10. Sembuhkan Dia

2.9K 232 18
                                    

"Biarkan aku memperkenalkan diri. Namaku Xiumin, aku Dokternya Suho," kata Xiumin memperkenalkan diri "Saya, Irene," kata Irene ikut memperkenalkan diri.

"Bisa aku menanyakan sesuatu padamu?" tanya Xiumin Irene hanya diam tapi tak menolak juga "Aku adalah Dokter yang membantu penyembuhan Suho lima tahun terakhir ini. Biarku jelaskan dulu, dia punya gangguan emosi yang membuatnya kadang bersikap gila. Tapi akhir-akhir ini ada perubahan dalam sikapnya dan aku yakin kaulah alasan perubahan itu," kata Xiumin seperti menodong Irene.

"Apa maksudmu? Dia punya gangguan emosi? Gangguan kejiwaan begitu?" tanya Irene "Em, bisa dibilang begitu. Dia punya gangguan tidur, gangguan kecemasan dan depresi juga," jelas Xiumin dan membuat Irene sangat  terkejut.

"Jadi itu penyebab sikap gilanya selama ini," gumam Irene "Sudah lima tahun aku berusaha membantunya, tapi tak ada perubahan karena dia mencoba menutupi masalahnya," kata Xiumin menjelaskan.

"Maaf aku bertanya, tapi jika boleh tau bagaimana sikapnya terhadapku. Aku mohon katakan dengan jujur dengan ini kita mungkin bisa membantunta," kata Xiumin "Sikapnya padaku sangat kasar dan terkadang sangat lembut juga," jelas Irene.

"Aku dipaksa dan dibawanya kemari, dia melakukan banyak hal jahat padaku, dia mengancam untuk membunuh orang-orang di sekitarku," kata Irene.

"Dia juga sangat terobsesi padaku, pada tubuhku. Saat dia sedang marah dia akan melakukan hal yang kasar padaku, dia menyentuhku dengan kasar," kata Irene dan Xiumin sibuk mencatat poin-poin dari omongan Irene "Lanjutkan," kata Xiumin.

"Dia juga selalu bilang bahwa aku hanya miliknya dan aku hanya boleh bergantung padanya, bahkan dia sampai mencekik leherku, menjambak rambut dan memukul tubuhku. Dia juga pernah memaksa agar aku mengatakan bahwa aku mencintainya," kata Irene.

"Semuanya lebih buruk dari yang kukira, Rere dengar aku, aku tau kau akan tersiksa dengan semua ini tapi kau juga tak punya pilihan lain untuk melindungi orang-orang yang ada di sekitarmu. Buat dia merasa nyaman bersamamu," kata Xiumin.

"Mungkin dia tak mau menceritakan semuanya padaku, tapi aku yakin dia mau menceritakan semuanya padamu. Dari cerita yang kudengar darimu, dapat aku simpulkan bahwa kau begitu penting untuk hidupnya, mungkin caranya mengekspresikan itu salah tapi yakinlah, itu respon dari semua trauma yang ada pada dirinya," jelas Xiumin, Irene hanya mendengar sambil mengangguk tanda setuju dan mengerti.

"Jadi, apa yang harus kulakukan untuk membantunya. Aku tak mau terjebak di sini selamanya," kata Irene "Kau hanya perlu mengikuti alurnya, biarkan dia merasa nyaman bersamamu dengan begitu kau bisa menguasai fikirannya. Laporkan semua yang dilakukannya padamu, termasuk omongan yang mungkin dikatakannya saat tak sadar," kata Xiumin.

"Baiklah, aku mengerti," kata Irene "Aku harap kau bisa membantunya. Dia pria yang sangat baik," kata Xiumin.

Irene bergegas pergi saat sadar bahwa helikopter yang membawa Suho sudah mendarat.

***

"Heis kau ini! Jam berapa ini? Kau berjanji jam berapa denganku?" rutuk Xiumin pada Suho "Kau selalu saja mengomel seperti seorang wanita," dengus Suho sambil duduk.

"Aku sudah bertemu dengan wanita itu," kata Xiumin hati-hati karena takut salah "Irene?" tanya Suho "Ya," jawab Xiumin "Kau beruntung bisa melihatnya," kata Suho sambil tertawa "Nampaknya kau begitu memuja gadis itu," kata Xiumin "Ya, tentu saja," jawab Suho.

Sesi terapi berjalan begitu saja dan seperti biasa tak ada kemajuan, Suho masih saja bersikukuh dengan kebungkamannya. Entah metode apa lagi yang harus dipakai Xiumin untuk membantu sahabatnya itu.

"Aku pulang," kata Xiumin pamit sebelum menaiki helkopter "Aku merasa sangat keren, apa kau tak akan bangkrut jika menaiki capung raksasa ini setiap hari?" tanya Xiumin bercanda "Kau tau aku mabuk lautkan," kata Suho dengan kesal "Kalau begitu bawa dia ke tempat lain yang mudah untuk dijangkau," kata Xiumin "Tidak, tak akan pernah. Dia akan mudah meninggalkan aku jika begitu," kata Suho.

Xiumin tersentak mendengar itu "Kau sungguh terobsesi padanya," gumam Xiumin dalam hati "Aku pergi," kata Xiumin dan helikopter itu menbawa Xiumin menjauh dari pulau itu.

***

"Sudah makan siang?" tanya Suho pada Irene lalu mengalungkan kedua tangan Irene ke lehernya "Sudah, Tuan sudah makan siang?" tanya Irene "Sudah," jawab Suho lalu mengecup bibir Irene.

Suho mengangkat tubuh Irene dan sontak membuat Irene mengeratkan tangannya di leher pria Suho dan kedua kakinya ikut dilingkarkan pada pinggang Suho. Suho mendudukan pantatnya di pinggir ranjang "Apa saja yang kau lakukan tadi?" tanya Suho pada Irene "Tak ada, aku hanya tidur setelah membereskan kamar," jawab Irene.

Keduanya bertahan dalam posisi itu cukup lama sambil terus bercakap ringan. Irene bisa bernafas legah karena tak ada tanda-tanda pria itu akan mengamuk lagi.

"Mau saya buatkan kopi?" bisik Irene "Boleh," kata Suho dan tiba-tiba beranjak dan mengajak Irene berjalan masih dengan posisi seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau saya buatkan kopi?" bisik Irene "Boleh," kata Suho dan tiba-tiba beranjak dan mengajak Irene berjalan masih dengan posisi seperti itu.

"Tuan aku bisa berjalan sendiri," bisik Irene "Tapi aku masih mau memelukmu," jawab Suho. Wajah Irene merah padam menahan malu karena semua mata orang yang berada di sana tertuju pada mereka, bahkan ada yang menatap dengan tatapan yang menggoda. Saat tiba di dapur, Suho menurunkan tubug Irene.

Dengan cekatan Irene mulai meracik kopi untuk Suho dan pergerakan tubuh mungil itu sedetik pun tak pernah lepas dari pandangan Suho "Tuan mau pakai krimer?" tanya Irene berusaha sesantai mungkin "Tidak, cukup gula saja," jawab Suho.

"Sudah birakan pelayan yang akan membawanya," kata Suho meranik tangan Irene dan mengajak Irene untuk duduk di halaman belakang rumah mewah itu, ada kolam besar di sana, terlihat sangat indah karena langsung menghadap laut dengan jejeran batu-batu besar di pinggir tebingnya.

Suho dan Irene duduk di tepi kolam sambil menikmati kopi yang sudah diantar oleh pelayan tadi. Kau bisa berenang?" tanya Suho pada Irene "Tidak juag," jawab Irene "Apa maksudnya tidak juga?" guama Suho "Aku bisa waktu itu, tapi tidak tau sekarang," kata Irene "Ayo kita coba," kata Suho.

Suho membuka bajunya lalu terjun begitu saja ke dalam kolam. Irene terkesima dengan senyum lebar itu, terlihat begitu menawan, sangat berneda dengan wajah yang terus terakam di otak Irene "Sayang, kenapa hanya diam. Ayo," kata Suho sambil memberikan tangannya pada Irene.

"Aaa!" kata Irene berteriak dan dengan refleks memeluk erat leher Suho "Uuu sangat dingin," kata Irene sambil tertawa lepas "Kau suka?" tanya Suho sambil merapikan rambut Irene yang berantakan "Suka," kata Irene sambil tersenyum. Suho membuka baju yang dipakai Irene hingga hanya meninggalkan pakaian dalamnya saja.

Keduanya menikmati waktu senja sambil terus bermain air. "Kau begitu luar biasa jika sedang seperti ini, sisi manusiawimu terlihat. Kau terlihat normal," Irene berkata dalam hati sambil terus memeluk Suho, Suho terus tertawa lepas dari tadi dan membuat Irene benar-benar merasa tenang.

 Kau terlihat normal," Irene berkata dalam hati sambil terus memeluk Suho, Suho terus tertawa lepas dari tadi dan membuat Irene benar-benar merasa tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang