13. Kegilaan Lainnya

2.9K 256 12
                                    

Vote napa sih! Susah bettt dahh. Komen yang banyak guys.

Selamat membaca

***

"Emm," Irene merintih saat Suho mulai menjamah tubuhnya "Tuan," kata Irene sambil mencegat tangan Irene yang ingin melepaskan bajunya "Bagaimana jika Sehun menemukan Tuan di sini," kata Irene merasa khawatir "Memangnya kenapa?" Suho "Aku belum minyapkan jawaban Tuan. Adikku akan merasa sangat kecewa jika dia tau," kata Irene.

"Tapi aku mengiginkanmu," kata Suho mulai mencumbu leher Irene "Sungguh, aku mau Rene," sambungnya "Rene..," kata Suho sedikit kesal karena tak dijawab oleh pujaannya itu "Setelah itu Tuan akan pergikan?" tanya Irene "Kau sangat tak ingin bersamaku?" tanya Suho "Bukan begitu," gumam Irene.

"Ayolah.., aku sudah tidak tahan lagi," kata Suho mulai memaksa untuk membuka pakaian Irene. Irene hanya pasrah menerima setiap sentuhan itu dengan hati cemas dan takut Sehun akan mengetahui semua hal ini.

Kedua orang itu melakukan semuanya dengan semangat, bahkan Irene sudah sudah melupakan rasa cemasnya. Otaknya hanya dipenuhi dengan gairah, berkali-barkali bibir seksinya mengadu nikmat. Keduanya berpelukan erat, menyatu lebih dalam saat benih-benih itu menghambur di rahim Irene "Oohh," lenguh Irene tertahan saat tubuhnya terasa kejang.

"Kau menolak, tapi merintih dengan begitu nikmat," bisik Suho dan sontak saja membuat Irene merasa malu "Tubuh ini seperti candu untukku," kata Suho sambil membelai tubuh Irene.

Irene segera menurunkan bajunya yang disingkap oleh Suho tadi untuk menutupi tubuhnya yang terbuka. Suho menarik tubuh Irene agar masuk lebih dalam ke pelukannya.

 Suho menarik tubuh Irene agar masuk lebih dalam ke pelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Rene..," panggil Suho "Emm?" tanya Irene "Aku tak suka kau memanggilku dengan Tuan," kata Suho "Itu terdengar sangat berjarak," sambung Suho "Jika tak mau memanggilku sayang atau sebagainya, cukup panggil aku dengan namaku," kata Suho "Aku tidak akan nyaman jika begitu," jawab Irene.

"Tuan sudah berjanji akan pergi saat sudah mendapat apa yang Tuan inginkan," kata Irene menagih janji pria itu "Satu kali lagi," kata Suho dan tanpa izin kembali memasukan tangannya ke dalam baju Irene.

***

"Kenapa sangat sebentar! Aku kira Kakak akan lama berada di sini," kata Sehun "Maafkan Kakak, Kakak banyak pekerjaan," kata Irene sambil mengelus lembut pipi Adiknya itu "Jika Kakak dapat libur lagi, kunjungi aku di sini ya," kata Sehun "Iya sayangku..," kata Irene sambil tersenyum.

"Kau jangan hanya bermain, kuliah yang benar," pesan Irene "Jaga kesehatanmu," sambunya sambil memeluk tubuh Adiknya itu "Hati-hati Kak..," kata Sehun sambil melambaikan tangannya saat Irene masuk ke dalam taksi untuk menuju bandara.

***

Suho merangkul pinggang Irene posesif saat berjalan di bandara "Apa Sehun sudah sehat?" tanya Suho "Ya, dia sudah sehat, dia hanya merindukan aku," jawab Irene sambil tertawa.

Keduanya duduk berdampingan di dalam pesawat yang sudah berangkat lima menit yang lalu itu. Mata Irene tertuju pada seorang bayi yang sedang duduk bersama Ibunya di kursi seberang mereka itu.

"Kenapa kau tersenyum?" tanya Suho "Bukankah bayi itu sangat lucu?" tanya Irene pada Suho, Suho tak menjawan hanya diam seribu bahasa "Lucunya..," gumam Irene gemas "Aku tak tau kenapa semua orang senang pada anak-anak. Bukankah anak-anak itu merpotkan!" gumam Suho dengan nada kesal.

