[Renjun]
Renjun
Rahayu
Hari ini les, 'kan?
Kamu tadi pulang dulu?Rahayu
Iya JunRenjun
Dianterin Bu Irene?Rahayu
Enggak
Kalo pulang dulu, berangkat-pulang lesnya jadi sendiriRenjun
Oke
Aku anterin, gimana?Rahayu
Kamu enggak les?Renjun
Aku lesnya hari Rabu Kamis
Satu lagi randomRahayu
Ya berarti hari ini lesRenjun
Masuknya masih lamaRahayu
Ya udah terserah
Rahayu memasukkan ponsel sambil menuruni tangga, ia melihat ayahnya tengah melepaskan dasi di sofa. Senyumannya terbit begitu melihat Rahayu sudah rapi untuk pergi les.
"Mau berangkat sekarang?" tanyanya.
"Iya. Papa baru pulang?" tanya Rahayu berdiri di sampingnya.
"Ada sepuluh menitan." Rahayu mengangguk, menoleh ke dapur ketika mendengar suara-suara dari sana. Irene seperti biasa menyiapkan makanan untuk Suho, mungkin juga sekalian menyiapkan air untuknya mandi. "Mau dianter?"
"Enggah usah, Pa. Aku berangkat sendiri aja."
"Ya udah, nih ongkosnya." Suho memberikan uang, Rahayu menerimanya tanpa banyak bicara sambil pamitan.
"Pergi dulu."
Rahayu beberapa kali menengok ke belakang setelah keluar dari rumah, memastikan kalau Suho tak seperhatian itu dan mengantar sampai pagar. Berangkat bersama orang lain tanpa bilang pada orang tuanya adalah hal yang belum pernah Rahayu lakukan, ia sedikit khawatir karenanya. Apalagi yang menjemputnya adalah Renjun. Orang yang sedang 'dekat' dengannya.
Begitu sampai di belokan, ia terlonjak saat Renjun membunyikan klakson dan menunjukkan ekspresi terkejut ketika Rahayu berhenti berjalan sambil mengelus dada.
"Kamu kenapa?" tanya Renjun menghentikan motor selagi Rahayu menghampirinya.
"Enggak apa-apa. Yuk, berangkat sekarang aja!" Renjun mengangguk ragu sambil menyerahkan helm, memutar motor dan memastikan gadis itu sudah duduk di belakangnya. "Ayo!"
"Buru-buru banget?" tanya Renjun heran.
"Iya." Renjun mengangguk, menarik gas dan mengabaikan sikap aneh Rahayu tadi. Mereka tak sadar bahwa Irene melihat keduanya dari pagar rumah dengan ekspresi datar.
***
Belajar hari ini berjalan lancar, Rahayu keluar dari tempat les sambil mengecek ponselnya. Sebenarnya dia merasa tak perlu melakukan itu, mengingat Rahayu tak pernah benar-benar bertukar pesan dengan seseorang. Paling juga Yeji, itupun akhir-akhir ini tidak terlalu sering karena dia disibukkan latihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's All Fine
FanfictionMenjadi pintar tidak selalu berarti anugerah. Mendapatkan atau bertahan di posisi teratas adalah kompetisi yang cukup mengerikan. Setidaknya itu yang Rahayu-si ranking dua pikirkan ketika bertemu dengan Renjun-si ranking pertama di sekolah.