tubuh Irene dan membawa tubuh Irene ke kamar mandi "Lakukan dengan santai dan tenang," kata Kai "Panggil aku saat sudah selesai," sambungnya. Setelah selesai Kai kembali mendudukan tubuh Irene ke atas ranjangnya.
"Apa Suamimu belum menjengukmu?" tanya Kai "Apa urusanmu?" tanya Irene "Apa pedulimu? Bukan kah kau sangat lancang?" kata Irene dengan nada tak sukanya.
"Aku tau semuanya, kau harusnya pergi saja. Apa yang kau harapkan dari hubunganmu itu? Apa yang kau dambakan dari hubungan yang bahkan tidak punya nama itu," kata Kai.
"Maaf tapi ku rasa kau sudah masuk terlalu dalam pada hidupnya yang begitu rumit. Kau sudah terlalu jauh ikut andil dalam hidupnya. Dia bukan pria biasa," kata Kai seakan mengingatkan Irene "Lebih baik kau meninggalkan dia terlebih dahulu sebelum kau di tinggalkannya," tukas Kai dan tentu saja sangat melukai hati Irene.
"Keluar! Keluar!" teriak Irene pada Suho "Jangan berteriak, tak baik untuk kesehatanmu dan bayimu," kata Kai "Maaf aku tak bermaksut membuatmu sedih atau bertindak tidak sopan," sambung Kai.
"Ku bilang keluar! Keluar!" teriak Irene "Baiklah..," kata Kai lalu keluar dari kamar rawat Irene.
Setelah Kai keluar Irene mangis sejadi-jadinya, entah kenapa kebenaran yang keluar dari mulut Kai tadi benar-benar menyakiti hatinya.
Semua perkataan Kai terus terniang di kepalanya dan membuat kepalanya begitu pusing. Hatinya kian sakit saat menyadari bahkan Suho tak ada di sampingnya pada saat seperti ini, padahal dia sangat membutuhkan pria itu sekarang.
***
Gimana pendapat kalean semua guys? Syukaaaaaaa thidakks?
![](https://img.wattpad.com/cover/222536456-288-k916033.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy in Love
Roman d'amour"Selamat malam matahari, cepatlah datang aku sudah sangat rindu."