Irene hanya diam memperhatikan wajah Suho yang berubah menjadi tak enak "Apa aku berbuat salah?" tanya Irene dalam hati "Mana ada manusia yang tidak suka bayi dan anak-anak," rutuknya lagi.

Cukup lama berada di dalam pesawat membuat Irene merasa mual saat tiba di Korea "Kau mabuk perjalanan?" tanya Suho "Biasanya tidak begini," kata Irene sambil terus mengelus perutnya yang masih saja terasa tak enak.

Rasa mual Irene kian jadi saat di perjalanan menuju Pulau, seperti biasa Suho menggunakan helkoper untuk menuju pulau itu "Hooekk!" Irene segera menutup mututnya, Suho segera melepas jasnya "Ini, gunakan ini untuk muntah," kata Suho memberikan jas itu pada Irene.

Tanpa aba-aba perut Irene kian bergelonjak hingga memuntahkan semua isi perutnya, walaupun yang keluar hanya cairan bening saja karena isi perutnya sudah tak bersisa lagi.

Saat tiba di Pulai Suho menggendong tubuh Irene dan sontak membuat pelayan di sana terkejut saat melihat Irene terlihat sangat pucat "Cepat buatkan teh hangat, atau apa pun. Dia mabuk perjalanan," kata Suho pada pelayannya.

"Kau sudah sangat sering pergi ke tempat yang jauh, kenapa bisa mabuk seperti ini," gumam Suho "Sudah cukup lama perutku sering merasa tak nyaman," kata Irene mengadu sambil memijat keningnya sendiri.

***

Keesokan harinya Irene terbangun dari tidur dan sudah tidak menemukan Suho di sampingnya "Ok, aku kesiangan," rutuknya sendiri. Irene segera membersihkan dirinya dan setelah itu Irene turun karena merasa begitu lapar.

"Nyonya sudah merasa lebih baik?" tanya Sunny pada Irene "Sudah lumayan, tapi masih mual," kata Irene sambil menenggak air putih "Kepalaku juga sangat pusing," sambungnya lalu duduk di meja makan.

"Ini sarapan Nyonya," kata Sunny "Tak ada sereal? Aku mau makan sereal saja," kata Irene "Maaf Nyonya tapi di rumah sedang tidak ada sereal," kata Sunny "Yaahh!" desis Irene kecewa.

Irene memkan sarapannya dengan lesu dan tidak berselera "Coba saja sarapannya pakai sereal pasti akan sangat enak," rutuk Irene dalam hati.

"Apa dia akan marah jika aku minta dibelikan sereal?" tanya Irene sambil menatap nomor telpon Suho "Aku telpon tidak ya," gumamnya ragu tapi sedertik kemudia menkan tombol telpon pada nomor itu.

"Ada apa? Tumben menelpon," kata kata Suho "Jam berapa Tuan pulang?" tanya Irene "Kenapa bertanya, kay rindu?" tanya Suho sambil tertawa "Tidak begitu, boleh mintak tolong?" tanya Irene "Ada apa?" kata Suho "Tolong belikan sereal, stok di sini habis," kata Irene "Baiklah..," jawab Suho lalu memutus sambungan telpon itu.

***

Suho hanya menatap Irene yang menonton TV sambil tertawa dengan suara cukup kencang. "Aaa! Sangat lucu," gumam Irene saat melihat siaran TV itu.

Suho mendekat lalu duduk di samping Irene "Kau makan sereal dengan susu untuk makan malam?" tanya Suho dengan rasa terheran-heran saat melihat isi mangkuk yang di peganh Irene "Mau coba?" tanya Irene "Tidak," jawab Suho.

"Ganti saja cenelnya," kata Suho "Biarkan saja, aku masih mau melihat anak itu," kata Irene "Aa! Anak-anak sangat merepotkan," rutuk Suho "Aku tidak akan pernah menjadi Ayah dari seorang pun!" gumam Suho tanpa sadar dan membuat Irene terkejut.

Pasti ada alasan dari semua tindakannya, termasuk fakta yang kudapat saat ini, aku menemukan satu kegilaan lagi darinya. Dia tak mau menajadi seorang Ayah, dan artinya dia tak ingin punya anak. Terlepas dari semua yang sudah dilakukannya padaku, aku selalu berharap dia bisa menjalankan kehidupan yang mormal.

 Terlepas dari semua yang sudah dilakukannya padaku, aku selalu berharap dia bisa menjalankan kehidupan yang mormal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Gimana ceritanya guys?

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang