1. Kau Gila

10.2K 365 13
                                    

"Lepaskan saya! Apa hak anda menarik saya seperti ini!" teriak seorang gadis mungil dengan kulit putih itu, mata tajamnya terus melotot ke arah pria yang masih sibuk menarik kasar tangannya "Saya akan teriak jika anda tak melepaskan tangan saya sekarang juga!" katanya masih dengan berteriak tapi sia-sia karena pria dengan setelan rapi itu tak acuh pada setiap teriakannya.

"Tolong..," teriak gadis itu saat dipaksa untuk masuk mobil "Diamlah!" bentak pria itu dan seketikan membuat gadis itu terdiam hampir menangis karena bentakan kecang dari pria itu "Diam!" sambungnya sambil menunjuk pas di tengah wajah gadis yang sudah terlihat santa ketakutan itu.

Mobil mewah yang terkenal karena harga selangitnya itu melaju di jalan raya dengan kecepat tinggi, karena yang menyetir terus menginjak pedal gas seperti lupa bahwa ada pedal rem juga "Kau mau kita mati bersama-sama?" tanya gadis itu sambil terus berteriak, teriakannya begitu kencang hingga rasanya bisa merusak gendang telinga siapa saja.

"Apa kau tak dengan aku Tuan! Aku bilang hentikan mobilnya!" kata gadis itu terus berteriak "Aaaaaa!" katanya kembali berteriak saat tiba-tiba mobil itu berhentik secara mendadak di pinggir jalan yang terlihat begitu sepi.

Dia menatap mata pria itu, matanya penuh dengan amarah. Tanpa aba-aba tiba-tiba pria itu menarik tengkuknya kasar dan detik selanjutnya langsung memakan habis bibir gadis itu tak peduli dengan berontakan gadis itu "Lepas..," kata gadis itu di sela ciuman paksa itu.

"Berengsek! Kau bajingan!" teriak gadis itu saat tubuhnya berhasil lepas dari cengkraman pria yang dirasa sudah gila itu, gadis itu hendak segera keluar dari mobil, tapi sia-sia karena pintu mobil itu sudah terkunci otomatis "Buka pintunya saya ingin keluar," kata gadis itu masih dengan nada bicara congaknya.

"Aku Suho, tak ada yang tak bisa aku dapatkan termasuk kau Rene." Suho menatap dingin gadis yang bernama Irene itu "Kau hanya pria berengsek yang gila!" teriak Irene dengan penuh penekanan.

Masih dengan amarahnya Suho kembali melumat bibir Irene, bahkan yang kali ini lebih kasar dari yang sebelumnya, pria itu juga menggigit bibir Irene hingga berdarah karena sekarang ciuman itu sudah terasa asin.

Irene masih tak bergeming, masih berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman monster itu, tapi tubuh kecilnya tak berdaya dalam kuasa tubuh berotot itu. Suho menghentikan ciuman paksanya itu saat menyadari Irene butuh pasokan oksigen.

Suho menatap mata Irene yang masih memberinya tatapan mematikan itu "Ini hukuman untuk bibir yang sangat lancang, karena berani memakiku," kata Suho lalu menghisap bagian bibir Irene yang berdarah dan sungguh membuat Irene merasa jijik.

"Siap pria yang berani merangkul pinggangmu tadi?" tanya Suho sambil melotot ke arah Irene "Bukan urusanmu Tuan, lagi pula apa hakmu?" Irene bertanya dengan nada marah dan kesal "Kau hanya milikku! Aku tak sudi ada yang menyentuhmu!" kata Suho.

"Milikmu? Sejak kapan aku menjadi milikmu? Kau memang sudah benar-benar gila!" teriak Irene "Diam! Tutup mutulmu!" teriak Suho pada Irene dan kembali membuat gadis itu gemetar karena takut "Jika kubilang kau milikku, maka artinya kau milikku!" Suho kembali berteriak dengan mencengkram tangan Irene kasar.

"Tapi sayangnya aku tak sudi jika diriku yang berharga harus menjadi milikmu yang menjijikan!" kata Irene dengan penuh penekanan "Kau milikku! Hanya milikku! Dan aku tak suka penolakan!" Suho berkata sengan penuh rasa marah.

Pria yang terlihat sangat marah itu kembali memacu mobilnya dengan begitu kencang dan membuat gadis yang bersamanya itu menjerit takut.

***

Terhitung baru dua bulan Irene bekerja sebagai Sekretaris dari pimpinan baru perusahaan tempatnya bekerja. Sebelumnya Irene bekerja sebagai Sekretaris dari pendiri perusahaan itu yang tak lain merupakan ayah dari orang yang menjadi atasannya sekarang.

Banyak desas-desus yang beredar bahwa pimpinan baru perusahaan mereka adalah pria dingin dan tak punya hati, bahkan konon pria itu bisa berganti pasangan sepuluh kali dalam sehari jika dia mau. Tak heran, pria itu memang pria yang sempurnah, dikaruniai dengan wajah tampan, otak cerdas dan kekayaan yang melimpah.

Sebenarnya Irene begitu tak nyaman pada atasannya itu, karena terlalu sering mengatur bahkan masalah pakaian. Entah bagaimana, tapi Irene merasa bahwa pria itu benar-benar terobsesi padanya. Bukan tanpa alasan, bahkan pria itu tak memberi Irene hari libur dan selalu meminta Irene melakukan hal-hal aneh.

Sudah dari awal Irene ingin berhenti dari pekerjaannya yang semakin aneh itu, tapi Irene tak ada pilihan, karirnya di perusahaan itu sudah sangat baik, gajihnya juga sangat besar terbukti dengan Irene yang sudah punya rumah dan mobil sendiri, bahkan bisa menanggung biaya studi adik semata wayangnya di luar negri.

***

"Kau mau membawaku ke mana?" tanya Irene dengan nada bicara yang gemetar karena mulai takut "Terserah padaku, karena kau milikku," sahut Suho. Irene hanya diam sambil terus menerka kemana dia akan dibawa oleh pria gila itu.

"Halo.. Lima belas menit lagi aku sampai, siapkan kapalnya," kata Suho lalu memutus telponnya tadi. Menyadari semuanya membuat Irene kian takut "Kau menculikku? Kau berniat menculikku?" kata Irene sambil terisak "Apa yang akan kau lakukan padaku? Aku mohon turunkan aku," kata Irene memohon tapi tak ada jawaban.

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang