Prakata

12.3K 721 36
                                    

Halo, semua!

Kenalin, aku Manda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kenalin, aku Manda. Selama ini, aku jadi penggemar berat genre teenlit/teenfiction. Entahlah, mungkin karena masa SMA-ku agak berbeda dari kebanyakan orang (I went to an all girls boarding school, tapi bukan pesantren hihi), jadinya aku penasaran banget dengan dunia SMA yang kata orang gudangnya cerita gokil, kenakalan remaja, dan cinta monyet.

Akhirnya, aku memberanikan diri menyusun ceritaku sendiri. Aku berusaha memahami dua tokohku: Thalia dan Alvin, sebaik mungkin. Cukup mudah menggambarkan Thalia. 70% value yang dia pegang dan tingkahnya adalah aku di dunia nyata. Namun, Alvin sangat menantang berhubung aku nggak punya banyak teman cowok, jadi aku super bingung dengan karakterisasi makhluk berjenis lelaki :( But anyways, I'm trying to gather stories from my friends, my parents, and many pop culture products, so that I can have a decent depiction on what is like to be a male teenager in today's world.

Ada beberapa hal yang aku suka banget dari sebuah cerita fiksi remaja.

1. Nggak ada karakter yang 'sempurna'. Everybody has flaws.
2. Nggak ada karakter yang punya 'satu dimensi' aja. Maksudnya, penjabaran seperti "anak nakal", bukan berarti si tokoh nggak pernah takut akan konsekuensi dari perbuatannya. "Anak rajin" bukan berarti si tokoh nggak pernah malas.
3. Karakter punya suara masing-masing. Misalnya gini. Ada tiga tokoh yang sedang bercakap. Meskipun enggak ada penjelasan siapa ngomong apa, pembaca tahu si A si B si C ngomong bagian mana. That is because each of them has a distinct voice.
4. Kalau latarnya di sekolah, kegiatan akademik menjadi sesuatu yang memajukan plot. Bukan sekadar "tempelan" aja kalau si cewek ini anak pinter dan si cowok anak badung yang sering dipanggil BK.
5. Menyelipkan social commentary  dan philosophical thoughts. Nggak harus yang berat-berat banget, tapi jangan teramat 'dangkal' juga. Setelah membaca cerita, aku ingin banget dapat ilmu baru dari sana. Bahkan aku nggak harus setuju sama pemikiran atau opininya, cukup melebarkan cakrawala pengetahuan kalau there exists this type of people with this particular way of thinking in this world.
6. Karakter mengalami pertumbuhan sepanjang cerita. Si A di akhir cerita, beda dengan dia di awal, for better or worse, depends on the character arc.
7. Little bit of romance. Sorry, no definitive reason. I am just a sucker for romance so a teenfic without the taste of it is just bland for me hehe.

Kenapa aku menuliskan daftar di atas? Well, aku berharap ketika cerita ini tuntas, aku akan balik lagi ke halaman prakata sambil berpikir apakah ceritaku yang aku buat sendiri, akan menyenangkan aku sebagai pembaca!


Baiklah, silakan mulai selami kehidupan SMA Thalia dan Alvin 😊


P.S. Aku sangat mengapresiasi setiap komentar, kritik dan saran dari teman-teman pembaca. Just message me if you wanna be friends. Aku ga gigit 😘.

 Aku ga gigit 😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Andaikan Saja KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang