33. Wedding?

2.1K 233 46
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaaa. Selamat membaca~~

Jangan marah-marah ihh!

***

Sudah satu minggu ini Irene menjalankan kehidupannya dengan sangat bahagia, pernikahannya dan Suho akan di adakan minggu depan. Mereka akan mengucap janji sehidup semati di tepi pantai tepat saat mata hari tenggelam.

"Kau terus saja tersenyum seperti itu! Wahhh kakak benar-benar bahagia sepertinya," gumam Sehun sambil menatap wajah kakaknya yang beseri itu.

"Sudah siap sayang?" tanya Suho pada Irene sambil mengelus bahu Irene "Sudah," kata Irene "Sehun ayo ikut kami pergi," kata Suho "Sunny dan Bobby juga akan ikut," sambung Suho "Baik lah..," jawab Sehun.

Mereka pergi bersama untuk melihat gaun pengantin yang dipesan untuk Irene. Irene terlihat sangat bahagia.

"Jalannya pelan saja sayang, nanti terpeleset," kata Suho yang merasa ngeri melihat Irene yang berjalan cepat sambil bersenandung ceria.

"Ku bilang pelan-pelan..," kata Suho memegang tangan Ibu hamil itu "Baik lah..," kata Irene mengikuti kata-kata Suho.

Mereka disambut dengan hangat saat tiba di butik yang terkenal dengan barang-barangnya yang berkualitas, karena dikelola oleh disainer terkenal.

"Selamat sore..," sapa pegawai itu dengan ramah "Baik ayo langsung saja, kita bisa mencoba gaunnya," sambung wanita itu sambil mengarahkan Irene untuk mengikutinya.

Suho duduk di sofa itu sambil sibuk dengan HP-nya sedangkan ketiga orang yang lain sibuk melihat-lihat semua barang yang ada di sana.

"Baik lah.. Sudah saatnya melihat Ratu kita," kata pegawai butik itu pada Suho hingga Suho menghentikan semua aktifitasnya dan memfokuskan matanya ke arah pintu itu.

Mata Suho melebar saat melihat Irene keluar dari pintu, terlihat sangat cantik dengan balutan gaun putih itu. Suho menatap Irene dengan penuh perhatian, matanya tak mengijap.

Sedangkan Irene hanya menunduk malu karena Suho menatapnya dengan tatapan memuja itu.

"Kau sangat luar biasa," kata Suho pada Irene sambil perlahan mendekat "Waaaw Rene kau sangat cantik," sambung Suho dengan takjup "Kau sangat cantik, sungguh," kata Suho lalu memeluk tubuh Irene dengan erat.

"Apa selama ini aku tidak cantik?" tanya Irene "Selalu, kau selalu cantik. Tapi gaun pengantin ini tambah membuat cantik," kata Suho.

Suho mengecup bibir Irene dengan gemas, melihat momen manis itu dengan cepat Bobby mengabadikannya dengan kamera yang baru saja dia beli kemarin.

"Aaaa.. Apa yang kau lakukan!" kata Suho terkejut "Pose lain, pose yang lebih bagus," kata Bobby mengarahkan kedua orang itu agas berpose.

"Waa kalian sangat serasih," komentar Bobby "Ayo kita harus mengambil foto sama-sama," kata Irene dan meminta bantuan pegawai butik untuk memegang kamera.

Mereka terlihat sangat bahagia dalam foto itu.

"Bobby cetak foto itu," kata Suho "Aku suka momennya," sambung Suho "Baik Bos, nanti malam ku antar," kata Bobby.

Suho, Irene dan Sunny pulang terlebih dahulu, sedangkan Sehun ikut Bobby karena juga masih ingin berkeliling.

***

"Kita akan memenuhi dinding dengan momen-momen bahagia," kata Suho yang memeluk Irene sambil mentap semua benda dan foto yang disusun Suho pada dinding kamar itu.

"Saat dia sudah lahir, kita akan mengambil satu fotonya setiap hari, agar kita bisa mengingat setiap momen bersamanya," kata Suho sambil mengelus perut Irene "Kau adalah Ayah terbaik," kata Irene mengecup bibir Suho "Aku juga akan menjadi Suami yang baik," jawab Suho sambil tersemyum.

Keduanya berpelukan dengan penuh kehangatan, sambil terus membisikan kata-kata cinta satu sama lain "Aku mau waktu berhenti saat ini," gumam Irene lirih "Em, aku ingin selalu bersamamu..," kata Suho.

"Aku akan pergi besok," kata Suho "Apa-apaan ini, pernikahan kita enam hari lagi," kata Irene protes "Aku akan segera kembali sayang..," kata Suho "Kau tau betapa aku mencintaimu kan?" tanya Suho "Aku harus mengurus pekerjaan sebelum libur dengan waktu yang lama setelah pernikahan kita," kata Suho.

***

Sudah tiga hari setelah kepergian Suho, Suho belum menelpon hanya mengirim pesan beberapa kali.

Irene merasa bahagia, walaubpun harus mempersiapkan pernikahan mereka tanpa Suho, karena pria itu harus menyelesaikan urusannya.

"Aku sangat berterimakasih pada pencipta langit dan bumi ini, karena sudah mempertemukan aku denganmu. Aku sangat mencintaimu," gumam Irene sambil tersenyum membayangkan wajah Ayah dari anaknya itu.

Tiba-tiba Sehun masuk ke dalam kamar dengan membanting pintu, hingga membuat Irene terkejut.

"Ada apa?" tanya Irene berteriak karena begitu terkejut "Telpon dia sekarang," kata Sehun "Siapa?" tanya Irene bingun.

"Suho! Hubungi pria itu sekarang juga kakak," kata Sehun dengan mata merah dan tangan yang menggepal.

"Ada apa Sehun? Kenapa kau marah?" tanya Irene merasa cemas "Kakak aku mohon telpon dia sekarang," kata Sehun mendesak.

"Tidak diangkat," kata Irene "Coba lagi," suruh Sehun, Irene terus menelpon Suho namun nihil tak ada jawaban karena memang nomernya di luar jangkauan, begitu juga dengan Bobby nomer HP Bobby juga tak bisa di hubungi.

"Ada apa Sehun?" tanya Irene "Ayo pergi," kata Sehun "Apa yang kau katakan?" kata Irene dengan bingung "Aku mohon, turuti saja aku kak.. Aku mohon," kata Sehun.

"Aku tak bisa Sehun, lagi pula kenapa?" tanya Irene.

Sehun menghela nefasnya dalam lalu mengambil remot TV dan mulai menghidupkan TV itu. Sama semua saluran berita menyiarkan hal yang sama.

~Breaking News: Pimpinan Kim Group, Kim Suho Menikahi Putri Tungga Keluarga Jung, Krystal Jung~

~Breaking News: Pimpinan Kim Group Menikah Hari ini di Roma dengan Sangat Mewah~

Bagai di sambar pertir, kepala Irene terasa ringan dan melayang, tubuhnya lemas seketika.

"Tidak mungkin..," gumam Irene "Kau melihatnya sendiri kakak! Dia tersenyum dengan begitu bahagia," kata Sehun marah sambil melempar TV itu dengan remot.

"Ayo pergi, aku tidak sudi lagi melihat wajahnya," kata Sehun. Sehun begitu hancur saat melihat Irene menangis tak berdaya.

Sehun memeluk tubuh Irene "Kenapa dia melakukan ini pada kami?" kata Irene sambil terseduh pilu "Kenapa dia tega..," sambung Irene.

Lelah menangis hingga Irene merasakan sakit yang teramat di perutnya, darah mulai merembas dari sela pahanya, tubuhnya pucat, layu tak berdaya.

Dengan tergopoh-gopoh Sehun menggendong Irene untuk menuju rumah sakit.

Dan sekali lagi Irene berakhir di gendongan Kai, Sehun terlihat kewalahan menggendong tubuh Irene, ditambah lagi dengan kondisi tubuhnya yang juga masih lemas karena mendengar kabar itu.

"Kenapa kau melakukan ini padaku.. Aku benci padamu..," gumam Irene lalu pingsan tak sadarkan diri dengan konsi banyak kehilangan darah.

***

Sampai jumpa di updatean selanjutnya guys.

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang