40. Bu Seohyun

111 27 9
                                    

Selesai ujian praktek, siswa-siswa kelas tiga tetap pergi ke sekolah untuk pemantapan. Pun beberapa dari mereka sibuk memperbaiki nilai atau mengerjakan tugas yang belum dikumpulkan.

Jadwal Rahayu semakin padat saja, jam belajarnya bertambah untuk menaikkan atau minimal mempertahankan nilainya nanti. Meski lelah dengan rutinitas yang membosankan itu, Yeji menemaninya, tak jarang mereka belajar bersama demi mencapai hasil yang maksimal. Sekali-kali Jaemin juga ikut, namun tidak dengan; Renjun, Jeno serta Haechan karena mereka beda kelas dan pastinya memiliki kesibukan yang berbeda.


Hari ini, hari ketiga Rahayu masuk sekolah. Ia mendapat panggilan dari Seohyun—guru BK kelas satu secara tiba-tiba setelah ia memutuskan untuk istirahat sejenak dari buku-buku tes. Rahayu dimintai datang ke tempat yang membuatnya serta Yeji kebingungan, mereka bahkan ragu bahwa gadis itu benar-benar dipanggil oleh Seohyun.

"Cek aja dulu, mau gue temenin?" tawar Yeji membuka bungkus permen dan mengemutnya dengan gurat kelelahan di wajah.

"Enggak usah, lo istirahat aja. Gue turun dulu, ya?" Yeji mengangguk lemas kemudian terlelap di kursinya. Rahayu ke luar setelah menepuk pucuk kepala temannya dan mendapati Renjun baru naik ke lantai dua, dia tersenyum tanpa sebab namun melenggang begitu saja masuk ke kelas 3-A.

Tanpa mau peduli, tungkainya membawa gadis itu pergi ke depan lab Kimia.


Seohyun tersenyum ramah begitu Rahayu duduk di sampingnya ketika jam ibadah tiba, kebetulan dia dan wanita tersebut sedang datang bulan jadi keduanya tidak tergesa. Sebenarnya Rahayu juga bingung kenapa tiba-tiba Seohyun memanggilnya, mana bertemu di tempat yang tak terduga. Namun ketika nama Renjun terucap, ia tahu bahwa laki-laki itu adalah dalangnya.

Pantesan senyam-senyum.


"Ibu denger kamu belum nentuin mau kuliah di mana," ujarnya setelah menyapa.

"Emm... masih belum pasti aja, Bu." Rahayu mengedarkan pandangan untuk memastikan, takutnya Irene memergoki mereka dan bertanya apa yang sedang keduanya lakukan. Dia tak mau repot mencari alasan—apalagi sampai berbohong untuk menutupinya.

"Kamu tenang aja, Bu Irene lagi di ruang guru." Gadis itu menoleh heran, bahkan sedikit bergidik saat guru itu mampu menebak isi pikirannya.

"Kenapa sama Mama?"

"Ibu bukannya enggak tahu apa yang terjadi sama kalian, lagipula kami kerja di ruangan yang sama selama bertahun-tahun. Tapi itu enggak penting, kamu dipanggil ke sini bukan untuk membicarakan hubungan kalian," jelas Seohyun meneguk air mineral dari botolnya sebentar kemudian berdeham, "Ibu cuma mau bantu soal kuliah kamu."

Rahayu membuang napas pelan, mulai memainkan jari-jarinya ragu melihat niat Seohyun yang kentara ingin dia bercerita. Lagipula keputusannya sudah bulat, Rahayu akan mengambil salah satu pilihan yang Irene tawarkan. Jadi gadis itu tak merasa perlu untuk berkonsultasi lagi pada sesuatu yang sudah jelas.

Namun bagaimana caranya ia melarikan diri? Harus dengan alasan apa dia pergi dari sana? Rahayu tak yakin dia bisa kabur dengan mudah.


"Soal itu..."

"Menyembunyikan sesuatu tidak selalu baik Rahayu," ucap Seohyun menarik perhatian sang empu yang mencoba 'bungkam' di tempatnya, "kadang perlu terbuka untuk menyelesaikan masalah. Kamu enggak bisa menghadapi semua persoalan sendirian, hal itu enggak membuat kamu kelihatan keren. Kamu hanya menyiksa diri seiring berjalannya waktu."

Seohyun membawa tangan Rahayu ke pangkuan, ia usap dengan gerakan yang seirama selagi matanya tak juga beralih ke objek lain selain daripada gadis di sampingnya.

It's All FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang