19. Berusaha

2.3K 218 9
                                    

Jangan lupa vote, komen, vote, komen, vote, komen guys.

Selamat membaca ❤

***

Hooekk.. Irene kembali muntah pagi ini, sedangkan Suho hanya menatapnya dengan tatap bingung dan heran "Asam lambungmu naik lagi? Setiap hari? Ayo ke Dokter dan periksakan dirimu," kata Suho "Tidak, tak perlu," jawab Irene dengan gugup "Aku baik-baik saja," sambungnya meyakinkan.

Sudah dua bulan berlalu dan artinya usia kandungan Irene sudah delapan belas minggu sekarang, morningsicnes Irene kian parah ditambah dengan nafsu makannya yang benar-benar menurun.

Dua bulan berjalan dengan lancar tanpa sepengetahuan Suho, karena pria itu lebih banyak menghabisakan waktu di kantor, karena persiapan projek baru, belum lagi jadwal dinas ke luar Negrinya dan Irene juga bersyukur karena itu dia tak perlu banyak berbohong pada pria itu prihal kehamilannya.

Sudah tiga hari Suho beristirahat di rumah, tidak ke mana-mana dan tentu membuat Irene cukup sulit untuk menyembunyikan semuanya. Suho sudah mulai curiga dan bertanya tapi jawaban Irene cukup memuaskan hatinya.

***

Tiga hari ini Irene benar-benar bekerja keras untuk menolak ajakan pria itu berhubungan dan mujurnya Suho juga tidak memaksa seperti biasa.

Irene sedikit takut saat ingat terakhir kali mereka berhubungan sebelum Suho sibuk, pria itu begitu kasar padanya hingga mengakibatkan terjadinya flek dan tentu saja semua itu membuat Irene takut terjadi apa-apa pada anak yang dikandungnya.

Suho memperhatikan Irene yang meringkup di kasur sepanjang hari "Apa kau sakit?" tanya Suho "Tidak," jawab Irene "Lalu apa yang kau lakukan? Seharian kau berada di tempat tidur," kata Suho merutuk.

Irene bangkit dengan lesu dari tempat tidur itu, tapi malah membuat tubuh Suho memanas. Melihat Irene hanya menggunakan baju kaos kebesaran tanpa bawahan itu benar-benar membuat Suho merasa lapar dan ingin segera menghabisi tubuh itu.

Suho menatap paha mulus Irene yang terekspos itu, rambut panjangnya diikat tinggi, sedikit berantakan, menampilakan leher jenjang yang putih itu. Irene berdiri menghadap jendela dengan posisi membelakangi Suho dan semua itu kian membuat Suho berdesir.

"Rene," panggil Suho "Em?" jawab Irene sambil menoleh, perlahan Suho mendekati Irene "Kau menggodaku?" bisik Suho "Kau juga tidak pakai bra," sambungnya sambil meremas dada Irene dan membuat Irene memejamkan matanya erat saat merasakan sentuhan itu.

"Entah kenapa kau terlihat sangat seksi malam ini," kata Suho yang sudah mulai mencumbu tengkuk Irene, perlahan Suho mengelus paha Irene dari bawah hingga ke bagian atas dan berlahan menurunkan celana dalam Irene.

Irene mencegat tangan Suho, saat jari nakal itu mulai mempermainkan bagian paling sensitif tubuhnya itu "Tidak, jangan halangi aku!" kata Suho dan membuat Irene bagai terhipnotis dan memutuskan untuk membiarkan pria itu.

"Kau terlalu banyak makan atau bagaimana?" tanya Suho saat mengelus perut Irene dengan sentuhan penuh gairah itu dan kata-kata Suho itu membuat Irene tanpa sadar mendorong tubuh Suho untuk menjauh darinya.

"Maaf," kata Irene dan dengan cepat Irene menjauh dari Suho. Irene kembali membaringkan tubuhnya ke ranjang dan seketika Suho tersulut emosi.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Suho sambil menggenggam erat tangan Irene "Maaf aku.. Aku tak bisa," kata Irene dengan wajah yang takut "Kenapa? Kau tak mau kusentuh!" kata Suho sambil melotot "Tidak, bukan begitu," kata Irene "Jangan menghidariku lagi! Aku sudah cukup bersabar tiga hari ini, tapi tidak dengan malam ini," kata Suho.

Irene benar-benar hilang arah, seperti biasa tak tau harus bagaimana dan untuk melawan pun juga tidak berdaya "Buka bajumu, atau aku yang buka," kata Suho sambil menaikan alisnya.

Dengan perasaan takut Irene membuka bajunya dan seketika menampakan tubuhnya yang kian seksi, beberapa bentuk tubuhnya mulai berubah karena kehamilannya dan semua perubahan itu begitu kian membuat Suho mabuk.

Irene meraup kedua pipi Suho dan menatap mata pria itu "Jangan kasar," kata Irene berbisik dan berharap kata-katanya itu melekat pada otak dan ingatan Suho.

Bukan Suho namanya jika tidak melakukan hal sesukanya, tubuh Irene yang memang sudah lemas sejak pagi makin lemas karena Suho yang tidak mengerti kelembutan. Suho mengekspresikan segala kerinduannya dengan caranya sendiri dan tak peduli pada orang yang mungkin saja merasa disakiti.

"Sudah," lirih Irene saat pria itu kembali melakukan kegiatannya "Ini yang terakhir untuk malam ini," bisik Suho membujuk "Tapi aku sangat lelah," jawab Irene "Jangan lancang!" bentak Suho dan membuat Irene diam seketika.

Semua terjadi begitu saja, entah berapa kali pria itu melakukan hal itu semuanya dan seenaknya. Irene merasakan keram ringan pada perutnya, yang bisa dilakukannya hanya mengelus perut itu sambil memohon agar anaknya baik-baik saja.

"Karena kau sudah menjadi wanita yang penurut, besok kita akan pindah ke Kota, aku akan sangat sibuk di kantor dan akan sulit untuk menemuimu. Jadi kita akan pindah ke Kota," kata Suho dan membuat Irene benar-benar senang "Kau seriuskan?" tanya Irene dengan tatapan berbinar.

"Ya, asal kau terus menurut. Jangan coba pergi dariku, karena kau akan tau akibatnya," kata Suho dan membuat Irene hanya bisa tertunduk. "Aku memberimu kebebasan di sana, tapi bukan berarti kau bisa seenaknya," kata Suho sambil membelai punggung Irene.

***

Seperti yang dikatakan Suho mereka pindah ke Kota, mereka akan menempati Apertemen yang tidak terlalu besar tapi terlihat sangat mewa, Apertemen itu juga sangat dekat dengan kantor Suho.

"Jangan khianati kepercayaanku," kata Suho mengecup kening Irene "Jangan pergi ke mana pun tanpa sepengetahuanku," sambungnya "Baiklah..," jawab Irene.

"Akan ada yang membersihkan rumah dan memasak, jadi kau tak usah repot," kata Suho "Dan ini, gunakan sesukamu," sambung Suho memberikan kartu kredit pada Irene.

"Ada sedikit peraturan di sini, aku tak suka jika ada orang asing datang ke mari dan kau harus ada di rumah saat aku ada di rumah. Kau tak boleh keluar dari sini jika aku masih ada, pergi saat aku sudah pergi dan pulang sebelum aku pulang," kata Suho dan membuat Irene mengangguk tanda mengerti.

***

Ok fiks aku benci Suho di cerita ini! Aku gak suka Suho! Hedewww 😞😞



Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang