26. Sisi Baiknya

2.2K 236 15
                                        

Update lagi ni gue jan lupa vote sama komen!

Selamat membaca tayang~~

***

Kai memperhatikan kedua orang yang berjalan di depannya itu "Hubungan macam apa yang tengah kalian jalankan? Apa nama dari hubungan ini?" rutuk Kai dalam hati sambil terus mengamati kedua orang yang terlihat sedang tertawa bersama itu.

Entah sejak kapan Kai menjadi sangat ingin tau semua hal tentang orang lain, tapi sekarang Kai sangat ingin tau tentang Irene.

Kai terus memperhatikan Irene dan Suho yang kini sudah duduk di salah satu bangku taman itu dan detik selanjutnya memutuskan untuk pergi dan melanjutkan lari paginya.

"Kita harus sering berolah raga," kata Suho pada Irene "Kita berolah raga tapi sambil menguyah roti seperti ini," gumam Irene sambil tertawa  "Tak masalah, Ibu hamil sepertimu harus makan yang banyak," kata Suho.

"Aku harap kau terus begini, kau terlihat lebih baik sekarang. Terus lah membaik," Irene bicara dalam hati sambil terus menatap wajah tampan itu.

"Aku mau tau bagaimana saat kau bertemu dengan Bobby?" tanya Irene penasaran "Saat itu aku baru pulang dari luar negri setelah sekian lama. Aku bingung karena kota ini sudah banyak berubah," kata Suho bercerita.

"Lalu?" tanya Irene sambil menyenderkan kepalanya ke bahu Suho "Dia menawarkan untuk membantuku, tapi bocah nakal itu malah menipuku," sambung Suho teryawa dan membuat Irene ikut tertawa juga.

"Umurnya baru sepuluh tahun saat bertemu denganku, karena dia terlihat sangat pintar dan kuat aku memutuskan untuk mengajaknya bersamaku. Dia belajar dengan giat hingga menjadi seperti Bobby yang kau lihat hari ini," kata Suho.

"Kau menyayangi Bobby?" tanya Irene "Entah lah..," kata Suho tertawa "Semua yang kau lakukan itu, menujukan bahkan kau sangat menyayangi Bobby. Anakmu sangat beruntung karena punya Ayah sepertimu," kata Irene sambil mengelus lembut tangan Suho.

"Aku harap juga begitu, aku harap semuanya berjalan dengan baik," kata Suho lalu mengecup kening Irene.

Kedua orang itu tak bergerak dari tempatnya masih terasa nyaman menikmati waktu berdua sambil merasakan hembusan angin yang sangat menyejukan dan membuat tenang.

"Apa kau tak ada niat mengajakku berjalan-jalan hari ini?" tanya Irene dan membuat Suho tertawa "Kenapa tak langsung saja bilang kalau kau ingin jalan-jalan," kata Suho sambil menggemgam tangan Irene.

"Aku terlalu gengsi jika meminta seperti itu," kata Irene "Kuakui harga dirimu yang paling tinggi!" kata Suho sambil tertawa.

"Aku merasa sangat bahagia melihat tawa lepasmu ini, terus lah seperti ini Kim Suho, jadi lah manusia seutuhnya," gumam Irene sambil menikmati pemandangan di depannya itu, senyum Suho begitu menghipnotisnya.

"Ayo pulang, ganti baju dan setelah itu kita akan berjalan-jalan," kata Suho menarik Irene agar berdiri dari duduknya "Ada temanku yang menika hari ini, apa boleh kita pergi ke sana?" tanya Irene "Jika kau tak nyaman maka tak apa aku akan pergi sendiri," sambungnya.

Suho menggenggam tangan Irene dengat kuat dan hangat lalu mengajak Ibu hamil itu berjalan berlahan untuk kembali ke apertemen.

Saat sampai di apertemen Suho menelpon Bobby dan Sunny agar dua orang itu beristirahat dulu hari ini dan tak perlu datang untuk bekerja.

"Apa boleh aku pergi?" tanya Irene lagi " Tentu saja," jawab Suho.

Irene terlihat sangat cantik dengan dres berbahan katun yang menutupi lututnya, rambut panjangnya digerai begitu saja memperlihatkan keindahan rambut hitam dan bergelombang itu.

"Jadi, apa aku boleh ikut?" tanya Suho pada Irene "Kau serius?" kata Irene dengan terkejur sambil mengoles sedikit pelembab bibir "Em.. Apa boleh? Untuk siapa kau berdandan," kata Suho memeluk Irene yang masih berdiri di depan cermin "Untuk diriku sendiri," kata Irene sambil menatap kaca yang memperlihatkan kemesraan mereka itu.

"Kau harus berdandan untukku..," bisik Suho dan sontak membuat Irene tersipu malu.

Kedua orang itu terlihat sangat serasih bergandengan tangan dengan senyum yang tidak luntur dari wajah mereka.

"Tuan yakin ingin ikut aku masuk?" tanya Irene "Kenapa? Kau tak mau mengajakku?" tanya Suho dengan wajah yang dibuat sedih "Bukan begitu," kata Irene tersenyum "Jika benar-benar tak apa, maka aku dengan senang hati mengajak mu ke dalam sana," kata Irene "Akan ada banyak temanku di dalam," kata Irene.

Mereka masuk ke dalam ruangan yang sudah sangat ramai itu, Irene menyapa mempelai wanitanya terlebih dahulu, lalu kembali duduk dan bergabung dengan teman-temannya yang lain.

Teman-teman Irene terus menatap aneh ke arah Suho, mereka bertanya-tanya di dalam hati, menerka sebenarnya Suho itu siapanya Irene.

"Kenapa Semua temanmu menatapku begitu?" bisik Suho pada Irene "Apa ada yang aneh dengan wajahku?" sambung Suho "Karena kau sangat tampan," kata Irene berbisik dan sontak membuat Suho tertawa.

Acara itu berjalan dengan sangat hikmat, Irene menatap kedua mempelai yang sudah berdiri di atas altar, mengikat janji sehidup semati, berjanji untuk terus mencintai sampai akhir hayat. Irene begitu hanyut dalam semua hal yang di saksikannya itu.

Secara diam-diam Irene mencuri pandang ke arah Suho yang terlihat juga sangat menikmati acara itu.

Irene tersenyum malu saat sesuatu melintas singkat di kepalanya, sesuatu yang terlihat akan sangat manis saat dia yang terlihat cantik dengan balutan gaun putih, serta Suho yang sedang berdiri di sampingnya "Apa yang kau fikirkan bodoh!" gumam Irene sambil memukul kepalanya sendiri.

Irene kembali memalingkan pandangannya saat tiba-tiba Suho membalas tatapannya.

"Apa?" tanya Irene sambil tersenyum saat Suho mengenggam tangannya, Suho hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya "Dasar aneh!" gumam Irene.

***

Acara itu sudah selesai dan sekarang Irene dan Suho sudah berada di dalam mobil untuk pergi ke suatu tempat.

"Aaa! Bos," teriak Bobby saat Suho dan Irene masuk ke dalam tempat makan yang terlihat ramai itu.

"Hei kalian semua, lihat Bos datang bersama Ratunya," kata Bobby pada beberapa orang yang terlibat seumuran dengannya itu.

Empat anak muda itu memberi hormat dan salam pada Suho, Irene hanya menatap aneh pada tingkah orang-orang itu pada Suho "Ibu Ratu sangat cantik," kata pemuda bermata sipit itu sambil mengancungkan jempolnya pada Irene "Hentikan! Cepat sajikan makan siang untuk kami," kata Suho lalu menepuk bahu anak-anak itu satu persatu.

Suho menarikan kursi untuk Irene, keduanya duduk di dekat jendela. "Siapa mereka?" tanya Irene "Apa mereka teman-teman Bobby yang kau rawat juga?" tanya Irene "Aku tidak merawatnya, aku hanya membantu mereka untuk hidup lebih baik," kata Suho.

Irene sangat tersentuh dengan semua itu "Kau sangat baik," kata Irene "Da tampan," tambah Suho dan sontak membuat Irene tertawa.

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang