3. Penjara?

3.7K 281 8
                                    

Setelah hal gila itu Irene segara membalut dirinya dengan selimut dan meninggalkan pria berengsek itu di atas ranjang. Irene menatap jijik pada tubunya yang memantul di cermin, melihat tanda-tanda merah itu kian membuatnya muak dan marah pada pria itu tapi Irene lebih marah pada dirinya sendiri karena juga ikut hanyut dalam permainan itu.

Irene mengguyur tubuhnya dengan air dingin, menggosok seluruh tubuhnya dengan kasar, berharap semua jejak sentuhan pria itu di tubuhnya segera hilang. Irene mangis histeris meratapi nasibnya yang begitu malang.

"Aku mau mati saja," gumamnya dengan lirih "Semua karena kau! Tidak bukan aku yang harusnya mati tapi kau! Kau harus mati!" Irene bertekad dalam hatinya dengan langkah gontai Irene memkai jubah mandi yang ada di sana.

Irene keluar dari kamar mandi dan melirik ke arah piasau buah yang ada di atas meja dengan langkah goyah dan tubuh gemetar Irene mulai berjalan ke arah Suho yang masih tertidur di atas ranjang sambil membawa piasau di tangannya.

Dengan tatapan penuh amarah Irene mengarahkan pasau itu ke dada Suho, namun Irene goyah saat tiba-tiba Suho membuka matanya dan langsung memgang tangan Irene.

Suho menatap tajam ke dalam mata Irene, Suho melihat berjuta luka di sorot mata itu dan semuanya membuat Suho begitu terluka "Maaf sayang," gumam Suho dalam hati.

Sambil terus menatap Irene, Suho membawa tangan Irene yang masih menggengam pisau itu makin dekat dengan dadanya, Suho mengarahkan piasu itu ke dadanya sendiri. Darah sudah mulai merembas dari tubuh Suho yang robek dan membuat Irene mulai panik karena itu.

"Kau puas?" tanya Suho pada Irene yang menangis "Kau tak bisa membunuhku dengan pisau tumpul seperti itu. Coba lain kali dengan pasau yang lebih tajam," kata Suho lalu beranjak meninggakan Irene.

Suho masuk ke kamar mandi dan mencuci luka yang kucup lebar di bagian dadanya itu. Pisau tadi hanya merobek bagian kulitnya tidak sampai menusuk karena tidak tajam, tapi tetap saja mengeluarkan darah yang banyak.

Suho keluar kamar mandi dan melihat Irene yang manangis tersedu di atas lantai dingin itu, Suho segera membuang mukanya agar tak terpaku pada kesedihan wanita itu. Suho mulai memasangkan perban pada lukanya setelah selesai Suho meninggalkan kamar itu dan Irene yang masih hancur sehancur-hancurnya.

"Maaf Rene, tapi paling tidak aku biaa menahanmu untuk tetap berada di sisiku," batin Suho.

***

Dua bulan sejak di angkatnya Suho sebagai pimpinan The Kimzet, Suho merupakan anak pria satu-satunya di keluarga Kim dia punya dua kakak perempuan yang sudah menika. Semejak Ayahnya sakit-sakitan karena umur yang memang sudah sepuh, Suho lah yang memegang semua tanggung jawab.

Suho sungguh tak percaya akan sebuah ikatan, bahkan dia tak pernah melihat ada cinta di antara Ayah dan Ibunya, Suho tau semua orang tau Ayah dan Ibunya menikah hanya karena bisnis di masa lalu. Begitu pun yang di rasakannya sekarang, semua wanita yang berusaha mendekatinya hanya melihat status dan kekayaannya tanpa peduli bagaimana dia.

Suho terkenal dengan segala keangkuhan dan sikap tegasnya, dia pria pekerja keras dan terkenal dengan semua pesona yang ada pada dirinya.

Suho tak pernah menerima penolakkan sama sekali dalam hidupnya, dari kecil hingga sekarang di sudah terbiasa dengan semua keinginan yang tercapai dan semua perintahnya yang dituruti dan sekarang di malah mendapat penolakan dari Irene.

Beberapa hari yang lalu sebelum pemaksaan Suho terhadap Irene. Suho sudah mengatakan pada Irene bahwa dia menginginkan Irene, tapi Irene dengan segala ketakutannya monolak mentah-mentah permintaan itu dan tentunya sangat melukai hati Suho.

Suho begitu marah saat mendapat penolakan itu dan puncak kemarahannya adalah saat tau bawa Irene sedang berusaha menjalin hubungan dengan seorang pria dan semua itu membuat Suho sudah tak sanggup lagi dan pada akhirnya melakukan hal gila itu.

***

Irene yang masih menangis kaget saat mendengar suara mesin yang cukup kencang, Irene melihat ke arah jendela besar itu dan Irene melihat Suho yang sudah menaiki helikopter dan menit selanjutnya helikopter itu mejauh dari pulau sepi ini.

"Kau meninggakan aku di pulau ini? Ini penjaramu untukku?" hati Irene bertanya dan tentu saja tidak mendapat jawaban apa pun

Irene berlari ke luar kamar itu dan kaget saat meliahat banyak orang di rumah itu "Nyonya..," sapa mereka semua sambil menundudukan badan "Bawa aku pergi dari sini, aku mohon," kata Irene pada semua orang itu tapi semua orang itu tak mejawab hanya diam sambil menunduk.

"Kenapa kalian hanya diam, aku mohon jawab aku!. Tolong bawa aku pergu, tolong aku mohon," kata Irene sambil menggenggam tangan seorang dari mereka.

"Jika Nyonya pergi, makan kami semua akan mati," liris seorang wanita pada Irene dan membuat Irene terdiam dan mulai menangis kencang.

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang