20. Dia Tau

2.4K 240 37
                                    

"Boleh aku pergi ke luar hari ini?" tanya Irene sambil memeluk pinggang Suho, berniat menggoda agar diizinkan "Ya, aku pulang jam tujuh, jadi kau harus ada di rumah sebelum jam tujuh," kata Suho "Baiklah.. Terimakasih," kata Irene sambil tersenyum ceria.

Irene memasangkan dasi Suho dengan telaten dan hal itu membuat hati Suho menghangat merasa sangat diperhatikan "Aku pergi," kata Suho sambil mengecup kening Irene. "Apa kita sedang dalam permainan peran Suami dan Istri..," gumam Irene dalam hati sambil menatap punggung Suho yang mulai hilang dari bali pintu.

Irene mengelus perutnya sambil menatap pilu "Aku akan segera menjadi seorang Ibu, tapi aku bukan seorang Istri," desisnya tanpa sadar.

"Bahkan aku takut hanya untuk mengatakan bahwa dia akan segera menjadi seorang ayah," gumam Irene "Maaf ya Nak..," sambungnya memohon pada jabang bayi yang ada di perutnya itu.

Hari ini Irene harus memeriksa kandungannya ke Dokter, Irene merasa ada yang aneh dengan perutnya setelah perbuatan Suho beberapa hari ini, pria itu tak memberikan Irene kesempatan untuk beristirahat.

"Bagaimana aku bisa menanganinya," gumam Irene yang tengah duduk menunggu obat yang ditebusnya. Dokter mengatakan bahwa keram perut dan flek yang dialami Irene disebabkan oleh frekuensi hubungan seksual yang dilakukan. Kegiatan itu memang banyak membuang tenaga "Aku bisa meredam marahnya, tapi tidak dengan yang satu itu." Irene berkelut dengan pemikirannya sendiri, sampai petugas rumah sakit memanggil namanya untuk mengambil obat-obatnya.

Brukk.. Irene menabrak seorang Dookter, terlihat karena pria itu menggunakan jas putih "Maaf," kata Irene menundukkan kepalanya "Hei, kita bertemu lagi," kata pria itu "Siapa?" tanya Irene "Kai, kita bertemu di bioskop saat beberapa waktu yang lalu," kata pria yang bernama Kai itu.

"Oh iya," kata Irene kikuk "Saya duluan," kata Ierene dan dengan cepat meninggalkan pria yang masih terpaku di tempatnya tadi.

"Wahh, kau gadis yang sangat luar biasa," kata Kai sambil menatap punggung Irene yang sudah menjauh.

***

Suho menatap Irene dengan tatapan tajam seperti ingin membunug saat Irene keluar dari kamar mandi.

"Apa ini?" tanya Suho menujukan plastik yang berisi obat-obatannya tadi "Itu.. Itu vitamin," jawab Irene "Jangan bohong!" teriak Suho sambil melempae plastik itu ke wajah Irene "Ini apa?" teriaknya lagi dan kembali melempar sesuatu ke arah Irene.

Irene terkejut saat menyadiri benda apa yang dilempar Suho itu "Itu obat anti kehamilan yang kuberikan waktu itukan?" tanya Suho sambil mendekati Irene "Obat itu masih utuh, kau tidak mengkonsumsinya?" tanya Suho.

"Bukankah sudah jelas perintahku waktu itu! Bukankah sudah jelas!" teriak Suho sambil mencengkram dagu Irene dengan kasar.

"Katakan yang sebenarnya Rene!" kata Suho mendesak "Aku tak pernah meminum obat itu," kata Irene terisak "Apa maksudmu!" teriak Suho mendorong Irene hingga tersungkur, kening Irene berdarah karena terkena pinggiran meja.

"Aku hamil! Aku mengandung anakmu! Kau akan menjadi Ayah!" teriak Irene sambil menangis kencang

Seketika tubuh Suho limbung dan merosot ke lantai, ruangan itu hening hanya terdengar suara tangisan Irene yang terdengar sangat tersedu dan pilu.

"Kau harus menlenyapkannya," kata Suho pada Irene dan benar-benar membuat Irene merasa begitu hancur "Apa kau ini iblis?" tanya Irene "Bahkan binatang tak akan tega membuhun Anaknya," sambung Irene tersedu.

"Sudah kukatakan Rene, aku tak mau jadi Ayah, aku tak mau jadi seorang Ayah!" teriak Suho "Bunuh dia Rene!" teriak Suho lagi.

"Dia hanya Anakku, dia tak akan menjadi Anakmu. Jika kau tak sudi lepaskan saja aku! Lepaskan aku," kata Irene bersujut di kaki Suho "Kau fikir aku bisa hidup tanpamu! Aku tak bisa hidup tanpamu!" teriak Suho

"Sama sepertimu yang tak tik bisa hidup tanpaku, aku juga tak bisa hidup tanpa anakku," kata Irene lirih.

"Kenapa kau tak pernah mau mendengarkan aku!" kata Suho sambil menjambak rambut Irene "Kenapa Rene! Kenapa kau lakukan inu padaku!" kata Suho yang terlihat sangat kacau.

"Jika kau tak mau melenyakannya, biar aku saja," kata Suho "Jika begitu kau harus melenyapkan aku juga," kata Irebe.

Irene merangkak ke arah nakas lalu meraih sebuah karter "Ini," kata Irene memberikan karter itu pada Suho "Bunuh Anakmu! Bunuh dia, tapi saat itu juga aku akan melenyapkan diriku!" kata Irene "Ayo! Ayo bunuh kami berdua!" Teriak Irene.

"Aaaaaaggg!" teriak Suho sambil menendang meja lalu meninggalkan Irene yang menangis tersedu dengan keadaan yang mengenaskan, darah masih mengalir dari keningnya.

"Kau baik-baik sajakan Nak..," lirih Irene sambil memeluk perutnya sendiri "Kita selamat hari ini," sambung Irene. "Entah terbuat dari apa hatimu itu, dia anakmu, bagaimana bisa kau bicara akan melenyapkan anakmu sendiri," kata Irene sambil meraung menangis.

Hati Irene begitu hancur, sakit di bagian fisiknya terlihat sangat parah, namun luka di hati dan batinnya lebih parah lagi "Apa yang ada di otakmu," lirih Irene pilu.

***

Oke fiks banget ini fiks fiks fiks banget aku benci sama Suho 😭😭😭 dia terlalu jahat, mau di buat baik tapi udah terlanjur, Yatuhannnn aku nyesel buat karakter Suho ini 😑 maaf ya guys 😣

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang