9. Semakin Buruk

2.9K 221 6
                                    

"Kenapa menatapku begitu? Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Irene pada Suho yang sedari tadi menatapnya dengan dalam "Tidak, aku hanya merasa beruntung dapat menatapmu pagi ini," kata Suho "Ayo mandi bersama," sambungnya dan membuat Irene seketika terdiam.

"Ayo," kata Suho menarik tangan Irene "Baiklah..," kata Irene mengikut saja. Suho sibuk mengurusi bathup sedangkan Irene hanya menatap Suho dari sudut kamar mandi mewah itu "Ke marilah..," kata Suho sambil mengacungkan tangannya ke arah Irene.

Suho membantu wanita yang di pujanya itu membuka pakaiannya "Kau sangat luar biasa," gumam Suho sambil mengelus paha putih Irene dan membuar Irene merona karena di tatap dengan tatapan memuja itu.

Setelah selsai membuka pakaian Irene masuk ke dalam bathup yang sudah dipenuhi oleh busa itu dan sontak membuat Irene membuang mukanya saat Suho membuka pakaiannya sendiri dan detik selanjutnya sudah ikut masuk ke dalam bathup bersama Irene.

Irene duduk dengan sangat gugup, entah hal apa lagi yang akan dilakukan pria kejam itu padanya. Suho mulai menggosok tubuh Irene dengan lembut "Aku sangat suka tubuh ini, tubuh yang selalu aku rindukan," kata Suho sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Irene dan selanjutnya langsung menlumat habis bibir tipis milik Irene itu.

 Suho mulai menggosok tubuh Irene dengan lembut "Aku sangat suka tubuh ini, tubuh yang selalu aku rindukan," kata Suho sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Irene dan selanjutnya langsung menlumat habis bibir tipis milik Irene itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suho memberikan kecupan yang lembut pada Irene sambil terus memberi sentuhan maja pada tubuh Irene. Irene memukul paha Suho pelan saat dia merasa kehabisan nafas. Suho melepas ciumannya, lalu mengelus rambut panjang Irene "Kenapa kau selalu berkeringat saat ada di dekatku? Apa ak sangat menakutkan untukmu?" tanya Suho "Tidak, bukan begitu," kata Irene berbohong.

Tanpa izin Suho mengangkat tubuh polos Irene dan membawanya ke atas ranjang, membaringkan tubuh mungil tak berdaya itu di tas ranjang lalu dengan cepat menindih tubuh itu. Irene hanya diam memejamkan matanya, berusaha menetralkan nafasnya yang terengah tak beraturan, tidak.. Bukannya Irene dipenuhi gairah atau semacamnya seperti yang dirasakan Suho, wanita itu ketakutan.

Irene berusaha menahan air matanya, karena tau jika dia menangis itu bisa membuat Suho marah lagi padanya. Rasanya begitu menyiksa, tak ada satu hari pun yang dilewatkan Irene tanpa sikap kasar pria itu.

"Kenapa tubuhmu begitu dingin?" tanya Suho pada Irene, tubuh Irene terasa gemetar dan semua itu tak luput dari perhatian Suho "Kau baik-baik saja?" tanya Suho lagi, Irene mengangguk sambil tersenyum.

"Tapi matamu mengatakan hal lain," kata Suho sambil menatap Irene yang sudah tak berdaya di bawah kuasanya "Aku menginginkanmu, aku merindukanmu," kata Suho sambil menatap Irene dan membuat Irene kembali terserang rasa takut yang teramat. Irene belum bisa melupakan rasa sakit yang diterimanya dari pria itu kemarin malam.

"Rene, aku bilang, aku menginginkanmu," kata Suho sambil mengelus bibir Irene "Lakukan, bukankah tubuhku ini milikmu," kata Irene tak kuasa untuk menolak, karena jika dia menolak sudah pasti akan terjadi hal yang lebih gila lagi.

"Kenapa kau menangis?" tanya Suho saat air mata Irene mulai merembas "Tidak Tuan, aku tidak menangis," jawab Irene "Aku tak suka dibohongi sayang," kata Suho dengan tatapan tajamnya "Katakan dengan jujur, agar aku tidak marah!" sambung Suho "Sungguh, aku tidak menangis," kata Irene masih bersikukuh.

"Eemm!" Irene merintih ngilu saat tiba-tiba pria itu menghujam bagian bawah tubuhnya dengan jari-jarinya dan terasa begitu kasar, tangis Irene kian menjadi "Kau bohong! Dan aku tidak suka," kata Suho dengan nada bicara yang sangat dingin.

"Sakit..," rintih Irene dengan derai air mata "Jika kau sakit maka aku harus melakukan apa?" tanya Suho lagi "Memohon padaku!" sambung Suho "Tuan, sakit.. Aku mohon hentikan," kata Irene dengan lirih dan seketika membuat Suho menghentikan kegiatannya.

Irene mentap takur pada wajah Suho yang tidak berekspresi "Jangan marah," kata Irene dengan takut, lalu menarik tengkuk Suho dan mengecup bibir pria itu dengan harapan agar Suho melupakan amarahnya.

Cara Irene itu berhasil, Suho tidak marah dan malah memperlakukan Irene dengan sangat baik dan pembut "Berjanji untuk tidak berbohong lagi," kata Suho sambil memberi kecupan lembut di dada Irene "Ya, aku tak akan berbohong lagi," jawab Irene "Katakan, bahwa kau sangat tergantung padaku," perintah Suho pada Irene.

Dengan gugup Irene memegang kedua pipi Suho, sambil menatap mata yang menatkutkan itu Irene mulai merangkai kata manis untuk memuaskan Suho "Tuan, aku sungguh membutuhkanmu. Diriku, tubuhku dan semuanya hanya milikmu," kata Irene dan benar-benar memberi ketenangan untuk Suho.

Suho memberi kecupan hangat di bibir Irene, lalu memeluk tubuh Irene dengan hangat "Aku tak akan melakukannya jika kau masih sakit," bisik Suho "Terimakasih dan maaf," kata Irene lirih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suho memberi kecupan hangat di bibir Irene, lalu memeluk tubuh Irene dengan hangat "Aku tak akan melakukannya jika kau masih sakit," bisik Suho "Terimakasih dan maaf," kata Irene lirih.

Hampir satu jam kedua orang itu berpelukan di atas ranjang dan setelah semuanya selesai Suho dan Irene sarapan bersama.

"Jika Sehun mengeluhkan sesuatu padamu katakan padaku," kata Suho "Aku sudah mentransfer uang sakunya minggu ini," sambungnya "Harusnya Tuan tidak melakukan itu. Jangan memanjakan dia dengan uang," kata Irene "Tapi aku suka padanya. Dia anak yang cerdas," kata Suho sambil mengelap bekas selai di pinggir bibir Irene. "Aku akan pergi sebentar, nanti siang baru kembali lagi," kata Suho pamit dan dijawab anggukan oleh Irene.

***

"Bagaimana anda bisa datang ke mari?" tanya Sunny pada seseorang yang tak pernah dilihat sebelumnya "Saya ada janji dengan Suho, karena itu saya bisa sampai di sini," kata Xiumin, Sunny sibuk mengangkat telponnya, yang menelpon adalah Suho dan mengatakan bahwa dia akan kedatangan tamu dan tamu tersebut disuruh untuk menunggu.

"Apa yang dilakukan anak itu di pulau sepi ini," gumam Xiumin sambil mendudukan tubuhnya. Mata Xiumin tertuju pada Irene yang menuruni tangga, Irene juga terkejut saat melihat Xiumin.

"Hai, aku Xiumin, teman Suho." Xiumin menyapa Irene, Irene hanya bisa tersenyum sambil menunduk memberi hormat. "Tunggu! Bisa kita bicara?" tanya Xiumin pada Irene.

Tbc.

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang