27. Sebuah Peringatan

131 31 18
                                    

Rahayu membawa buku paket Bahasa Inggris dari perpustakaan sambil melamun, tidak seperti biasanya. Aura tak acuh, dingin dan misterius yang selalu keluar darinya menghilang untuk sekarang. Menyadari itu, ia memilih berjalan di pinggir lorong agar tak menubruk orang-orang.

Apa yang membuatnya demikian?

Karena peringatan Irene setelah ia diantar pulang oleh Renjun.







"Kamu yakin belajar sama Renjun?"

"..."

"Mama harap ini rencana kamu buat cari kelemahan dia. Dengan begitu, kamu bisa rebut posisi anak itu di kelulusan nanti."









Rahayu mendesah sambil memeluk buku paketnya dengan erat, bagaimana bisa dia memanfaatkan kedekatan mereka untuk hal yang buruk? Mencari kelemahan katanya? Rahayu bahkan tak sempat kepikiran itu ketika dekat dengan Renjun.

Kalau mencari tahu bagaimana cara dia belajar memang pernah, tapi sebenarnya Renjun belajar seperti siswa kebanyakan. Tidak ada trik khusus yang membuatnya menjadi pintar.

"HEI!" Rahayu terlonjak sampai mundur beberapa langkah, untunglah dia tak jatuh karena seseorang menahannya dari belakang.

"Haechan ngotak anjir!" sewot Renjun melepaskan pegangannya di kedua bahu Rahayu. "Enggak apa-apa?"

"Lo punya masalah apa, sih?" desis Rahayu tak menjawab pertanyaan Renjun, dia menyenggol Haechan cukup kasar dan melanjutkan langkahnya. Haechan menatap Renjun tentu kaget akan reaksi gadis tersebut.

"Dia PMS?"

"Udah beres, emang lonya aja yang ngeselin," jawab Renjun menyusul Rahayu. Tapi dia berhenti begitu Yeji mendahuluinya sambil memekik senang, ia bahkan memeluk gadis tersebut di lorong kelas.

"Ayuuu!! Grup gue lolos audisi!! Nanti gue bisa tampil dipanggung PENSI!!" Rahayu sebenarnya tak mood menanggapi Yeji, tapi senyumnya tetap ia tunjukkan sambil membalas pelukan.

"Syukurlah, bakal makin sibuk dong sama latihan? Yang rajin dan tunjukkan penampilan paling maksimal, gue janji bakal nonton paling depan buat ngasih lo dukungan." Rahayu menjauh sedikit dan mengusap rambut Yeji lembut. "Semangat, ya. Jangan lupa banyak minum vitamin biar kesehatan lo enggak keganggu, bentar lagi kita juga mau ujian."

Yeji mengangguk lucu, menerima saja akan cubitan Rahayu di pipinya. Jeno dibuat mengerjap, interaksi yang sebentar itu bukankah tampak menggemaskan? Sepertinya ketiga temannya yang lain juga setuju, buktinya mereka saling melemparkan tatapan dan membicarakannya lewat gerak mata.

Oh? Ternyata Rahayu bisa sweet begitu dan Yeji bisa semanja itu?

Renjun mengorek ingatan, sepertinya dia setuju dengan yang Jaemin katakan. Bahwa ada cerita dibalik pertemanan antara Rahayu dan Yeji.


"Gue masuk dulu," ucap Rahayu membuat Yeji mengendurkan senyum. Dia mengerutkan kening, ada yang berbeda dari teman sebangkunya hari ini.

It's All FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang