42. Jee ❤

2.8K 254 28
                                    

Update lagi guys mumpung sempat hehe. Jangan lupa vote ya.. Komen yang banyak biar aku nya semanga.

Nikmatin aja konflik yang ada, mungkin bakal mencabik-cabik hati dan perasaan wkwk lebai banget yakk, tapi ini serius kaliah nikmatin aja alur dan konfliknya.

Selamat membaca~~

Semoga menghibur.

***

"Dia sudah tidur?" tanya Kai saat Irene keluar dari kamarnya "Belum, dia masih bermain," kata Irene.

"Apa yang di katakannya padamu?" tanya Irene "Tak ada," jawab Kai "Suho tak mengatakan apa pun, dia hanya perlu penjelasan dan keterangan darimu," kata Kai dan membuat Irene tertunduk.

"Boleh aku masuk kamar mu?" tanya Kai "Emm, bujuk Jee untuk tidur juga," kata Irene "Aku ke dapur dulu," sambungnya lalu pergi.

"Hei jagoan.. Kenapa belum tidur?" tanya Kai "Menunggu Acel," kata Jee "Emm, ayo sini Acel temani tidur," kata Kai menarik bocah itu ke pelukannya.

"Ini minum," kata Irene memberikan botol minum pada Jee "Pelan-pelan saja nak..," kata Kai.

"Tadi Jee pergi ke mana bersama Ayah?" tanya Kai "Emm, Jee pergi bermain bersama Ayah. Kami juga membeli gelang kembar," kata Jee menujukan gelang yang sedang di pakainya itu.

"Wahh.. Ini sangat bagus," kata Kai "Iya kan?" tanya Kai pada Irene "Emm, itu bagus," kata Irene mengangguk.

"Ibu.. Kata Ayah tadi, Ibu dan Ayah hanya miskomunikasi," kata Jee yang masih berada di pelukan Kai itu, Irene terdiam, entah bagaimana menjawab pernyataan itu.

Kai tertawa "Miskomunikasi? Kau belajar dari mana klosakata seperti itu?" tanya Kai sambil tertawa "Aku sudah besar, jadi aku tau," kata Jee.

"Apa lagi yang dikatakan Ayah pada Jee?" kata Kai memancing "Aaa, Ayah juga bilang dia tak pernah meninggalkan Ibu dan Jee," kata Jee sambil menoleh pada Irene yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.

"Kata Ayah, harusnya Ibu mendengarkannya dulu Acel.. Aku tak mengerti," kata Jee pada Kai "Benar, Ibumu harusnya mendengarkan Ayahmu dulu," kata Kai sambil tersenyum.

"Kau sayang pada Acel kan?" tanya Kai "Tentu saja, aku sangat menyayangimu," kata Jee sambil memeluk erat tubuh Kai.

"Ibu, Ayah bilang dia akan kembali ke Korea besok, apa aku boleh menginap dengan Ayah?" tanya Jee "Tentu saja Ibumu mengizinkan, nanti Ibu yang akan mengantar Jee ke Ayah," kata Kai.

"Ibu masih sibuk, Jee mau ikut tidur di kamar Acel saja?" tanya Kai "Yeey Jee mau..," kata Jee dengan ceria.

***

"Kamar hotelnya nomer 042," kata Kai memberi tahu Irene "Kenapa tidak kau saja yang mengantar Jee ke sana," kata Irene.

"Aku ada operasi Rene," kata Kai sambil mengelus rambut Irene "Pergi lah, sampai jumpa di rumah," sambung Kai lalu mengecup pipi Jee sambil menggenggam tangan Irene erat.

Tak peduli hatinya sakit Kai hanya ingin Irene kembali meyakinkan hatinya, untuk apa bersama jika hatinya masih dimiliki oleh Suho.

***

"Waaa, anak Ayah sudah sampai," kata Suho langsung menggendong tubuh Jee "Hai," kata Suho tersenyum ke arah Irene.

"Jee, Ibu pergi ya.. Kau jangan nakal," kata Irene," sambil mengelus rambut putranya.

"Ibu masuk dulu, ayo.. Temani Jee dan Ayah sebentar," kata Jee menarik-narik tangan Irene "Silakan..," kata Suho memberi jalan untuk Irene.

Irene masuk ke kamar hotel mewah itu, lalu duduk di sofa, sambil pura-pura sibuk dengan HP-nya.

Suara tawa Jee dan Suho menarik Irene untuk melihat apa yang dilakukan oleh dua orang itu.

Irene menatap wajah keduanya, sempurnah, Jee punya muka yang begitu mirip dengan Suho bahkan senyum dan caranya bicara.

"Besok Ayah harus kembali ke Korea, bagaimana dengan Jee?" tanya Suho ke Jee tapi menatap ke arah Irene.

"Jee mau ikut Ayah Ibu, apa boleh?" tanya Jee "Jee harus sekolah kan, mana mungkin bisa pergi ke luar Negri," kata Irene.

"Eem, jadi kapan Jee bisa bertemu Ayah lagi?" tanya Jee sambil memeluk Suho dengan wajah sedih hampir menangis.

"Ayah akan sering menemui Jee di sini," kata Suho "Tapi, kita baru saja bertemu Ayah..," kata Jee.

"Ibu Jee mohon, Jee mau ikut Ayah," kata Jee mulai terseduh menangis.

"Jadi Jee mau meninggalkan Ibu?" tanya Irene "Jee mau pergi dari Ibu?" tanyanya lagi dan entah kenapa Irene merasa begitu emosional.

"Tidak..," kata Jee menggeleng.

"Kenapa Ibu dan Ayahku tidak seperti Ibu dan Ayah temanku! Aku mau tinggal bersama Ibu dan Ayah!!" teriak Jee dengan tangisnya.

Suho hanya diam sambil memeluk tubuh Jee, menatap mata Irene yang juga sudah betkaca, Irene pergi menuju kamar mandi, lalu menangis di sana.

"Kenapa Ayah tidak tinggal dengan kami saja? Kenapa Ayah harus meninggalkan Jee lagi?" tanya Jee dan benar-benar menyakitkan bagi Suho.

"Dengar, dengar Ayah dulu," kata Suho "Ayah akan segera menjemput Jee dan Ibu, Ayah janji," kata Suho "Benar ya..," kata Jee "Iya nak.. Ayah janji," kata Suho sambil memeluk putranya.

Irene keluar dari kamar mandi dengan mata sembab khas wajah habis menangis itu.

"Kau tau Jee, semua yang Ayah lakukan di masa lalu, semuany ada alasan," kata Suho "Semuanya Ayah lakukan untuk cinta Ayah," sambungnya bicara pada Jee tapi ditunjukan untuk Irene.

"Enam tahun yang aku lewatkan tanpa kalian begitu berat. Ayah hidup hanya karena ada sedikit kenangan, Ayah hidup dengan baik hanya untu kenangan itu," kata Suho.

"Ayah jangan menangis..," kata Jee menghapus air mata Suho "Eemm, Ibu juga jangan menangis," kata Jee menoleh ke arah Irene yang memang sudah menangis dari tadi.

"Kenapa kalian menangis? Ayo berbaikan," kata Jee "Ayah dan Ibu tak boleh bertengkar," sambungnya sambil menarik tangan Suho untuk berjalan ke arah Irene.

"Ibu dan Ayah tak boleh saling menyakiti, ayo berbaikan," kata Jee sambil menyatukan tangan Ibu dan Ayahnya.

"Ayo Ayah harus berjanji tak akan meninggalkan Ibu lagi dan Ibu juga harus berjanji tak akan pergi dari Ayah lagi," kata bocah kecil itu dengan segala kepolosannya.

"Ayo peluk aku," kata Jee menarik Irene dan Suho.

"Aaaa, Jee sayang pada Ibu dan Ayah," kata Jee pada Suho dan Irene yang tengah berpelukan itu.

"Ayah dan Ibu janji ya.. Kalian harus hidup rukun bersama Jee, Jee tak suka Ibu dan Ayah bertengkar," tukas Jee sambil melepas pekukannya.

"Apa kau tak mau mendengar penjelasan ku?" tanya Suho pada Irene "Tidak! Itu hanya akan makin menyakiti ku, aku tak mau mengingat itu lagi," kata Irene.

"Tapi kau harus mendengar agar semuanya jelas, kenapa kau bertidak sebelum mendengar penjelasan?" tanya Suho pada Irene.

"Ohoo! Kalian mulai lagi Ayah dan Ibu sangat nakal!" kata Jee "Biar Jee jelaskan Ayah dan Ibu ini miskomunikasi! Ayo bicara dengan kepala yang dingin!" kata Jee bicara seakan dia adalah orang yang lebih dewasa ketimbang Ayah dan Ibunya.

Mendengar kata-kata lucu itu sontak membuat Irene dan Suho tertawa, seakan lupa dengan segala amarah dalam diri mereka masing-masing.

***

Gimana guys, semoga terhibur ya..

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang