7. Peluk Aku

3.2K 246 18
                                    

"Halo Bos! Kenapa menelpon malam begini?" kata Bobby saat mengangkat telpon dari atasannya itu "Kau di mana?" tanya Suho "Aku sedang bersenang-senang dengan pacarku Bos," jawab Bobby sambil tertawa.

"Cepat siapkan helikopter, aku harus pergi ke pulau sekarang juga," kata Suho "Cepatlah bodoh! Aku sekarat," kata Suho merintih "Harusnya Bos ke rumah sakit," teriak Bobby sambil sibuk memakai pakaiannya "Heis ada apa dengan Bosku tercinta," kata Bobby langsung buru-buru mengambil kunci motornya.

Hanya butuh lima belas menit Bobby tiba di landasan pribadi Suho dan menit selanjutnya Suho datang dengan piama tidur yang di lapisi dengan mantel tebal "Anda baik-baik saja Bos?" tanya Bobby "Cepat saja Bob," kata Suho "Semuanya sudah siap Bos," kata Bobby.

Dengan langkah gontai Suho menaiki helikopter itu, lalu memasang sabuk pengamannya. Jantungnya berdebar tak karuan, perasaannya tak enak, fikirannya berantakan. Bobby hanya bisa menatap ke arah Bosnya yang terlihat sangat gelisah itu.

"Berapa lama lagi Bob?" tanya Suho "Lima menit lagi kita mendarat," kata Bobby. "Yak! Berengsek! Aku menghubungimu dari tadi. Lima menit lagi Bos sampai dengan helikopter, nyalakan lampu sorotnya agar kami bisa mendarat!" teriak Bobby pada salah satu penjaga pulau.

Semua orang di pulau itu panik saat tau Suho datang tengah malam, tak terkecuali Irene, lebih dari yang lain Irene begitu takut dan gugup. Irene segera menutupi gaun tidur mininya dengan kimono panjang, lalu berlari ke pintu depan untuk memastikan semuanya.

Suho turun dari helikopter itu dengan keringat yang membasahi tubuhnya dan segera diikuti oleh Bobby, Bobby berusaha untuk membantu langkah melayang itu agar tak terjungkal ke dapan "Bos apa anda sudah minum obat?" tanya Bobby khawatir karena tau Bosnya itu punya gangguan kecemasan yang sangat parah "Obatku ada di sini," kata Suho dengan suara bergetarnya.

Saat tiba di dalam rumah Suho langsung menarik Irene ke dalam kamar. "Kalian semua bubar!" kata Bobby pada semua penjaga dan pelayan di sana "Boleh siapkan teh hangat?" tanya Bobby pada seorang pelayan "Tentu," jawabnya. "Waa, aku hampir gila karena bekerha seperti robot begini. Untung saja aku menyayangi Bosku tercinta itu," gumam Bobby sambil menatap ke pintu kamar Suho.

***

Suho berjalan menuju satu ruangan yang ada di dalam kamar itu, lalu mengambil satu boto wine dan dua gelas. Irene mulai khawatir saat melihat wajah Suho yang pucat dan penuh keringat itu tapi Irene memilih diam tak berani bertanya.

Suho menungkan wine itu ke dalam gelasnya dan gelas Irene juga. Minuman itu cukup ampuh untuk menenangkan Suho "Rene, peluk aku sekarang," perintah Suho pada Irene. Irene berdiri dari kursinya lalu dengan ragu berjalan ke arah Suho dan perlahan merengkuh tubuh Suho ke dalam pelukannya.

Irene bisa merasakan debar jantung Sugo yang sangat cepat, nafas pria itu juga sangat berat, tubuh Suho juga dipenuhi keringat "Jangan lepaskan Rene," kata Suho dengan nada memohon "Jangan tinggalkan aku," sambungnya.

Berlahan tapi pasti Suho mulai membuka ikatan kimono Irene dan detik selanjutnya kimono itu tanggal dan mendarat di lantai dingin itu. Tubuh seksi Irene terekspos, tubuhnya sangat menggiurkan dalam balutan gaun tidur seksi itu.

Dengan sedikit paksaan Suho berhasil melepas gaun tidur itu. Irene hanya diam tak berani melakukan apa pun, Irene hanya bisa menahan tangisnya saat Suho mulai menjamah tubuhnya. Sentuhan Suho tidak kasar seperti tempo hari.

Saat Irene mulai hanyut dalam sentuhan-sentuhan itu, ritmenya berubah, Suho mulai kasar lagi menghujam tubuhnya dengan gerakan kasar hingga Irene merasa nyeri pada bagian bawah tubuhnya "Jangan pernah kau berfikir untuk meninggalkan aku!" kata Suho sambil terus menatap Irene dengan tajam.

Tangan Suho menyentuh Irene dengan begitu kasar, meremas dengan kasar bahkan sesekali memukul Irene "Sebut namaku! Jangan tahan suaramu!" teriak Suho "Katakan bahwa kau mencintaiku!" sambungnya sambil bergerak dengan begitu brutal hingga tubuh Irene terhempas-hempas kasar.

"Aku mencintaimu," kata Irene sambil menangis "Katakan sambil tersenyum sayang!" kata Suho makin gila bahkan kini tangannya sudah mencekik leher Irene "Katakan dengan tulus!" perintah Suho

"Aaahh!" Irene berteriak saat mendapat pelepasannya, Suho tak memberi ampun masih terus melakukan semua itu dengan kasar "Aku mencintaimu," kata Irene berusaha tersenyum agar selamat dari amukan pria yang berada di atasnya itu.

Tubuh Irene sudah tak berdaya, sudah tidak ada tenanga bahkan hanya untuk membuka matanya. Irene hanya merasa sakit pada sekujur tubuhnya, tapi Suho masih belum berhenti masih meneruskan siksaannya, hingga semua siksaan itu berakhir saat Suho mengeluarkan benihnya di rahim Irene.

Tubuh Suho ambruk di samping Irene dan detik selanjutnya langsung tertidur dan meninggalkan Irene dalam kesengsaraannya. Irene menangis dalam diam, sungguh tak habis fikir pada pria itu, enatah manusia macam apa pria itu "Kau tak pantas disebut sebagai manusia," gumam Irene. Irene menagis sepanjang malam hingga lelah dan akhirnya tertidur.

Saat pagi tiba, Irene bangun dari tidurnya dan bergegas ke kamar mandi dan mendapati tubunya yang mengenaskan, banyak memar dan bekas gigitan di tubuhnya, bahkan tubuh bagian bawahnya terasa begitu nyeri.

Irene mengguyur tubuhnya dengan air dan kaget saat tiba-tiba ada yang megusapkan sabun di bahunya "Pagi," bisik Suho dan membuat Irene kehabisan kata-kata. Suho mulai mengosok sekujur tubuh Irene dengan sabun dan setelah itu mulai melumat bibir Irene lagi dengan penuh nafsu bahkan tangannya sudah bermain di area sensitif Irene.

Irene menatap mata Suho dengan tatap sendunya "Bisakah, kita tidak melakukannya pagi ini?" tanya Irene "Jangan marah, hanya saja tubuhku masih sangat lemas dan sakit," sambung Irene.

Suho memkaikan handuk pada Irene dan pada dirinya, lalu tanpa izin menggendong tubuh Irene dan meletakan tubuh wanita itu di atas ranjang. Suho begitu terkejut saat melihat banyak memar dan lebam di tlubuh Irene bahkan ada bekas cekikan di lebernya.

Suho duduk di samping Irene yang masih terbaring, lalu mengecup satu persatu memar dan lebam di tubuh Irene "Rene, aku sungguh minta maaf untuk semua ini," kata Suho penuh lirih dengan tatapan penuh rasa bersalahnya.

"Tak masalah, aku ini milikmu jadi kau berhak melakukan semua hal sesukamu," kata Irene sambil menahan tangis "Rene, maaf," kata Suho dan Irene hanya tersenyum pilu.

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang